Bagian 42

267 20 0
                                    

Lihat Kesya senyum gini, jadi adem gak tuh, jadi gimana, udah siap buat lanjut baca? 💛🐣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lihat Kesya senyum gini, jadi adem gak tuh, jadi gimana, udah siap buat lanjut baca? 💛🐣

🐊🐊🐊

Karin memperhatikan setiap pergerakan yang dilakukan oleh satu-satunya orang yang masih berada didalam kelas bersamanya. Aldo terlihat sangat sibuk dengan posisinya, berbaring diatas meja dengan tas yang ia jadikan bantalan, mulutnya terus saja mengumpat ketika ia kalah didalam game yang tengah ia mainkan.

Karin kembali fokus dengan rekapan absen yang berada dihadapannya, berusaha untuk menghiraukan Aldo yang asik dengan sendirinya.

Sebenarnya, didalam hati kecil Karin, ia sedikit merasa tidak enak dengan Aldo, bukan apa-apa, namun hutang janji tersebut tidak bisa dilupakan begitu saja. Janji tetaplah janji, ia tidak akan merasa tenang sampai dirinya meninggal ketika ia masih memiliki hutang janji tersebut kepada Aldo.

Aldo bangkit dari posisinya, kemudian ia dengan cepat mengambil tas miliknya, bergegas meninggalkan kelas. Hal tersebut langsung membuat Karin kembali fokus dengan rekapan absennya. Namun entah dorongan darimana, Karin segera membereskan perlengkapan tulisnya, dan berniat untuk mengikuti kemana perginya Aldo.

Aldo berjalan dengan santai disepanjang koridor kelas, diikuti oleh Karin yang terlihat masih sibuk dengan alat tulisnya yang belum masuk kedalam tas dengan sempurna.

"Duh, kenapa jadi susah banget buat dimasukkin" umpatnya ketika ia terus berusaha memasukkan buku absen beserta alat tulisnya kedalam tas, disela-sela langkahnya mengikuti Aldo.

Setelah akhirnya perlengkapan tersebut masuk dengan sempurna, Karin kembali fokus dengan objek yang ia ikuti. Namun Karin langsung menghentikan langkahnya, ketika ia kehilangan jejak Aldo.

"Lah? Kok hilang? Kemana sih dia? Cepet banget jalannya!" geram Karin sambil terus mendongakkan wajahnya, berusaha untuk melihat sekelilingnya.

Karin menghela nafas pasrah. "Yah, gagal deh gue ngikutin dia"

"Ngikutin siapa lo?" Karin hampir saja terjungkal dengan kehadiran Aldo yang secara tiba-tiba dari arah belakang tubuhnya.

Buru-buru Karin menampilkan senyum meyakinkannya, dan berusaha berpikir keras untuk menemukan jawaban yang pas, ia juga memasang tampang seolah-olah biasa saja, jangan sampai ia terlihat seperti buronan yang baru saja tertangkap basah.

"Gue..ngikutin.. kucing oren yang gue lihat dari kelas tadi, tapi udah hilang" kekeh Karin, beharap Aldo akan mempercayainya.

Aldo menampilkan wajah smriknya yang membuat Karin meneguk salivanya berat, sepertinya Aldo tidak terlalu bodoh untuk ia bohongi.

PLAYBOY (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang