XLIII

945 126 4
                                    

Kedua lengan Gea memeluk tubuhnya. Menghalau udara dingin di pagi hari setelah semalam di guyur hujan dan Ia harus keramas subuh tadi berkat rayuan Ken yang mengatakan 'nginap aja, hujan juga kan?'. Setelah ini Gea harus lebih waspada dan tegas. Dia tidak mau isi duluan sebelum janji pernikahan mereka terucap. Apalagi dengan beberapa kali kecerobohanya tidur dengan Ken tanpa pelindung dan hanya mengandalkan pil after morning yang kadang Gea lupa untuk meminumnya.

Ken menghentikan motornya. Iya, motor. Dia mendapat hadiah dari keluarga Ayahnya sebuah Duccati berwarna hitam dope. Dan di pagi buta dengan keadaan Gea yang baru selesai mandi keramas Ken mengajaknya menaiki motor besar itu untuk mencobanya.

"Masih dingin?" tanya Ken saat melihat Gea menggosok kedua tanganya.

"Nggak, Aku kepanasan. Nggak lihat keringet Aku belepotan." dumal Gea yang terlihat menggemaskan.

Ken terkekeh. "Tadi Aku menawarkan jasa keringin rambut loh. Kamu yang nolak. Mana rambut Kamu lagi panjang ya ini." Ken mengulurkan tangan, merapikan rambut Gea yang masih setengah basah.

"Kamu keringin pake tiup kapan keringnya?" Gea merapatkan jaket kulit Ken yang kebesaran. "Masuk yuk, Aku bikinin sarapan."

Langkah mereka terhenti saat pintu lebih dulu terbuka. Ada seorang wanita yang memapah Oji yang pucat. "Hai, Geanna?" tanya wanita itu.

"Iya Saya. Bang Oji kenapa em- Kak?" Gea bingung harus memanggil dengan sebutan apa pada wanita itu.

"Oji malnutrisi. Bisa bantu Saya bawa Dia ke mobil? Saya mau bawa Oji ke HMC. Saya Ginar, kali aja Oji pernah sebut nama Saya." jelas wanita itu.

"Ah.. Pacar Dokter bang Oji?" Sadar tidak sopan dengan kalimatnya, Gea menepuk bibir dan tersenyum kikuk. "Ken Ayo bantuin." ucapnya salah tingkah.

"Nanti Kamu nyusul aja. Tolong bawakan baju ganti Oji ya. Kami duluan Geanna." pamit Ginar.

©©©

Marina- Ibu Nela berdecak melihat wajah sembab anak semata wayangnya. Dia menyendokan nasi goreng ke piring Dana Armani dan menambahkan dua telur mata sapi. Menyerahkan pada sang suami yang juga sedang menatap wajah putrinya.

"Kalau Mama boleh kasih saran, lepaskan Kenan. Kamu tidak akan bahagia jika memaksakan nikah sama Dia." ucap Marina gemas.

"Ma, Nela cinta Kenan. Kurang jelas apalagi sih alasan Nela bertahan?" protes Nela.

Marina memutar mata bosan. Sepertinya Dia harus pergi yoga untuk menenangkan diri setelah ini, karena Ia yakin pertengkaran tidak akan terhindarkan. "Seperti tidak ada laki-laki lain saja. Dengar Nela.. " sentak Marina saat melihat mulut anaknya terbuka, tanda akan memprotesnya. "Lupakan Ken, Kamu akan mendapatkan laki-laki yang lebih baik-"

"Ken yang terbaik." potong Nela.

"Tapi Dia nggak cinta Kamu. Sadar Nelania Armani." Marina menaikan suaranya. Memijat pelipisnya mendapati tingkah anak perempuanya. "Kamu itu hanya terobsesi, itu buruk untuk menjadi pondasi hubungan kalian."

"Tau apa Mama tentang Nela? Mama tidak pernah merawat Nela. Yang Mama lakukan hanya berkumpul dengan geng sosialita Mama selama ini." ucap Nela tajam. Membungkam Marina yang wajahnya pias.

"Nelania Armani, jaga bicara Kamu." tegur Dana Armani.

"Mungkin Ken juga tahu bahwa Kamu- tidak sebaik itu untuk ditukar dengan wanita pilihanya." tandas Marina sebelum meninggalkan meja makan. Menyingkir dari anaknya yang sudah kelewatan.

Hi, You! Again? (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang