Oji tersenyum lembut melihat semangat Gea menyiapkan makan siang untuk Ayah dan juga dirinya. Gea yang biasanya memasak dengan serius dan cepat kali ini berbeda. Ia bersenandung lirih dengan ceria. Sesekali Oji mendapati bibir Gea menyunggingkan senyuman.
Tetaplah seperti ini, Gean. Batin Oji.
"Gue takut keracunan nih." sapa Oji dengan jahil. Mengabarkan kedatanganya pada Gea yang sedang menggoreng bakwan jagung kesukanan Ayah mereka.
Gea bersungut imut. "Enak aja. Masakan gue di jamin sehat dan bersih. Jangan lupakan fakta enak tiada terkira."
Oji tergelak gemas. "Masa?" remehnya. Ia meraih gelas dan mengisinya dengan air mineral.
Tangan Gea mengacungkan spatula. "Coba aja bandingin sama pacar bang Oji, di jamin enak masakan gue."
"Kaya kenal pacar gue aja."
"Yang dokter obgyn di HMC kan? Punya anak cowok yang masih SD?" tatapan Gea menggoda Oji. "Bang Oji sengaja cari yang berpengalaman ya? Ehm.. pantesan.."
"Apa?" Oji mulai curiga dengan tatapan Gea yang menyipit.
"Sengaja jadi fotografer biar bisa melototin body sexy buat seleksi. Mesum lo!"
"Nggak nyambung kali!! Jayus lo!" Oji menyipratkan sisa air dalam gelas ke arah Gea. Beberapa tetes masuk ke dalam minyak panas yang menimbulkan suara dan cipratan minyak keluar dari wajan.
"Awas aja ya, gue datengin dokter obgyn itu dan gue ajak kenalan. Liat aja bang." omel Gea sebal. Tanganya mengusap sebelah lengan yang terkena cipratan minyak.
"Emangnya elo, yang bisa ditemui siapa aja."
Gea tersenyum meremehkan. "Kalo ada dokter, pasti ada pasien dong." Gea mengendik santai. "Gue bisa kok daftar ke obgyn untuk konsultasi menstruasi."
Oji terdiam menatap Gea dengan serius. "Gean" panggilnya dengan nada serius. "Lo nggak telat mens kan?"
"Kenapa nanya gitu?"
Giliran Oji mengendik bahu santai. "Gue takut elo nikah buru-buru karena udah investasi duluan bareng Kenan."
Gea melotot. "Sini bang, mulut lo gue ulek jadi sambel bibir." teriaknya sebal. Oji tertawa keras sambil menyingkir.
©©©
"Benar-benar persis masakan Dara." ucap Ganesha saat menyicipi ayam goreng yang di siram sambal matah.
Gea tersenyum puas. "Selamat makan.. A-ayah." ucapnya sedikit terbata. Dia melirik Oji dan Ganesha bergantian.
"Selamat makan, putri Ayah." Ganesha tersenyum dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Puluhan tahun, mimpi puluhan tahunya akhirnya hari ini mimpi itu terwujud.
Oji mengusap belakang kepala Gea. "Selamat makan adek Abang yang paling cantik."
Oji dan Ganesha saling berkomentar dengan hidangan yang sedang mereka cicipi. Menikmati kehangatan dari kebersamaan yang sangat sulit mereka lakukan. Sementara Gea, Dia menggenggam sepasang sendoknya dengan erat. Memaksa dirinya untuk mempercayai bahwa apa yang terjadi di hadapanya memang nyata.
"Kenapa menangis?"
Gea mengerjap mendengar teguran Ganesha yang menatapnya khawatir. Tanganya meraba pipi, menemukan aliran air yang meleleh di pipinya. "Aku.." ucapan Gea terhenti karena tersedak tawa dan tangis yang berusaha mendominasi satu sama lain. "...I can't belive this.. " Dia menatap Ganesha dan Oji bergantian. "..bisa duduk sama-sama seperti ini dengan.. A..ayah dan bang Oji."
![](https://img.wattpad.com/cover/194249893-288-k180555.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, You! Again? (TAMAT)
Ficción General"Yaya." Kepala Gea mendongak, berusaha menghalau air mata yang merebak di sepanjang lengkungan kelopak matanya. "Lo adalah pemicu mimpi buruk gue Ken." Gea mengusap kasar air mata yang mengalir di sebelah pipinya. "Gimana gue bisa hidup dengan tena...