Melawan Ayunda dan Anya

810 85 44
                                    

Di sebuah tempat yang serba putih. Ada rumah panggung sederhana yang berada di tengah rawa-rawa dan beberapa pohon-pohon yang mengelilingi rumah panggung itu, tapi selebihnya hanyalah ruangan putih tanpa ujung.

Rumah itu- terselimuti aura transparan yang membuatnya sulit untuk ditembus dari dalam. Pintu depan kayu itu terus bergetar karena digedor berkali-kali yang mencoba untuk keluar.

"Keluarkan aku! Apa yang kau lakukan dengan tubuhku?!"

Itu adalah Risu. Kali ini benar-benar Risu dengan suara tinggi dan cemprengnya. Tapi sekarang ia panik karena terkurung dan penyihir yang ia mintai tolong agar bisa ke bumi, sekarang sedang menguasai tubuhnya dan memakainya untuk sesuatu yang tidak ia ketahui.

Dia sudah mencoba berbagai cara. Dari menggedor pintu berkali-kali, mendobraknya, bahkan melemparnya dengan kursi. Tapi semua itu tidak berhasil. Butuh lebih dari itu untuk membuat pintu ini terbuka.

Tapi Risu tidak tahu caranya.

Ia kemudian berpikir, lalu berkeliling rumah. Selain ruang tamu, ada dapur dan di sampingnya ia menemukan pintu belakang. Ia mencoba membukanya tapi tentu saja itu juga tidak bisa dibuka. Meskipun sudah menduganya tapi itu tetap saja membuatnya kecewa.

"Apa aku benar-benar terjebak di sini?" gumamnya.

Dari penglihatannya, seperti mustahil untuk keluar dari rumah ini. Karena Risu tahu kalau Ayunda menggunakan sesuatu semacam sihir. Risu juga belum pernah menggunakan sihir seperti Ayunda karena ia tidak tertarik dengan hal itu.

Sejak kecil ia lebih tertarik dengan dunia di balik portal- dengan kata lain, dunianya Alam. Ia tertarik karena membaca buku-buku yang menceritakan tentang dunia lain itu. Tapi sekarang ia sedikit menyesalinya karena tidak bisa apa-apa di saat seperti ini.

Lalu Risu yang pasrah duduk di kursi goyang di samping rak buku. Karena sedang pusing, ia mencoba membaca buku untuk menenangkan pikirannya. Lalu ada sebuah buku yang menarik perhatiannya.

"Ini ...."

Matanya melebar ketika ia membuka buku itu.

**

Sementara kita kembali ke Magical Forest. Moona kehilangan kesabarannya ketika ia melihat Alam dan Iofi yang terluka terkena tusukan Keris Anya.

Ia berubah ke wujud yang sebelumnya ia pernah ceritakan pada Alam di malam itu. Dua tanduk muncul di kepalanya dan iris matanya berubah menjadi kuning benderang. Energi yang dipancarkan juga lebih kuat dari yang sebelumnya.

'Mode Hoshinova'.

"Beraninya kau .... Beraninya kau menyakiti mereka!!!"

Teriakan Moona menghasilkan hembusan angin kencang yang mengarah langsung ke arah Ayunda. Tapi dirinya tidak menghindari hal itu, pada detik-detik terakhir, Anya melesat ke depan Ayunda dan menebas udara yang membelah dua hembusan angin ciptaan Moona.

"Apa anda tidak apa-apa?" Anya bertanya sambil terus bersiaga.

"Tentu. Semua berkatmu, Anya."

"Anda tidak perlu turun tangan langsung untuk melawannya, biar aku yang mengurusnya."

"Benarkah? Kalau begitu baiklah. Tapi pesanku satu padamu."

Anya diam sambil terus bersiaga. Diam adalah caranya menjawab pertanyaan Ayunda yang seolah mengatakan 'Apa pesan anda, tuanku?' Tapi Anya tidak mengatakannya secara langsung.

"Kau tidak akan bisa menang melawannya."

"Terima kasih atas perhatiannya."

Anya kemudian melesat langsung ke hadapan Moona yang sedang berdiri diam menunggu serangan Anya, dan itu dijawab dengan serangan Keris dari Anya. Tapi tebasannya dapat ditangkap dengan mudah oleh Moona.

Kos-Kosan HoloIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang