"Untuk projek Vacation's Kita fokus di pantai-pantai baru yang belum ke ekspos aja. Coba nanti cari pantai-pantainya terus hubungi pihak Vacation's mau yang mana." Oji kembali menggeser Ipad yang memuat semua bahan meeting dan jadwalnya. "Warriors Woman ada komplain nggak sama konsep yang kemarin dikirim?"
"Mereka setuju Mas. Hanya revisi beberapa model karena kurang pas sama baju dari sponsor.
"Good-"
"Permisi Mas. Ada polisi cari Mas Oji." lapor salah satu resepsionis O'graphy.
Dahi Oji mengernyit bingung. Akhir-akhir ini Dia tidak pernah melanggar hukum. Kenapa sampai polisi mencarinya. "Karin tolong lanjutkan, catat hasilnya taruh di meja Saya." pinta Oji pada sekretarisnya sebelum beranjak keluar.
Diruangnya ada dua orang polisi dan seorang berpakaian serba hitam yang Oji yakini adalah seorang detektif. "Selamat siang, Saya Oji. Ada apa ya Pak?" sapa Oji sembari menjabat tangan polisi dan detektif. Kebingu-ngan mewarnai wajahnya.
"Kami dari kepolisian ingin menanyakan beberapa hal. Bisa minta waktu Pak Oji sekarang?"
"Boleh, boleh Pak."
"Apa benar Pak Oji adalah putra dari Sarah Diantoro?"
"Benar, Dia Ibu Saya." perasaan Oji yang sejak kemarin tidak enak mencuat semakin buruk.
"Ibu Sarah ditemukan tewas di sebuah rumah di daerah Cimanggis. Setelah hasil autopsi keluar, Ibu Sarah tewas dua hari yang lalu. Kemungkinan Ibu Sarah tewas akibat kekerasan dan si pelaku sepertinya menjatuhkan tubuh korban dari lantai dua karena korban ditemukan di halaman rumah tepat di bawah balkon. Ada beberapa jejak darah Ibu Sarah di lantai dan pagar balkon."
Tubuh Oji menegang, kebas seakan darah berhenti mengaliri tubuhnya. Nafasnya tercekat, Oji bahkan tidak fokus menyimak penjelasan dari detektif bernama Kamal.
"Pak Oji." panggil si detektif, menyadarkan Oji. Saat kesadaranya kembali. Oji hanya menemukan detektif di ruanganya. Kedua polisi itu sudah keluar dari sana.
"Saya Kamal, detektif yang bekerja sama dengan Jaksa Jeno." tubuh Kamal semakin menunduk. "Kematian Ibu Anda sangat janggal. Saat ini ada beberapa pihak kepolisian yang seperti sengaja menutupi kasus ini. Jadi, Saya minta kerja sama Bapak untuk tenang dan tidak bertindak gegabah."
"Maksud Anda?"
"Kasus ini seperti sengaja tidak segera di proses setelah hasil autopsi jenazah keluar. Seakan ini bukan kasus besar dan berniat dilupakan begitu saja. Seperti tadi kedua Polisi yang tidak menyebutkan dugaan pemilik rumah tersebut."
Kamal memberikan sebuah amplop yang disimpan di kantong jaketnya. "Ini informasi rumah dimana Ibu Anda tewas. Saat ini Saya masih kesulitan bergerak, Anda bisa temui Jaksa Jeno dan Mas Kenan. Mereka juga sedang menyelidiki kasus ini sebelum Ibu Anda tewas."
©©©
Gea memegang lengan Ganesha memasuki salah satu ruangan di sebuah rumah sakit. Dia tadi sedang belanja bersama sang Ayah saat Oji mengirim pesan bahwa Sarah tewas. Kabar ini tentu saja mengejutkan untuk Ganesha dan Gea. Pertemuan terakhir keduanya dengan Sarah tidak baik, tapi tetap saja Sarah masih istri dari Ganesha. Gea berinisiatif untuk menemani sang Ayah bertemu dengan jenazah istrinya untuk terakhir kali.
Saat kain penutup jenazah dibuka, Gea memejamkan mata. Ada banyak lebam dan luka di sepanjang yang Gea lihat. Terutama bagian wajahnya.
"Jenazah korban ditemukan tewas di sebuah rumah di daerah Cimanggis. Setelah hasil autopsi keluar, Ibu Sarah tewas dua hari yang lalu akibat kekerasan dan si pelaku sepertinya menjatuhkan tubuh korban dari lantai dua karena korban ditemukan di halaman rumah tepat di bawah balkon." jelas petugas autopsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, You! Again? (TAMAT)
General Fiction"Yaya." Kepala Gea mendongak, berusaha menghalau air mata yang merebak di sepanjang lengkungan kelopak matanya. "Lo adalah pemicu mimpi buruk gue Ken." Gea mengusap kasar air mata yang mengalir di sebelah pipinya. "Gimana gue bisa hidup dengan tena...