PLEASE DON'T BE SILENT READERS
SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW DULU YA TEMAN-TEMAN BIAR BISA BACA PART YANG KAU PRIVATE💗
#7 In Cerita baru (17-10-2018)
Akhirnya gue nemuin kemustahilan didalam hidup gue.
-Kevin Erlangga, CEO of 800 mantan.
Ditulis di ta...
Kini rasa pun telah menunjukkan, betapa kuatnya sebuah perasaan, namun entah mengapa pijakan ini seperti menggantung diudara, bisakah, disatukan dengan sebuah ungkapan sayang? - satu langkah menuju kebahagiaan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
<Ga ada stok foto epribadehh>
Kevin memejamkan matanya tenang, berusaha menikmati setiap inci udara yang masuk ke dalam pori-poriya. Akhirnya setelah dua jam lamanya, ia dapat terlepas dari banyaknya perempuan mantannya, yang berebut ingin sekedar berfoto ria, bahkan memberikan hadiah ucapan selamat, walau ia kalah. Ia seperti sedang berada di acara kelulusan yang dibawakan banyak bucket bunga oleh para mantannya, ia tidak bisa membayangkan hal itu, jika ia benar-benar sedang berada di acara kelulusan.
Kevin memutuskan melepas semua kepenatan tersebut, dengan menghirup udara segar sebanyak-banyaknya di rofftop sekolahnya, beruntungnya dirinya, langit sedang sedikit mendung, jadi siang hari yang seharusnya terik, kini tidak terlalu membakar habis kulitnya.
Duduk sendirian di rooftop sekolahnya, terkadang adalah hal yang paling baik. Tempat dimana ia dapat mencurahkan segala yang berada dihatinya maupun dipikirannya, menjadikan tempat ini sebagai tempat kesukaannya, mengingat siapa yang pernah berada disisinya saat itu, Kesya.
Kevin mendengus, mengingat Kesya, membuat Kevin merasa sedikit sesak, rasanya ia sama sekali tidak bisa menerima hal yang ia lihat tadi, Kesya sudah sangat akrab dengan Kelvin, bagaimana jika nantinya Kesya jatuh hati kepada Kelvin? Bukan Kevin. Sekilas, dua nama tersebut memang terlihat sama, namun mereka adalah dua orang yang memiliki kepribadian yang sangat berbeda.
"Kevin?" Kevin tersentak, ketika dengan jelas ada seseorang yang memanggilnya dari arah belakang punggungnya. Ia enggan berbalik, karena ia sangat hafal, siapa yang kini berada dibelakangnya.
Kesya tersenyum kikuk, Kevin tidak merespon panggilannya, sepertinya apa yang Kesya duga, benar adanya, bahwa Kevin kini sedang marah kepadanya. Kesya mendekat, kemudian ia duduk disamping Kevin, menyilangkan kedua kakinya, dan menumpu dagunya menggunakan tangannya, ia menatap Kevin lekat-lekat.
"Kamu enggak pulang?" tanya Kesya. Kevin hanya acuh saja, ia masih memandang lurus kedepan, tanpa mempedulikan Kesya yang tengah menatapnya.
Kesya kembali tersenyum. "Sebentar lagi hujan" ucapnya lagi. Kevin masih tetap memasang tampang acuhnya, Kesya harus tau, bahwa kini Kevin tengah marah kepadanya.
Kini Kesya terkekeh, melihat Kevin yang marah seperti itu, membuat Kesya tambah ingin menjailinya. Kesya menggenggam tangan Kevin, membawa tangan Kevin kedalam genggamannya. Kevin tersentak, kemudian ia menatap Kesya tidak percaya. Kesya tersenyum jahil kearah Kevin. "Akhirnya mau nengok juga" kekeh Kesya. Mendengar hal tersebut, cepat-cepat Kevin kembali membuang muka, enggan menatap Keysa.
"Gak enak banget jadi yang ke dua" gumam Kevin kesal. Enggan melihat Kesya.
Kesya hanya mengangguk mengerti atas sikap dingin Kevin, ini pasti ada hubungannya dengan Kelvin. "Kamu terlalu sibuk dengan banyak perempuan, sampai aku enggak dapet celah" balas Kesya.