"Hah ... hah ... hah ...."
Iofi dengan gaun pengantin yang awalnya putih bersih kini jadi sangat kotor dengan lumpur di bagian roknya dan juga kakinya yang merah karena berlari dengan kaki telanjang.
Sementara Alam, Moona, dan Risu yang terkejut sekaligus senang dengan kedatangan Iofi yang penampilannya sangat kacau kemudian menghampirinya.
"I-Iofi, itu beneran kau, kan?" tanya Moona.
"Tentu saja ini aku, Moona. Tidak mungkin ada orang yang bisa meniru penampilanku."
"Iofi!"
Risu yang sudah yakin kalau orang di depannya saat ini adalah Iofi tanpa basa basi lagi langsung memeluknya. Ia tidak peduli lagi dengan lumpur atau kotoran di gaun Iofi, rasa rindunya mengalahkan semuanya.
Moona juga tidak mau kalah dengan Risu. Ia dengan perasaan lega dan senang juga langsung memeluk Iofi.
"A-ano ... tubuhku sekarang sedang kotor, lho. Kalian tidak apa-apa dengan i-"
"Kau kemana saja?! Aku khawatir! Aku bahkan berpikir kau tidak akan kembali kesini lagi! Iofi, Iofi, Iofi!"
Risu terus meneriakkan nama Iofi sambil suaranya yang kelamaan bergetar dan air matanya juga berlinang. Iofi yang melihat itu hanya bisa tersenyum dan menenangkan Risu dengan mengelus-elus kepalanya.
"Maafkan aku, ya? Aku janji tidak akan seperti itu lagi."
"Kau benar-benar membuatku khawatir, tahu?" ucap Moona yang masih memeluknya.
"Hehe ... ternyata kau juga bisa khawatir juga, ya?"
"Tentu saja aku bisa!"
Reuni mengharukan mereka berlangsung beberapa menit dan meninggalkan Alam sendiri di belakang yang melihat mereka bertiga dengan senyum di wajahnya.
Iofi yang menyadari kehadiran Alam tapi tidak berbuat apa-apa kemudian menatapnya dengan tatapan datar yang membuat Alam seakan bersalah.
"A-ada apa? Apa aku berbuat kesalahan?" tanya Alam.
"Hah ... kau ini. Apa kau tidak memiliki sesuatu yang mau kau katakan kepadaku?"
"Y-Ya soal itu. Mmm ... kedatanganmu begitu tiba-tiba sampai aku bingung harus berbuat apa. Hehehe ...."
Orang ini memang benar-benar tidak bisa diandalkan pikir Iofi. Ia tidak mengerti pada dirinya sendiri kenapa dulu hatinya bisa berdebar kencang dengan orang ini.
"Tapi ...."
"Hm?"
"... Aku sangat bersyukur kau kembali. Rasanya sangat sepi saat kau tidak ada di sini. Kehadiranmu benar-benar membawa warna baru di kos-kosan ini. Bahkan warna baru di hidupku," ucap Alam.
Lagi-lagi hati Iofi berdebar kencang. Pipinya juga memerah setelah mendengar kata-kata dari Alam tadi. Padahal itu cuma sebuah kata-kata dari manusia-makhluk yang lebih lemah dari jenis Iofi.
"Tapi penampilanmu lucu juga, ya? Baju pengantin sama sekali tidak cocok dengan tubuh kecilmu, tahu."
"Gkh!"
Tapi meski begitu, Alam langsung mengganti topiknya dan mengejek pakaian yang dikenakan oleh Iofi. Iofi yang awalnya sudah senang langsung berubah menjadi kesal karena kata-kata yang diucapkan oleh Alam.
"Apa?! Ngajak ribut, kah?!"
"Ahahaha .... Apa kau bisa menang dariku?"
"Kalau tidak bisa menghipnotismu, aku hanya akan terus memukulmu sampai aku puas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID
FanfictionFanfic yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari para member holoID dari gen 1 dan gen 2 (dan gen 3)