Bagian 31

354 19 1
                                        

Ma brain : Cukup tau tanam dalam diri, tak usah kau dekati ku lagi, ku tak mau lagi ku tak mau lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ma brain : Cukup tau tanam dalam diri, tak usah kau dekati ku lagi, ku tak mau lagi ku tak mau lagi.. - Fisika.

"Lo bener-bener udah gila Vin!" umpat Adit sambil melemparkan beberapa bantal yang berada disekitarnya ke arah Kevin. Dika pun sama tidak habis pikirnya dengan Kevin saat ini. "Lo kayaknya emang gak punya kegiatan lain, selain membuat misi dan perjanjian gila" timpal Dika kearah Kevin. Kevin yang terus-terusan dinasehati oleh sahabatnya hanya bisa mengangguk pasrah, membiarkan kedua sahabatnya memarahi dirinya.

Kevin memang sudah menceritakan semuanya, tentang perjanjian antara dirinya dan Kelvin, memang jika dipikir-pikir itu tidak ada keuntungannya bagi Kevin, namun entah mengapa, ia sangat ingin membuktikan bahwa dirinya lebih hebat dari Kelvin, dan tentunya dirinyalah yang lebih pantas untuk berada didekat Kesya.

Kevin menghela nafas gusar, berusaha menenangkan kedua sahabatnya yang sedang mengamuk didalam kamarnya. "Gue buat perjanjian itu, ya emang gue mau buktiin kalau gue itu lebih hebat dari dia!" bela Kevin kepada dirinya sendiri. Adit yang sudah sangat geram dengan keputusan Kevin hanya bisa pasrah saja dengan apa yang mungkin akan terjadi nantinya. "Gak ada untungnya buat lo Vin, yang ada kalau lo kalah, lo bakal malu-maluin diri lo sendiri, beda cerita kalau misi dari bokap lo, itu emang misi gila sih, tapi itu masih menguntungkan buat lo! Lah ini? Susah iya, malu iya, terlihat hebat, enggak!" geram Adit kepada Kevin.

"Kok lo malah ngatain gue? Kasih semangat dong, gue semangat banget ini!" balas Kevin sambil meregangkan otot-ototnya, memberikan energi yang besar kepada tubuhnya, semangat 45!

Dika menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kemudian ia bangkit dari rebahan di kasur Kevin dan mendekat kearah kursi belajar Kevin yang tengah Kevin duduki, ia menepuk pundak Kevin pelan. "Semangat sih harus ya Vin, cuma battle lo ini itu soal otak, fisika Vin, fisika! Bukan mau tanding judo! Kalau lo mau tanding mending lo tanding baca puisi aja, itu lebih cocok buat lo ketimbang tanding tes fisika, bisa-bisa lo mati secara halus" timpal Dika lagi.

Kevin yang memang sudah bad mood karena kedua temannya ini, hanya bisa berdeham, kemudian ia menangkupkan dagunya diatas meja, berusaha merenung apa yang akan terjadi jika ia meneruskan perjanjian yang ia buat sendiri.

Di dalam bayangannya..
Ia duduk di depan meja berisikan tombol merah dan beberapa alat tulis yang akan ia gunakan untuk menjawab tes fisika, sedangkan disampingnya terlihat wajah Kelvin yang sangat tenang dan percaya diri. Kelvin yakin dirinyalah yang akan menang. Sedangkan pada bangku penonton ada Kesya yang tengah tersenyum kepadanya memberikan semangat kepadanya.. dan Kelvin. Peluit berbunyi, tes dimulai dengan juri yang memberikan pertanyaannya, soal demi soal telah berlalu, dan ia sama sekali tidak bisa menjawab satu soal pun itu, sedangkan poin Kelvin telah jauh diatasnya. Ia mulai gugup, ia melirik Kesya yang terlihat kecewa kepada dirinya, Kesya marah, ia sekarang malah memberi semangat kepada Kelvin. Sampai pluit berbunyi pertanda pertandingan sudah selesai, ia kalah, semua orang mengejeknya dan melemparkan beberapa kertas yang tergulung, banyak umpatan-umpatan yang ia terima, kata mereka 'Makanya jangan sok hebat, malu kan lo sekarang, uuu' Dan banyak lagi umpatan yang diberikan kepadanya. Sampai matanya tertuju kepada Kesya yang memeluk Kelvin bangga, Kesya terlihat sangat senang dengan kemenangan Kelvin, ia berkata 'Kamu hebat Vin! Kamu memang yang paling hebat' ucap Kesya kepada Kelvin dengan bangga.

PLAYBOY (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang