Tunggu, Kau Itu Tupai?

1.3K 149 28
                                    

Hari-hari berlalu seperti biasa semenjak kedatangan Moona ke kos-kosan Alam. Tidak ada kejadian aneh lagi semenjak jatuhnya Moona di depan rumah Alam-ya, lebih tepatnya belum ada.

Alam yakin jika sudah ada satu kejadian aneh, pasti akan lebih banyak kejadian aneh yang mengikutinya.

Meskipun Alam berharap kalau tidak ada kejadian aneh lagi selain kejadian Moona dahulu, tapi sepertinya dunia sedang tidak berpihak padanya. Karena akan ada satu lagi kejadian yang membuat Alam heran.

Hari ini Alam sedang berada di dapurnya dan berniat untuk memasak. Bagi Alam, memasak adalah kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap individu apalagi jika ia tinggal sendiri seperti Alam saat ini.

Walaupun masakan buatannya bisa dibilang tidak begitu enak, tapi itu sudah lebih cukup daripada harus beli terus menerus setiap ingin makan.

Kali ini Alam ingin membuat masakan nasi goreng. Tapi berbeda dari sebelum-sebelumnya yang mana ia hanya memasak untuk dirinya sendiri, kali ini ia harus memasak untuk dua orang karena ada Moona sekarang.

Ia mengaku dirinya adalah Dewi Bulan. Alam juga sudah melihat kekuatannya dengan mata kepalanya sendiri saat ia bisa dengan mudah memperbaiki jalan dan membuat perabotan rumah dalam sekejap mata saja.

"Aduh, abis lagi."

Alam kemudian membuka kulkas dan menemukan kalau bahan-bahan untuk membuat nasi gorengnya ada yang kurang. Mau tidak mau ia harus membelinya di supermarket terdekat.

"Cukup banyak juga yang habis," gumam Alam.

Ia pun mencatat apa-apa saja yang akan dibelinya nanti saat di supermarket. Setelah selesai mencatat, ia tiba-tiba kepikiran sesuatu yang terlintas di kepalanya.

"Bagaimana kalau aku ajak Moona belanja, ya?"

Alam mengiyakan pertanyaannya sendiri dan kemudian berjalan menuju kamar Moona. Ini juga sekaligus menjadi pelajaran baginya agar jika Alam sedang tidak ada, ia bisa pergi belanja dan membuat makanannya sendiri.

Tapi memangnya Dewi Bulan seperti Moona butuh makan, ya. Pikiran itu sempat terlintas di kepala Alam tapi segera ia singkirkan.

Alam sudah sampai di depan pintu kamar Moona dan segera mengetuknya.

"Moona, apa kau ada di dalam?"

"Iya!"

"Aku masuk, ya."

Tanpa menunggu jawaban dari Moona, Alam langsung masuk ke dalam dan menemukan Moona yang sedang berjongkok di depan kulkas yang ia biarkan terbuka.

Mata mereka berdua saling bertatap-tatapan cukup lama. Tapi Alam memasang wajah datar sementara Moona memasang wajah bingung karena Alam memandanginya seperti orang aneh.

"Moona, apa yang sedang kau lakukan?" tanya Adam datar.

"Sejuk sekali disini, jadi aku sedikit ketagihan. Apa aku salah?"

"Tentu saja salah! Selain itu cepat tutup kulkasnya! Listrik mahal, oi!"

Alam lagi-lagi meneriaki Moona yang tidak tahu apa-apa. Tapi saat Moona memasang wajah sedih dan bersalah, entah kenapa Alam juga jadi ikut merasa bersalah dan kemarahannya pun ikut menghilang.

"Hah ... pokoknya jangan kayak gitu lagi. Kulkas itu tempat untuk menyimpan makanan, bukan untuk mendinginkan diri. Apa kau mengerti?"

"Ba-Baik."

"Kesampingkan itu dulu, Moona, ayo ikut aku ke supermarket," ajak Alam.

"Supermarket? Memangnya apa yang sedang kau butuhkan?"

Kos-Kosan HoloIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang