Di kos-kosan Alam, meskipun dengan sedikit kepayahan saat melawan Veratti, tapi pada akhirnya mereka bisa mengalahkannya.
Anya yang masih belum sembuh sepenuhnya ditambah juga harus terkena luka tembak fatal di bagian ulu hati membuatnya tidak bisa bergerak untuk sementara waktu, Kaela juga tidak sadarkan diri karena di pukul tengkuknya oleh Veratti.
Bantuan tidak terduga datang dari Ayahnya Iofi yang membalikkan keadaan dan akhirnya tim Anya berhasil memenangkan pertarungan tersebut.
Meskipun Ayahnya Iofi sempat membiarkan Veratti lolos, tapi dengan insting tajam dari Pak Oleh dan Pak Dadang yang bisa mengetahui kalau ada sesuatu yang tidak beres, mereka berdua keluar dan memukul kepala Veratti dari belakang dengan tongkat hansip.
Dan sekarang berpindah ke dimensi lain. Reine memindahkan sebagian dari pasukan Zeta dan kelompoknya sendiri ke dunianya sebelumnya, tempat dimana terdapat demihuman dan sihir berada.
**
Ketika mereka dipindahkan oleh Reine, ada satu orang yang tidak menyangka kalau dia juga ikut terhisap kesini. Orang yang pernah berharap kalau ia tidak akan pernah berharap akan menginjakkan kakinya di dunia ini lagi.
"Kenapa aku juga ikut pindah, woi?!"
Orang itu adalah Alam.
Padahal dia sudah menjauh dari Reine agar tidak terkena jurusnya, ditambah ia sudah berdoa memohon agar tidak ikut. Tapi sayangnya, itu belum cukup bagi dunia untuk berpihak padanya. Dia sekarang berjongkok memojok di dekat pohon untuk kembali meratapi nasib apesnya.
"Aku mau pulang," rengek Alam pelan sambil menghitung barisan semut yang sedang berjalan di bawah pohon dengan depresi.
Alasan dia sangat tidak ingin ikut berpindah ke dunia lain adalah karena dia tidak bisa mengawasi langsung kos-kosan tercinta, terkasih, dan tersayangnya di seluruh dunia. Entah kenapa ia punya feeling kalau ia lengah sedikit saja, maka kos-kosannya akan rata dengan tanah.
Makanya sekarang ia sangat khawatir. Tidak peduli apa halangan dan rintangannya, Alam berniat untuk kembali ke bumi secepat mungkin. Tapi kemudian Alam melihat di sampingnya, ternyata ada orang duduk sambil memeluk kedua kakinya yang tidak kalah depresinya dengan Alam.
"Mami jemput aku, aku takut."
Orang itu adalah Kobo.
"Ternyata kau juga ada di-"
"WoUoahHh!! Jangan makan aku! Dagingku tidak enak! Eh? Sialan, ngagetin aja kamu!"
"Seharusnya aku yang bilang begitu! Apa-apaan reaksi berlebihanmu itu?"
"Habisnya ... tiba-tiba aku pindah ke tempat lain. Mana kayaknya ini jauh banget pula."
Alam melihat ekspresi Kobo yang lebih ketakutan dan khawatir daripada dirinya. Dan Alam sadar kalau ia tidak boleh membuat kondisinya semakin sulit, jadi ia berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Kobo.
"Ya pokoknya, mari kita berkumpul dengan yang lain dulu. Sebelum keadaannya jadi semakin ribet."
"A-Alam ...." Mata Kobo berbinar-binar ketika Alam tiba-tiba berubah menjadi orang yang bisa diandalkan. Tapi itu tidak berlangsung lama.
"... Jangan sok berani deh, aku tadi denger kamu juga merengek ingin pulang."
Ucapan Kobo yang satu itu langsung menusuk Alam bagaikan tertusuk ratusan panah. "Hah?! Apa-apaan itu?! Aku mencoba menghiburmu, tapi itu balasanmu padaku?!" Alam langsung marah-marah.
"Tidak, tidak, tidak, aku tidak butuh yang seperti itu. Aku butuh yang betulan bisa menolongku."
"Makanya ayo kita cari Moona dan yang lainnya. Kau mau bantuan yang sungguhan, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID
Fiksi PenggemarFanfic yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari para member holoID dari gen 1 dan gen 2 (dan gen 3)