"Terimakasih." Gea menerima map berisi administrasi rawat inap Ken.
Iya, Kenan Laza McAdams harus di opname karena makan ketoprak di dekat komplek pemakaman umum.
Setelah memaksakan diri menelan sepiring ketoprak, Ken tampak menahan mual. Gea tahu itu, tapi memilih untuk diam. Sampai pada menit ke sepuluh. Ken menghentikan mobil dan buru-buru keluar dan memutahkan isi perutnya. Bukanya membaik, Ken kehabisan tenaga dan sempat kehilangan kesadaran. Meski sebal, Gea tetap tak bisa untuk tidak panik melihat wajah pucat Ken.
Dengan tergesa Ia mencegat taksi dan meninggalkan mobil Ken di pinggir jalan dan membawa Ken ke klinik yang pertama Gea lihat saat mencari pusat pengobatan untuk segera menangani si 'bayi' Ken.
"Gue ada di Klinik Keluarga Sehat. Mobil itu bawa pulang aja, biar si bayi yang ambil sendiri di rumah." Gea duduk di kursi besi yang ada di depan meja administrasi.
Nana berdecak di sebrang sambungan. "Nanti bayi lo tau goa persembunyian lo selama ini, ribut awas aja lo."
"Bener juga." Gea ikut berdecak karena sebal. "Bawa aja deh ke studio bang Oji. Masukin basemant aja."
"Laksanakan ndoro."
"Thankyou, Na."
Ken sudah sadar saat Gea masuk ke ruang perawatan. Laki-laki itu harus menginap sampai besok pagi minimal, karena dehidrasi. "Ini ruangan paling bagus yang Klinik ini punya. Kalo lo kurang nyaman, telepon aja keluarga lo buat minta pindahin ke rumah sakit tempat Kakek lo kerja dulu."
Wajah Ken memang pucat, tapi raut bahagia tidak luput dari wajah tampan itu. "Ini cukup kok. Tapi tungguin ya?" Ken seakan teringat sesuatu. "Harus jagain Aku dong Kamu, Ya."
Gea melotot mendengar perkataan Ken yang di luar kebiasaan anak itu ucapkan sekembalinya dari Amerika. "Kenapa harus? Lo kira gue baby sitter lo?" protes Gea.
Senyum Ken melebar. "Aku nggak masalah kalo Kamu urusin loh, Ya. Seneng malah." cengiran Ken yang sialnya- menggemaskan- membuat Gea kehilangan kemampuan protes.
Beberapa kali berdeham Gea kembali menatap Ken dengan malas. "Tapi, bayi." Gea sengaja menekan kata bayi. "Gue terlalu sibuk untuk menjaga lo."
"Apa bayi itu jadi nama panggilan kesayangan Kamu, Ya? Kalau iya haruskah Aku panggil Kamu sugar mommy?" goda Ken. Sepertinya sukses karena Gea membuka mulutnya lebar-lebar. Gadis itu pasti terkejut karena ucapan Ken yang tidak Gea duga.
©©©
"Gimana Bell?" tanya Kirana yang masih khawatir menunggu kabar dari Ken. Bella menatap Mommynya dengan wajah bingung. "Bell." panggil Kirana gemas.
"Mom, sepertinya Abang harus diseret ke tante Bian." ucap Bella masih dengan raut bingung.
"Kenapa bawa-bawa tante Bian?" Kirana ikut bingung. Bianca adalah psikiater. Apa yang terjadi pada Ken sampai Ia harus membawanga ke psikiater.
"Abang di rawat di Klinik Keluarga Sehat."
"Apa? Kenapa bisa di rawat disana? Ken kenapa, kecelakaan atau kenapa Bell?" tanya Kirana panik.
Kepanikan Kirana yang berlebihan menarik kesadaran Bella sampai titik 1000 persen. Dia mencibir pelan sebelum menjawab. "Abang cuma mutah-mutah gara-gara makan gado-gado di dekat TPU."
"Hah?" Kirana kebingungan mencermati penjelasan Bella.
Dengan gemas Bella berdecak. "Perut abang yang centil itu berontak karena makan gado-gado di deket TPU." jelas Bella lagi. "Lagian cowok manja banget sih perutnya. Malu-maluin aja kalo sampe Kak Gea tahu bisa ilfeel duluan." Bella menggerutu. "Abang nggak di paksa tante Ve pake skincare kaya yang Aku pake kan Mom?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, You! Again? (TAMAT)
Ficción General"Yaya." Kepala Gea mendongak, berusaha menghalau air mata yang merebak di sepanjang lengkungan kelopak matanya. "Lo adalah pemicu mimpi buruk gue Ken." Gea mengusap kasar air mata yang mengalir di sebelah pipinya. "Gimana gue bisa hidup dengan tena...