Solusi Masalah Iofi

644 77 12
                                    

Hari ini agak sedikit berbeda. Benar. Karena Moona pagi ini tidak berada di kos-kosan.

"Tch. Apa sih Alam itu? Mengajak Moona ke kampusnya tapi tidak mengajakku," gerutu Iofi kesal.

Karena Moona tidak ada, otomatis yang membuat sarapan tiap pagi juga tidak ada. Iofi memang bisa membuatnya, tapi sejak saat ia kalah bertanding dengan Anya, dia jadi tidak percaya diri lagi dengan kemampuan masaknya.

Dia juga sudah protes ke Alam, tapi tetap saja itu tidak mengubah pendirian Alam yang hanya akan mengajak Moona ke kampusnya. "Dasar buaya!" Iofi masih terlihat kesal sambil mengacak-acak telur untuk brunch nya hari ini.

Iofi awalnya memutuskan untuk tidur lagi, tapi perut laparnya membuatnya bangun beberapa jam kemudian dan mau tidak mau ia harus membuat sarapannya.

"Alam sudah bilang kalau dia mengajak Moona untuk membantunya di kampus, kan?" ucap Risu.

"Dia bukannya mau main atau jalan-jalan," ucap Ollie memperjelas.

"Tapi tetap saja! Itu namanya buaya!"

Yang lainnya hanya bisa menghela nafas ketika melihat Iofi marah-marah tidak jelas. Masalahnya bukan pada marah-marahnya, tapi Iofi yang sedang menyiapkan makanan. Jadi yang lainnya menunggu dalam kelaparan.

"Eh?"

Dan tiba-tiba terdengar bunyi besi yang patah. Ternyata itu adalah garpu yang Iofi gunakan untuk mengacak-acak telurnya. Ia pun membuang garpu itu ke samping ke arah garpu-garpu lainnya yang juga sudah patah menjadi korban.

"Uwaah! Iofi! Mangkuknya, lihat mangkuknya!" ucap Reine.

"Mangkuk?"

Iofi melihat ke mangkuk yang sedang ia pegang, tapi tidak ada yang aneh dan menganggap kalau Reine berlebihan. Tapi saat ia melihat ke dasar mangkuknya, terdapat lubang besar yang membuat semua telur kocoknya lolos ke lantai.

"Oh. Bolong."

"Jangan cuma 'oh, bolong'! Sudah berapa mangkuk yang kau lubangin?!" Reine berteriak yang entah kenapa mirip dengan seseorang.

"Kau benar-benar jadi mirip Alam tadi," gumam Iofi. "Tapi tidak usah panik! Selama ada Moona, tidak ada masalah yang terlalu besar!" Iofi tersenyum percaya diri, meskipun ia hanya bisa mengandalkan orang lain, tapi dia tetap percaya diri.

"Tapi Moona kan lagi pergi," ucap Anya.

"Eh?"

"Perginya juga bareng Alam," ucap Risu.

"Eh?!"

"Yang pasti kalau dia pulang, Alam juga pulang," lanjut Reine.

Iofi memegangi kepalanya pusing karena entah apa yang akan diperbuat Alam ketika melihat semua perabotannya rusak. Ia sudah bisa membayangkan kemarahan Alam dan bakal membuatnya membeli makan sendiri, dia juga belum bayar uang sewa kos-kosan selama empat bulan. Pasti dia bakal menagihnya sekarang juga.

"Tidak! Siapapun tolong aku!" Iofi berteriak dan menggaruk kepalanya karena kebingungan.

"Dia nyadar juga akhirnya."

Adalah pemikiran semua orang ketika melihat Iofi yang sedang panik. Tapi mereka juga tidak tahu bagaimana cara menyelamatkan Iofi. Lagipula, mereka tidak punya banyak uang untuk mengganti semuanya.

Biasanya mereka mengandalkan kekuatan Moona untuk memperbaiki perabotan akibat kecerobohan Iofi dan Risu. Tapi kini Moona sedang pergi, yang lebih sialnya lagi, perginya bareng Alam.

Ketika semuanya sedang bingung mencari solusi untuk masalah ini, dan melihat Iofi yang tidak bisa diam, tiba-tiba sebuah ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka semua.

Kos-Kosan HoloIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang