XVI

1.1K 139 1
                                    

"Telurnya mau dadar apa ceplok?"

"Ceplok aja. Agak kering ya."

Kepala Gea meneleng heran. "Yakin? Nggak mau setengah mateng aja? Enak loh."

"Aku ngga suka makanan setengah mateng. Amis." Ken tersenyum dan kembali menyusun belanjaan Gea ke dalam kulkas. Malam ini Ia sengaja akan menginap karena besok akan pergi ke San Diego untuk 3 hari kedepan.

"Mau Aku bikinin jahe? Mama kemarin kirim paket dan kirim jahe bubuk buat Aku."

"Mau banget. Disini Aku nggak pernah minum jahe, Ya."

"Masa? Ada kok jahe di supermarket atau pasar."

Ken terkekeh. "Nggak bisa bikin." Gea mencibir meski bibirnya ikut tersenyum setelahnya.

"Karena ada pacar Aku yang katanya pinter masak, Aku jadi bisa ngerasain wedang jahe lagi. Thanks baby."

"Geli Ken."

Gea mengutuk dirinya berulang kali sepanjang jalan menuju rumah Oji. Dari sekian jenis makanan dan melimpahnya bahan makanan di rumah, kenapa harus nasi goreng sosis dengan telur ceplok yang di goreng kering. Spesifik sekali kalau itu nasi goreng kesukaan Ken. Gea benar-benar kesal karena ingatan itu baru datang usai Ken tersenyum yang dengan berat hati Gea akui- tampan banget.

Kalau sudah jadi mantan, emang makin tampan. Asem! Gue bukan mantan Kenan. Khilaf aja dulu!

Gea juga mulai mengutuk Oji yang dengan menyebalkan memberi tahu bahwa Ken menunggunya di gang depan saat pukul 10 tadi Gea dan Nana sampai rumah Oji. Bercampur dengan bumbu bahwa Ken sudah menunggunya sejak sore dan tidak beranjak seinci pun pasti membuatnya kelaparan.

"Stupid Geanna!"

"Iya elo emang bego." Gea menoleh dan mendapati Nana sedang memeluk teko kaca. "Ngomong sama sape lo? Pintu?" ledek Nana.

"Iya gue kesel sama pintu." Gea meladeni ledekan Nana.

"Ckckck.. Seharusnya pintu itu yang sebel sama lo. Main banting aja. Apalagi bantingnya karena pelampiasan rasa berdebar habis ketemu si beronis." tawa Nana meledak saat wajah Gea berubah merah. Nana memiliki ledekan baru untuk Gea setelah tahu Ken lebih muda tiga tahun dari Gea.

"Gimana si beronis, suka sama nasi goreng sosis dengan telur ceplok yang di goreng kering dan satu teremos jahe panas." Nana menggeleng dramatis. "Udah kaya perhatian istri ke suami yang kelaperan tengah malem ya, Ge." Nana berdehem untuk mempermanis suaranya. "Si suami beronis yang lagi ronda."

©©©

Bella menyangga kepala sambil menatap Kakak laki-lakinya yang bertingkah menjijikan. Senyum-senyum sendiri sambil melahap sarapan paginya. Ia beberapa kali melirik Daddy atau Mommy yang juga merasa heran dengan tingkah anak sulungnya.

Setelah memasang wajah mendung selama berhari-hari, Ken pagi ini tersenyum lebar dan tampak semangat. Menyapa setiap orang yang bersimpangan denganya. Tertawa pada hal yang seharusnya tidak lucu dan ditertawakan selebar itu. Ken pagi ini terlalu 'lebay'.

"Apa kemarin berjalan dengan baik?" Ken menoleh pada sentuhan jari Kirana di dekat sikunya.

Senyum Ken berganti ringisan malu. "Em.. Tidak sebaik itu but everything good."

"Kemarin kenapa?"

"Kepo." sahut Ken. Masih dengan senyum konyolnya.

Hi, You! Again? (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang