Kendala di Debut Sang Dewi Bulan

705 93 7
                                    

Setelah debut mengagumkan dari Risu kemarin, hari ini giliran Moona yang akan melakukan debutnya. Semuanya sudah berjalan sesuai rencana dan Moona tinggal berbicara di depan layar saja malam nanti.

Sambil menunggu malam, di Sabtu siang yang cerah ini, Alam memilih untuk menjemur pakaiannya karena panasnya cukup dan dapat dengan cepat mengeringkan pakaian.

Saat ia sedang sibuk menjemur, tiba-tiba Risu datang menghampirinya yang hampir selesai menggantung semua pakaiannya.

"Alam, Kenapa aku tidak bisa buka Youtube, ya?"

"Hn? Oh itu ..., kau harus menyambungkannya dulu ke Wi-Fi baru bisa pakai internet sepuasnya."

"Begitu, ya? Okey kalau begitu."

Risu pun berjalan sambil bersenandung ria berjalan kembali ke kamarnya. Alam yang melihat Risu berjalan kembali ke kamar hanya menggelengkan kepala saja.

"Dia sudah mulai mirip seperti manusia," gumam Alam.

Meskipun Risu sudah mulai berperilaku seperti manusia normal, tapi Alam agak sedikit heran. Kenapa Risu malah mirip ke anak-anak muda yang kecanduan internet? Padahal Alam berharap kalau Risu bisa meniru manusia yang suka menolong orang lain.

"Hah ... kurasa hal itu masih jauh. Sepertinya aku harus memberinya contoh yang benar."

Alam pun lanjut menjemur seprai tempat tidurnya yang bergambar Hello Kitty. Meskipun warnanya sudah pudar, tapi itu adalah seprai kesayangannya semenjak ia tinggal bersama orang tuanya. Bahkan ia sampai membawanya saat ia tinggal sendiri.

"Alam."

"Hnm?"

Tiba-tiba muncul Iofi dari balik seprai yang sedang ia jemur itu.

"Aku lapar."

"Kenapa bilang padaku? Apa tidak ada sisa makanan di tempatmu?"

"Kalau ada mah aku tidak akan kesini."

"Punya uang untuk beli makanan?" Iofi lalu menggeleng. "Lalu kau kesini untuk minta uang buat beli makan?" Iofi pun mengangguk.

Alam menghela nafas pasrah. Ia seharusnya sudah tahu tentang hal itu. Sudah tidak bayar kosan, malah minta uang makan lagi pikir Alam. Tapi Alam tidak mengatakannya secara langsung, meskipun begitu ia juga tidak memberikan Iofi uang untuk beli makan.

"Enggak ada uang."

"Pelit~"

"Serius kau bilang begitu pada orang yang memberimu tempat tinggal gratis?" ucap Alam datar.

"Nanti akan aku bayar kalau sudah debut, saat ini aku benar-benar tidak ada uang. Aku juga masih harus memperbaiki pesawatku."

"Hah ... pokoknya aku tidak akan memberikanmu uang, tapi kalau mau makan kau bisa ambil di rumahku. Sepertinya aku masih ada makanan di meja makan."

"Pasti makanan buatan sendiri," gumam Iofi kecil.

Meskipun Iofi menoleh dan menggumam sekecil mungkin, tapi Alam masih bisa mendengarnya dengan jelas karena Iofi berada cukup dekat dengannya.

"Aku bisa dengar itu loh, ojou-sama."

"Hah ... buang-buang waktu saja aku di sini, lebih baik aku lanjut kerja."

Iofi kemudian berjalan pergi. Sementara Alam hanya melihat Iofi dengan wajah datar. Tapi Iofi tidak langsung kembali ke kamarnya, ia masuk ke rumahku dulu dan mengambil piring serta nasi dan lauk pauk lengkap, baru kembali ke kamarnya.

"Dia tidak bisa membohongi perutnya sendiri."

Melihat gangguan lainnya sudah pergi membuat Alam bisa lebih fokus untuk menjemur kali ini. Dan setelah semua sudah dijemur, ia berniat kembali ke rumahnya sambil membawa ember kosong bekas jemuran.

Kos-Kosan HoloIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang