Berharap

534 81 3
                                    

Moona dan Risu yang baru pulang dari Supermarket bingung karena melihat wajah Kunti-chan yang nampak gelisah dan khawatir.

"Kunti-chan? Ada apa?" tanya Moona.

"Apa kau tidak ingin ikut memasak bersama dengan kami?" tanya Risu polos.

Tapi bukan itu yang membuat Kunti-chan gelisah. Melainkan apa yang ditemukannya di depan pintu barusan.

"Iofi ...."

"Iofi? Kenapa dengan Iofi?"

"Iofi diculik seseorang!"

Kunti-chan yang bicara sambil menunjukkan pin rambut Iofi pada Moona dan Risu yang membuat mereka percaya kalau ucapan Kunti-chan itu benar.

"Eh?!"

Mereka berdua pun terkejut karena Iofi bisa diculik seseorang. Pada awalnya mereka tidak percaya, tapi setelah melihat pin rambut dari Iofi membuat mereka berdua akhirnya percaya.

"Bagaimana bisa?" tanya Moona.

"Aku juga tidak tahu, tadi aku sedang menunggu di dalam kamarnya Iofi. Lalu karena tidak kunjung kembali, akhirnya aku mengecek keadaannya di depan pintu dan yang aku temukan hanya pin rambutnya saja."

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Kita tidak boleh diam saja!" ucap Risu.

Meskipun Risu bertanya seperti, tapi mereka semua tidak tahu apa yang harus mereka lakukan pertama. Melihat penculiknya saja tidak, jadi mereka tidak tahu mau mulai dari mana.

Dan dalam rasa kebingungan yang menyelimuti mereka semua itu, Moona kemudian menemukan ide yang tepat, setidaknya ini yang bisa mereka lakukan.

Ia kemudian berlari ke dalam kamarnya dan mengambil telepon genggam yang ada di sana. Moona lalu menekan nomornya dan menelepon seseorang yang kemungkinan bisa membantu mereka dalam situasi seperti ini.

"Moona, apa yang kau lakukan?" tanya Kunti-chan.

"Aku sedang coba telepon Alam, cuma dia yang bisa menolong kita saat ini."

"Alam? Tapi dia kan hanya manusia biasa, tidak mungkin Alam bisa memban-"

"Diam!"

"Eh?"

Moona berteriak kepada Kunti-chan yang terus meremehkan Alam karena dirinya yang hanyalah seorang manusia biasa. Ia muak dengan kata-kata itu karena baginya Alam lebih dari seorang manusia biasa.

"Memangnya kenapa kalau dia manusia biasa?! Orang itu yang telah menolongku, Risu, bahkan Iofi sekalipun! Bagiku dia itu orang yang spesial!"

Kata-kata Moona membuat Kunti-chan tidak bisa mengucapkan apa-apa lagi. Ia seakan di skakmat oleh Moona dan akhirnya hanya bisa mengikuti cara Moona.

"Kumohon Alam, angkat teleponnya."

Sementara di tempat yang berbeda, tepatnya berada di kelas Alam. Ia saat ini sedang berada di tengah-tengah kelas saat Moona meneleponnya.

Dosennya yang sedang menjelaskan membuat Alam hanya bisa memangku dagunya dengan tangan karena bosan. Matanya yang sudah lima watt dan dirinya yang terkadang menguap pun membuktikan kalau kelas kali ini terasa membosankan.

"Hoaam ... aku harap ini cepat berakhir," gumam Alam.

Saat dalam kebosanannya itu, tiba-tiba Handphone Alam berdering dan melihat kalau ternyata itu dari Moona.

"Moona? Tumben banget dia menggunakan telepon."

Secara diam-diam ia pun mengangkatnya. Dan sambutan pertama dari Moona adalah teriakannya tepat ke telinga Alam.

Kos-Kosan HoloIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang