Mobil mereka terus melaju tanpa henti. Awalnya tidak ada yang menyadarinya, tapi lama kelamaan keadaannya menjadi semakin aneh karena sudah lama sekali mereka di perjalanan dan tidak sampai-sampai.
"Nee, nee, Iofi. Apa kita tadi lewat sini saat berangkat?" tanya Risu.
"Hn?"
Iofi kemudian melihat keluar jendela. Tapi daerah ini adalah daerah yang tidak ia kenal, malahan ini bukanlah daerah perumahan sama sekali. Di kanan mereka adalah sebuah tembok tanah yang tinggi sementara di kiri mereka adalah pembatas jalan yang melindungi pengendara dari jurang di bawahnya.
Kini mereka berada di daerah perbukitan dan sedang jalan memutari bukit menuju puncak.
Iofi kemudian melirik ke arah si driver— Zeta, yang masih menyetir dengan santainya meskipun mereka sudah tahu ada yang salah. "Oi! Kita salah jalan! Cepat putar balik!"
"Aku hanya ngambil jalan paling cepat, mengikuti apa yang ada di maps," ucap Zeta santai.
"Tercepat?! Kita sudah hampir berkendara selama setengah jam! Apa kau yakin ini jalan tercepat?"
"Tenang saja, tenang saja, aku tahu apa yang sedang aku lakukan."
Tentu saja mereka tidak bisa tenang. Ada yang tidak beres dengan semua ini dan Zeta juga terlihat mencurigakan di mata Iofi. Jadi dia menghampiri Reine dan berbisik kepadanya.
"Reine, Reine."
"Hn?"
Iofi berbisik beberapa saat dan memberitahukan rencananya. Reine juga paham apa yang dimaksud oleh Iofi dan bersiap melakukannya.
"Aku tidak tahu apa yang sedang kalian rencanakan ... tapi kumohon jangan melakukan hal bodoh."
Zeta menyadari pembicaraan mereka dan Iofi yang sedang menyusun rencana. Tapi Iofi tidak menyerah begitu saja, karena sudah ketahuan maka tidak perlu lagi untuk sembunyi-sembunyi, langsung saja hantam.
"Hal bodoh?! Jadi kau memang ingin membawa kami ke tempat lain, ya? Sini berikan kemudinya kepadaku!"
Iofi bangkit dari tempat duduknya dan langsung mencoba merebut kemudi dari Zeta. Tapi Zeta tidak membiarkannya begitu saja dan mendorong pipi Iofi menjauh mundur ke belakang agar tidak mengganggu konsentrasinya dalam berkendara.
"Ja-jangan goyang-goyang. Kita bisa celaka!"
"Makanya berikan kemudinya kepadaku! Aku mau segera pulang, aku ada jadwal streaming sebentar lagi."
Karena mereka berdua sedang berebutan, pergerakan mobil jadi tidak teratur dan kacau. Padahal sekarang mereka sedang berkendara di daerah perbukitan yang sampingnya adalah jurang.
"I-Iofi, hati-hati!" ucap Risu.
"Aku sedang berusaha ini! Kalian semua juga jangan diam saja, cepat bantu aku rebut kemudinya!"
Dan yang lain baru sadar kalau mereka juga bisa melakukan itu. Mereka pun bergegas untuk bangkit dari tempat duduknya dan membantu Iofi merebut kemudinya supaya mereka bisa pulang.
"??!!"
Tapi tiba-tiba semuanya membeku. Diam tidak bergerak. Bukan karena ada es yang tiba-tiba datang dan membekukan mereka, tapi karena tindakan Zeta yang membuat mereka tidak bergerak.
Benar. Sebuah ujung pistol kini menempel di dahi Iofi, dia bisa merasakan dinginnya besi pistol yang menempel pada kulitnya. "Sudah kubilang untuk jangan melakukan hal bodoh. Jangan membuatku harus berbuat kasar."
"...."
"Ucapanku berlaku juga pada kalian. Aku sudah tahu semua kemampuan kalian. Tapi entah apa yang akan kalian lakukan saat ini, jariku bisa lebih cepat menekan pelatuknya daripada semua usaha sia-sia kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID
FanfictionFanfic yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari para member holoID dari gen 1 dan gen 2 (dan gen 3)