Saat dia ingin keluar, pintu brankas tiba-tiba terkunci dengan sendirinya dan sebuah sinar terang muncul dari keris tadi. Alam yang menyaksikan itu sempat terkejut dan semakin terkejut ketika perlahan sinar tersebut berubah menjadi bentuk humanoid gadis kecil berambut panjang, tapi wujudnya masih belum jelas karena sinarnya masih terlalu terang.
"Ka-kau ...."
"Pencuri lainnya? Kau akan merasakan akibatnya."
Alam sudah ketakutan dengan sosok yang ada di depannya. Sosok yang begitu terang dan melayang tiba-tiba ada di depannya setelah dia mengambil keris itu, tentu saja ia ketakutan.
Ia hanya ingin kehidupan yang tenang. Siapapun berikan hal itu padanya.
Alam terus berjalan mundur sampai pada akhirnya punggungnya menyentuh pintu brankas yang terkunci dan ia sudah tidak memiliki jalan kabur lagi.
"Kau akan merasakan akibatnya karena sudah mencuri!"
"A-aku tidak mencuri!"
Tapi tentu saja makhluk itu tidak mau mendengar alasan Alam, baginya orang yang dilihatnya pertama kali adalah pencuri karena sudah berani masuk ke sini. Alam menutup matanya dan tidak ingin tahu apa yang akan terjadi padanya selanjutnya.
Tapi beberapa detik telah berlalu, lalu puluhan detik, dan menjadi bulat satu menit. Sama sekali tidak ada yang terjadi. Sosok dan sinar itu memang masih ada, tapi dia tidak melakukan apa-apa.
"Per-permisi ... kau tidak akan melakukan apapun padaku?"
"Apa? Kau tidak pingsan seperti yang lainnya? Bagaimana mungkin?!"
"Kalau tidak diapa-apain sih, aku bakal baik-baik saja."
"Pencuri tidak berhak berbicara dihadapanku!"
"Ma-maafkan aku!"
"Woo—!"
Tapi saat sosok itu ingin berjalan ke arah Alam, dia terpeleset sesuatu dan jatuh ke lantai. Otomatis sinar terang yang mengelilinginya langsung menghilang dan Alam bisa melihat penampilannya dengan lebih jelas.
"Adu-du-duh."
Seorang anak perempuan kecil rambut gelombang berwarna coklat dengan ombre kuning, dia juga memakai baju dress terusan sampai paha dan juga berlengan panjang dengan ujung yang mengembang.
Pakaiannya tidak seutuhnya menutupi kedua pundaknya dan ada juga pita putih di pinggangnya yang memanjang sampai ke atas lutut. Sementara dia memakai sepatu kulit kuno berwarna coklat dan terdapat pita putih dan tato hitam di bagian pergelangan kaki kirinya.
"Kau ... tidak apa-apa?"
Meskipun ia sempat menakuti Alam, tapi melihat wujudnya membuat Alam mau tidak mau jadi mengkhawatirkannya.
"Hah?! Kau sudah melihatku?! Tidak mungkin, padahal tuanku bilang kalau aku tidak boleh dilihat oleh orang lain. Aduh bagaimana ini?! Beliau bisa marah padaku!"
Gadis itu malah mengoceh sendiri dan menghiraukan kekhawatiran Alam. Setelah sadar kalau Alam masih ada di sini, ia kembali melihatnya dengan tatapan tajam dan menganggap kalau ini semua adalah salahnya.
"Kau?! Aku tidak akan membiarkan orang yang sudah melihatku tetap hidup! Mati kau! Woo—!"
Tapi lagi-lagi ia terjatuh, seolah tersandung dengan hal yang tak terlihat atau bahkan lebih konyol lagi tersandung kakinya sendiri. Alam daripada takut kini ia malah merasa kasihan pada gadis kecil ini, jadi ia bertanya padanya.
"Sepertinya kau dalam masalah."
"Apa kau tidak bisa lihat dengan matamu? Tentu saja aku dalam masalah, tuanku membuatku harus memakai sepatu yang aku tidak sukai, jadi aku tidak bisa bergerak bebas saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID
FanfictionFanfic yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari para member holoID dari gen 1 dan gen 2 (dan gen 3)