Seseorang Yang Menyamar

646 72 10
                                    

Wanita yang dipanggil Ela oleh Kobo itu kemudian menghentikan pekerjaannya. Selain karena ia tidak bisa fokus, keberadaan Iofi dan yang lainnya juga menjadi salah satu alasannya.

"Aku perkenalkan lagi. Ini Mommy Ela, temen mami aku." Kobo berdiri disamping Ela memperkenalkannya kepada yang lain.

"Udah aku bilang kalau enggak usah pake kata 'mommy', kan? Aku bukan mami kamu."

"Tapi kamu temen mami aku, jadi aku juga tidak salah."

Ela hanya bisa menghela nafas mendengar logika Kobo yang sudah diluar nalar, jadi dia hanya mengabaikannya. "Namaku Kaela Kovalskia. Panggil Kaela atau Ela juga tidak apa-apa. Aku adalah pemilik rumah ini dan juga seorang pandai besi. Aku enggak tahu kenapa kalian bisa temenan sama bocil satu ini, tapi aku harap kalian enggak menyesal."

"Kami tidak berteman, dia datang ke rumah kami tiba-tiba lalu ngajak ke rumahmu," jelas Iofi.

"Aku bukan bocil! Dan kita juga udah temenan tadi! Aku sudah tahu nama kalian masing-masing, otomatis kita juga sudah jadi teman."

"Oh, ya? Bisa sebutkan satu-satu nama kita?"

"Okey jika kamu menantang!" Kobo dengan ekspresi serius mencoba mengingat nama-nama mereka. Dan dia memulainya. "Itu Ollie. Lalu ... yang lainnya ... ano ... etto ... Teman-temannya Ollie?" Kobo memiringkan kepalanya menebak.

"Kau hanya ingat Ollie, woi!"

Tapi perdebatan yang tidak penting itu akhirnya selesai karena mereka memperkenalkan nama masing-masing kepada Kaela. Semuanya sudah memperkenalkan diri, sampai yang terakhir adalah giliran Anya.

"Namaku Anya. Anya Melfissa."

"Anya ... Melfissa?" Kaela terkejut ketika mendengar nama Anya. Kini matanya hanya tertuju pada Anya dan tiba-tiba berjalan mendekatinya. "Ela? Kamu kenapa?" Kobo bertanya pada Kaela, tapi ia tidak menjawabnya dan masih fokus pada Anya.

Anya yang didekati oleh Kaela secara misterius otomatis mundur untuk waspada dan menjaga jarak. Anya terus mundur dan Kaela terus bergerak maju, sampai pada akhirnya punggung Anya menyentuh dinding dan tidak ada ruang untuk mundur.

'Don!'

Memang tidak ada suaranya, tapi jika di anime, menyudutkan seseorang di tembok lalu mengurungnya dengan kedua tanganmu biasa disebut 'kabedon' dengan efek suara 'don!'. Dan itu yang dilakukan oleh Kaela kepada Anya saat ini.

"Oi, apa yang kau lakukan kepada Anya?!"

Risu mencoba memprotes perlakuan Kaela. Tapi Kaela hanya memberikan gestur 'stop' dengan tangannya dan memberitahunya kalau ia tidak akan berbuat aneh-aneh kepada Anya.

"Apa Anya Melfissa itu nama aslimu?"

"I-iya? Apa ada yang salah dengan itu?"

"Mungkin ini pertanyaan yang aneh, tapi apa kau kebetulan ... bukan seorang manusia?"

"??!!"

Mata Anya melebar. Kini ia sudah tahu siapa Kaela sebenarnya dan juga alasan kenapa tempat ini terasa familiar. Karena Anya ditempa di sini, tepat di ruangan ini.

Pikirannya samar karena saat itu Anya hanya memiliki sedikit kesadaran dan ingatan— bahkan hampir tidak ada, makanya ia baru ingat ketika berada sedekat ini dengan Kaela.

Benar. Saat ini hampir tidak ada jarak di wajah mereka, Anya bisa merasakan nafas Kaela dan mulut mereka juga hampir bersentuhan, ia kemudian berbisik pada Kaela agar yang lain tidak bisa mendengar pembicaraan mereka.

"Kau ... yang menempaku?"

"Ternyata benar. Kalau begitu, bisa aku ucapkan selamat datang kembali ke rumahmu, mungkin?"

Kos-Kosan HoloIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang