"Maaf, kalau gue ganggu ketenangan lo"
-KevinErlangga-🐊🐊🐊
Kesya mempercepat langkahnya ketika ia menyadari sesuatu yang mengganjal hari ini, ia mengetahui bahwa Kevin daritadi mengikuti langkahnya ketika Kesya keluar dari kelas sampai didepan gerbang sekolah.
Langkah Kevin terhenti, ketika melihat Kesya berhenti dan membalikan tubuhnya yang kini menghadap pada Kevin.
Tatapan Kesya menyorot tajam pada kedua mata coklat milik Kevin, tatapan yang dingin dan sendu, tatapan khas seorang Kesya yang sama sekali tidak pernah menampilkan kilatan cahaya pada mata indah Kesya.
Seperti orang bodoh, Kevin hanya bisa nyegir tidak jelas, memperlihatkan dereran gigi putihnya dan menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal
"Em Sya, pulang bareng gue ya?" ucap Kevin mendekat kearah Kesya, Kesya mundur satu langkah menjauhkan dirinya dari tubuh Kevin, kini tatapan Kesya berubah menjadi sinis, ia menunjukan tatapan tidak suka yang ia tunjukkan kepada Kevin.
"Stop!" Kevin sempat terkejut dengan suara pelan yang dilontarkan Kesya namun menusuk dan terdengar sangat dingin.
"Stop apa Sya?"
"Stop ganggu aku!"
Kevin mematung ditempatnya, suara dingin milik Kesya berhasil membuat hawa disekitarnya berubah 180 derajat."Maksud lo?" Kesya nampak menghembuskan nafas gusar, ia mengalihkan pandangannya kearah lain, ia enggan menatap mata Kevin, yang entah mengapa dapat membuat hati Kesya berdesir tak karuan ketika Kesya menatap mata coklat itu.
"Maaf"
Hanya satu kata yang dilontarkan oleh Kevin, ia menyadari sesuatu bahwa gadis didepannya sangat berbeda, Kesya menyuruh Kevin menjauh darinya, dan itu artinya, Kevin membuat hidup Kesya tidak tenang, dan Kevin menyadari itu.
"Maaf, kalau gue ganggu ketenangan lo" Kesya memejamkan matanya, hatinya sedikit sakit mendengar perkataan Kevin, jujur Kesya sangat risih, hidup Kesya tidak tenang, ketika Kevin selalu berada disampingnya, namun itu semua ada alasannya, Kesya tidak ingin menjadi siswa yang banyak dikenal.
Dengan kehadiran Kevin yang memaksa masuk dalam kehidupannya, membuat banyak tatapan sinis yang setiap harinya diterima oleh Kesya, walau tatapan-tatapan itu menatapnya secara diam-diam, Kesya cukup peka akan semua itu. Dan kali ini sudah cukup, dengan menyuruh Kevin berhenti itu akan membuat hidup Kesya menjadi seperti semula.
Tanpa merespon perkataan Kevin, Kesya memilih berbalik dan pergi meninggalkan Kevin yang masih diam membeku ditempatnya, tak percaya dengan keadaan yang seperti ini, diacuhkan oleh seorang gadis?.
Kevin menatap kepergian Kesya dengan hati yang bercampur aduk, punggung Kesya yang tidak tegap, dikarenakan ia berjalan dengan menundukan kepalanya, dan juga langkah Kesya yang sangat gontai, dan tak jarang Kesya hampir terjatuh ketika kaki putih milik Kesya tersandung oleh batu batu yang berada disekitarnya.
Apakah dia sakit? atau apa? kini Kevin diam membisu, merangakai kembali peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi, dari tatapan Kesya yang tak secerah tatapan orang biasanya, dari sikap Kesya yang mendadak dingin, dan dari kata "Stop" yang dikatakan Kesya tadi, membuat Kevin mendengus pelan.
Berhenti. Hanya satu kata itu yang terlintas dipikiran Kevin, sesuai dengan keinginan Kesya, Kevin akan berhenti sampai disini.
Biarlah misi itu terjeda beberapa waktu kedepan, yang terpenting Kevin tidak akan mengganggu Kesya Lagi.
***
Kesya terduduk lemas disebuah halte bus yang sering ia kunjungi, kali ini halte tersebut terbilang cukup ramai, dikarenakan jam-jam seperti ini adalah jam-jam para siswa pulang sekolah dan jamnya para pekerja kantoran makan siang.
Kesya duduk pada bangku yang berada dihalte tersebut. Pikirannya masih tertuju pada perlakuannya terhadap Kevin, jujur Kesya bukanlah perempuan dingin dengan nada acuh tak acuhnya, Kesya adalah perempuan ramah dan murah senyum, namun itu dulu.
Semenjak sesuatu yang menimpa kehidupannya membuat kehidupan Kesya bertolak 360 derajat, semua berubah begitu saja. Sampai sekarang, Kesya belum mengetahui penyebab semua ini terjadi, ia belum mengetahui sebuah kebenaran besar yang berada dibalik punggung ayahnya.
Sampai sebuah tepukan pelan dibahunya menyadarkan lamunan Kesya, Kesya mendongak dan mendapatkan wajah laki-laki yang asing baginya, laki-laki yang sepertinya sebaya dengannya dilihat dari seragam SMA yang ia kenakan, namun berbeda dengan seragam yang Kesya kenakan.
Laki laki itu tersenyum kearah Kesya, seperti biasa, entah mengapa Kesya sangat sulit untuk menarik kedua ujung bibirnya untuk membalas senyuman itu, ia memilih menunduk dan menyembunyikan wajahnya dengan rambut panjang Kesya sebagai penutupnya.
"Busnya sudah dateng, gak naik?"
Kesya kembali mendongakan kepalanya ketika suara berat milik laki-laki itu tertuju padanya."Naik" satu kata itu cukup membuat laki-laki itu bernafas lega, ia sempat mengira bahwa Kesya bisu, namun dugaanya salah, setelah mendengar suara Kesya tadi membuat laki-laki itu kembali tersenyum kepada Kesya, walaupun Kesya sama sekali tidak membalas senyuman itu.
Kesya bangkit dari duduknya, dan segera naik kedalam bis yang terbilang cukup ramai.
Kesya mendesah pelan, ketika semua bangku terisi penuh oleh manusia-manusia yang tampak kelelahan sama seperti dirinya, alhasil hanya dirinya saja yang harus menahan rasa lelahnya dengan berdiri dan memegang erat pegangan yang telah disediakan.
"Sabar ya, gue temenin kok"
Kesya sempat terkejut dengan kehadiran laki-laki itu lagi, yang kini berada tepat dibelakangnya, dengan posisi sama seperti dirinya. Alhasil hanya mereka berdua yang tidak beruntung mendapatkan bangku kosong didalam bus tersebut.Kesya tidak merespon ucapan laki-laki itu, ia tidak mengangguk, tidak juga menggeleng, ia seperti patung bernafas jika seperti ini.
Laki-laki itu hanya terkekeh dibalik punggu Kesya, melihat tinggkah Kesya yang agak aneh dimatanya namun unik, itulah deskripsi sesaat yang ada dibenak laki-laki itu.
"Gue Kelvin" laki-laki itu mengulurkan tangannya kepada Kesya berharap akan diterima dengan baik oleh Kesya. Kesya diam sesaat, ia hanya menatap tangan milik Kelvin yang terulur tertuju padanya. Dengan sekali hembusan nafas, Kesya menerima uluran tangan Kelvin
"Kesya" ucapnya, setelah itu mereka kembali pada situasi semula, hanya berdiri tanpa mengeluarkan suara lagi, Kesya hanya menatap jalanan didepan yang sudah mendekati rumahnya, entah mengapa saat inilah yang Kesya takuti, pulang kerumahnya dan disambut oleh ayah tercinta.
Bus yang ditumpangi Kesya berhenti didepan sebuah perumahan elite.
Kesya menghembusmkan nafas berat ketika ia hendak turun dari anggutan umum tersebut, terasa berat ketika ia harus menghadapi hal ini lagi.Kelvin yang sedari tadi memperhatikan setiap gerak-gerik Kesya merasa agak heran, Kesya selalu menunduk, dan menghembuskan nafasnya berkali-kali, seakan-akan ia memiliki beban yang amat berat didalam kehidupannya.
Bahkan sampai Kesya turun dari bus, mata milik Kelvin sama sekali tidak lepas dari posisi Kesya saat ini, Kesya berjalan memasuki perumahan tersebut, punggung Kesya terlihat lemas dimata Kelvin, bahkan gerak jalan Kesya yang cukup lambat, seakan-akan ia enggan untuk cepat sampai tujuan.
Dan setelah Bis yang Kelvin tumpangi berjalan kembali, barulah sosok Kesya menghilang dari pandangan Kelvin
"Cewek aneh" gumamnya.
***
Hayoo deng, up ny lama ya? huhu maap2 ga sempet ngetik ngehehheehe.
Jan bosen bosen lo yaa
Ada tokoh valuuuuu, say hay buat kelvinnnnnn
jadi gimana tetep lanjut ga? :)HAPPY NEW YEAR YAA BUAT KALIAN❤
Jadi ada yang mau disampaiin sama karakter baru kita? KELVIN EKEK BEDA SATU HURUF AJA NIH ZAMA SI BUAYA KEVIN.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOY (ON GOING)
Novela JuvenilPLEASE DON'T BE SILENT READERS SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW DULU YA TEMAN-TEMAN BIAR BISA BACA PART YANG KAU PRIVATE💗 #7 In Cerita baru (17-10-2018) Akhirnya gue nemuin kemustahilan didalam hidup gue. -Kevin Erlangga, CEO of 800 mantan. Ditulis di ta...