Ken menatap Jeno yang beberapa kali menggulir jam tangan yang sedang dikenakan. Dahinya mengernyit, mengingat hal ini bukan hal baru yang dilihatnya. Tapi bukan Jeno orang yang sering melalukan hal itu. Tapi Gea yang melakukanya, Gea juga sering memakai jam tangan seperti itu. Bahkan Ia memiliki Smartwatch yang sama dengan milik Gea.
"Damn it."
"Yeah damn it Bennedict McAdams junior. What's wrong?" sahut seseorang yang tengah menatap Kem dengan serius.
Ken berdeham pelan, Ia lupa saat ini tengah menyusun rencana dengan Om Rama dan timnya untuk langkah selanjutnya dalam pencarian Gea. "Maaf, Saya hanya teringat hal yang menjadi kebiasaan Gea."
"Dan apa itu kebiasaan Gea yang membuat Kamu mengumpat?" Rama menyilangkan kedua lenganya.
"Gea sering pakai Smartwatch, apa bisa Kita lacak Dia pakai itu?"
"Shit man, gue meragukan otak agung lo. Kenapa nggak dari kemarin?" kali ini Jeno yang mengumpati Ken.
"Sorry, gue baru inget Gea suka pakai Smartwatch waktu lihat Lo menggunakanya."
"Young man, berhenti mengumpat dan kembali fokus." Sela Rama. Dia menoleh pada salah satu timnya. "Kamu bisa mulai melacaknya, Ken temani Pak Fandi melacak Om akan hubungi tim Pak Kamal untuk bersiap ke lokasi nanti."
"Baik Om, terimakasih."
Rama menatap Ken dengan senyuman miring. "Kenapa McAdams selalu merepotkan saat mengejar para wanitanya." Ken terkekeh pelan mendengar gurauan Rama sebelum beranjak mendekati Pak Fandi yang sudah menghadap seperangkat PC.
©©©
"Gedung itu belum resmi beroperasi. Menurut informan Kita, gedung ini akan diresmikan tiga minggu dari sekarang."
"Bagaimana keadaan disana?" tanya Rama. Suaranya terdengar tenang dan berwibawa.
"Kondisinya cukup ramai karena gedung itu dekat dengan pusat perbelanjaan dan juga banyak cafe dan restoran disekitaranya." Pak Fandi beberapa kali mengetikan sesuatu di keyboard PC-nya. "Ada beberapa lantai yang sudah digunakan Pak."
"Lantai mana saja?"
"Lantai sepuluh."
"Suruh tim Pak Kamal memantau kesana lebih dulu, sementara Kita bersiap kesana." Rama menatap Ken yang ikut bangkit dari kursinya. "Maaf Ken, tapi Om melarang Kamu ikut."
"What? Why Om?"
Rama berdeham sekali. "Om tidak mau misi ini gagal karena self control Kamu mungkin kacau saat tahu bagaimana keadaan Gea disana."
"Aku.. janji-"
"Ken, Kamu ragu."
Ken menatap Rama serius sebelum menutup mata rapat. Dia menghela nafas dalam. "Om Rama please."
Rama menatap Ken dengan serius. "Jeno dengar." Jeno menegakan tubuhnya mendengar namanya disebut. "Kamu boleh menembak Kenan kalau sampai Dia lepas kontrol disana."
Ujung bibir Jeno berkedut, menahan tawa. "Yes Sir!"
"Good then."
©©©
"Sinyal Geanna beberapa kali menghilang. Titik sinyalnya masih ditempat yang sama. Ada di basement C Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, You! Again? (TAMAT)
Ficción General"Yaya." Kepala Gea mendongak, berusaha menghalau air mata yang merebak di sepanjang lengkungan kelopak matanya. "Lo adalah pemicu mimpi buruk gue Ken." Gea mengusap kasar air mata yang mengalir di sebelah pipinya. "Gimana gue bisa hidup dengan tena...