Laut Tenang Sebelum Badai

740 73 17
                                    

Misi Zeta lagi-lagi gagal. Ini sudah kedua kalinya dia tidak berhasil menangkap Iofi dan kawan-kawan. Seseorang yang tidak ia sangka akan merusak semua rencananya yang ia anggap sudah sempurna.

Moona Hoshinova. Adalah nama orang perusak rencana sempurna Zeta.

Awalnya dia berpikir, setelah mengalahkan Anya semuanya akan lebih berjalan mulus. Tapi tiba-tiba muncul hujan deras yang membuat penglihatan serta pergerakan Zeta dan anak buahnya terganggu, lalu Moona yang menghabisi semua orang dengan cepat.

Kondisi Zeta juga tidak baik, tangan kanannya dililit perban karena dia terkena tebasan kapak Moona. Beruntung itu hanya luka yang tidak terlalu parah, meskipun tangannya sedikit mati rasa.

"Dasar tidak berguna!"

Seseorang melemparkan sebuah vas bunga pada Zeta yang tepat mengenai dahinya. Darah mengucur dari sana tapi ia tidak bergerak ataupun melawan, dia hanya menunduk dengan ekspresi dingin dan tak terganggu dengan perlakuan kasar tersebut.

Kini Zeta sedang berada di ruangan pemimpinnya, seseorang yang ia panggil sebagai 'Pusat' saat menghubunginya dengan walkie talkie sebelumnya. Dia sedang dimarahi habis-habisan karena gagal menyelesaikan misinya. Dua kali.

'Pusat' bangun dari tempat duduknya dan berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Ia terlihat sangat marah dan kesal pada kegagalan yang Zeta lakukan.

"Berani-beraninya kau berdiri di hadapanku saat ini tanpa membawa apa-apa! Memangnya ini tempat tinggalmu?!"

"Maaf." Hanya itu yang bisa Zeta katakan. Ia bahkan tidak bisa menatap matanya.

"Tidak, jangan bilang 'maaf' kepadaku! Aku tidak memerlukan permintaan maaf bodohmu itu. Seseorang yang gagal menyelesaikan misinya tidak memiliki tempat di sini!"

'Pusat' kemudian mengambil sesuatu dari rak mejanya yaitu sebuah pistol magnum. Zeta hanya melirik tangan pemimpinnya yang sedang mengisi peluru dan mengokang pistolnya.

Lalu 'Pusat' mengarahkan pistol itu ke dahi Zeta. "Kau memalukan nama Voluspa, Agent V7. Aku bahkan tidak tahu kalau kau masih pantas untuk menyandang gelar itu atau tidak."

"Aku masih pantas," jawab Zeta.

"Apa?"

Dengan darah mengucur yang hampir menutupi seluruh wajah kecuali kedua matanya, Zeta mengangkat kepalanya. Ia kini bisa menatap mata 'Pusat' dengan tatapan yakin.

"Hanya aku yang punya informasi tentang mereka berenam. Aku tidak tahu ada Agent lain yang punya informasi selengkap diriku, tapi dengan kegagalan kemarin, kini informasi sudah lebih lengkap."

"Kau masih bisa bicara begitu setelah kau gagal dua kali? Apa kau tidak punya rasa malu?"

"Aku telah membuang semua emosiku. Rasa malu, senang, iba, aku sudah membuangnya. Dan yang tersisa kini hanyalah harga diri— yang sudah jatuh karena dua kali kegagalanku. Oleh karena itu, aku akan mengembalikannya dengan membawa mereka berenam ke hadapanmu."

"...."

Posisi mereka belum berubah. 'Pusat' masih menodongkan pistolnya pada Zeta, tapi tidak ada ekpresi takut sama sekali di matanya.

'Dor!'

'Pusat' menembakkan pistolnya. Dan melubangi dinding di belakang Zeta. Dia membelokkan arahnya pada detik-detik terakhir dan tidak mengenai Zeta. Sedari awal, Zeta tidak ada niatan untuk menghindar sama sekali. Ia tahu kalau dirinya tidak akan ditembak olehnya.

"...."

Zeta tidak bicara apa-apa lagi. Tatapan matanya mengatakan kalau ia akan tetap menjalankan misi ini sampa selesai, apapun yang terjadi. Yang akhirnya membuat 'Pusat' tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Kos-Kosan HoloIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang