Acara amal Adams Foundation begitu ramai. Gea mulai gugup saat kakinya memasuki ballroom yang sudah dipadati oleh para tamu undangan dan donatur. Dekorasi yang begitu indah tidak menarik perhatian Gea sama sekali. Dia terfokus pada kaitan lenganya yang melingkari lengan Ken. Menggiringnya masuk semakin ke dalam membelah lautan manusia.
"Apa memang seramai ini setiap acaranya digelar?"
"Terakhir yang Aku ingat saat hadir di acara amal, tidak semeriah ini. Dekorasinya bahkan terasa berlebihan untuk ukuran acara amal." Kem terkekeh pelan.
Gea kembali mengedarkan pandangan. Ken benar, dekorasinya terlalu berlebihan untuk acara amal.
"Kak Gea." sapa Bella. Anak itu benar-benar cantik malam ini. Dress berwarna putih dengan bawahnya yang mengembang sampai lutut begitu sesuai dengan usianya. Bella tampak ceria dengan riasan sederhananya.
"Kakak cantik banget pakai gaun ini." puji Bella dengan mata berbinar.
Gea tersenyum. "Gaun bu Kiki memang keren."
"Kamu memang cantik. Akui saja, Aku tidak akan meledekmu." goda Ken.
Mereka beriringan menuju meja yang diperuntukkan untuk VIP. Gea merasa semakin terintimidasi saat menemukan meja yang akan ditempati sudah terisi oleh Ben dan Nela yang sedang berbincang dengan akrab. Disana ada juga Kirana yang memangku Key yang asyik dengan mainanya.
"Gea sini, duduk disebalah mommy." panggil Kirana senang. Ya, akhir-akhir ini Kirana dengan tiba-tiba menyuruhnya memanggil dirinya mommy.
"Kamu cantik sekali." puji Kirana mengusap pipi Gea lembut. Sepasang matanya begitu lembut dan teduh menatap Gea.
"Terimakasih em.. Mommy. Gaun buatan Mommy benar-benar indah." puji Gea balik.
"Apa Aku harus bawa Gea pulang lebih awal? Takutnya disini banyak yang akan naksir sama Dia. Aku nggak siap bersaing dengan laki-laki lain." goda Ken yang duduk tepat disamping Gea.
"Hai Ken." sapa Nela dengan senyuman lebarnya.
Ken menoleh dan menyapa dengan senyum formal sebelum kembali ke perbincanganya dengan Gea dan Mommy-nya.
©©©
Ben tersenyum saat berdiri di podium. Menyampaikan pidato dan ungkapan terimakasih kepada donatur. Laki-laki itu diam dan menoleh pada Kenan yang merasa heran ditatap seperti itu.
"Malam ini, Saya juga memiliki pengumuman yang sangat penting." Ucap Ben setelah memutus tatapanya pada Kenan. "Kenan Laza McAdams, yaitu putra sulung Saya akan melangsungkan pertunanganya dengan Nelania Putri Armani."
Gea merasakan tubuhnya kaku mendengar pengumuman Ben. Dia bahkan tidak berani menolehkan kepalanya sedikit saja. Dadanya terasa sesak, seakan seluruh pasokan oksigen disekelilingnya di hentikan.
Tanganya yang berkeringat dan dingin digenggam oleh tangan Kirana. Gea masih terdiam mematung. Menatap gelas berisi wine yang belum sempat Ia cicipi. Dia tidak berani menatap si pemilik tangan.
Dada Gea seperti terhantam saat dua kursi di meja yang ia tempati berderit. Dua orang pemilik nama yang di ucapkan Ben berjalan beriringan menuju panggung di hadapanya.
Apa memang seperti ini akhirnya? Batin Gea semakin sesak.
Genggaman Kirana mengerat. Gea juga merasakan usapan lembut di punggungnya yang kaku.
Perhatianya masih tertuju pada gelas wine. Tubuhnya terasa kebas. Sepasang indra pendengaranya menajam saat suara Ken memenuhi ruangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, You! Again? (TAMAT)
Narrativa generale"Yaya." Kepala Gea mendongak, berusaha menghalau air mata yang merebak di sepanjang lengkungan kelopak matanya. "Lo adalah pemicu mimpi buruk gue Ken." Gea mengusap kasar air mata yang mengalir di sebelah pipinya. "Gimana gue bisa hidup dengan tena...