Reine sekarang sedang ternganga melihat kemegahan bangunan di depannya. Bangunan sebesar itu hanya bisa disaingi oleh istana kerajaan menurut Reine, tapi sekarang banyak orang-orang biasa yang keluar masuk bangunan itu.
"Nee, Alam, apa kita benar-benar bisa masuk kesini dengan bebas?"
"Iya, bisa. Asal rapi aja."
Alam mengajak Reine kesini karena sebelumnya ia pernah bilang kalau akan mengajak Reine kesini, apalagi Reine bilang kalau dirinya ingin mengenal dunia ini lebih dalam lagi. Jadi Alam mengajaknya ke tempat yang berbeda.
"Aku mengerti kenapa Reine terkejut, tapi kenapa mereka juga, ya?"
Alam melihat ke arah sampingnya dan menyadari kalau Moona dan Risu juga menganga tidak kalah lebar dari Reine karena kagum. Padahal mereka sudah lebih lama tinggal di sini daripada Reine.
"Aku rasa karena tidak ada bangunan seperti ini di tempat mereka dulu," jawab Iofi.
"Ya, ada benarnya juga. Tapi sekarang aku merasa kalau mall biasa ini adalah tempat yang istimewa. Kalau begitu ayo masuk, sebelum kita jadi pusat perhatian lebih banyak daripada ini."
"Ayo!"
Mereka semua berteriak semangat dan sontak semua pengunjung mall langsung melihat ke arah mereka sementara Alam hanya bisa menunduk, menyembunyikan wajahnya yang merah dan mulai berpikir ulang kalau ini adalah ide yang buruk.
Tapi mereka tetap masuk ke dalam.
Di dalam, seperti mall yang biasa terdapat banyak tempat-tempat untuk berbelanja dan banyak juga toko makanan yang membuat mata mereka semua berbinar-binar tidak sabar ingin menjelajahi semua tempat menyenangkan di sini.
"Nee, Alam! Apa aku boleh—"
"Eits, sebelum itu ...." Alam memotong ucapan semangat Risu. Ia tahu akan menjadi seperti ini sama seperti saat di taman bermain, jadi ia mengeluarkan dompetnya dan memberikan masing-masing selembar seratus ribu kepada mereka semua.
"Ingat! Pakai uang itu baik-baik! Jangan beli sesuatu yang lebih dari segitu," ucap Alam.
"Apa kau yakin uang segini cukup?" Iofi mengibas-ngibaskan uang seratus ribunya dengan sembarangan dan dengan cepat Alam mengambilnya lagi.
"Kalau tidak mau, tidak usah sama sekali."
"Uwaah ...! Aku hanya bercanda! Hanya bercanda! Kembalikan uangku! Uangku yang berharga!"
Iofi merengek dan air mata sudah keluar di ujung matanya. Setelah berjanji agar menghemat uangnya kepada Alam, akhirnya Iofi mendapatkan uang seratus ribunya kembali.
"Uuhh ... Moona, Alam jahat."
"Yosh, yosh, anak baik." Moona mengelus-elus kepala Iofi yang merengek meminta pertolongan pada Moona.
"Kalau begitu, kalian boleh pergi. Jangan lupa berkumpul lagi dua jam dari sekarang di sini juga."
"Okey~"
Dan mereka semua pun pergi bersama-sama meninggalkan Alam. Tapi sebelum mereka pergi, Alam membisikkan sesuatu kepada Moona dan dia pun menyusul yang lainnya yang sudah pergi meninggalkannya. Dan kini tinggal Ollie yang tidak ikut bersama yang lainnya karena ia punya urusan tersendiri.
Ollie pikir kalau di sini pastinya adalah tempat yang menguntungkan untuk membuka bisnis 'Berfoto Bersama Ollie' miliknya lagi. Ia sudah menyunggingkan senyum kegirangan dengan semua uang yang akan ia dapatkan jika membuka bisnis itu di tempat ini.
"Kalau begitu, aku juga akan pergi." Ollie pun pergi meninggalkan Alam. Dia berbalik badan dan senyuman girang tidak bisa hilang dari wajahnya dari tadi. Tapi tiba-tiba Alam memegang lengan Ollie dan menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID
Fiksi PenggemarFanfic yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari para member holoID dari gen 1 dan gen 2 (dan gen 3)