Kita kembali beberapa saat ke belakang. Kali ini adalah bagaimana Alam dan Moona pergi ke kampus untuk melakukan sesuatu yang membuat Iofi menghancurkan alat-alat makan di kos-kosan.
"Alam, apa tidak apa-apa meninggalkan mereka? Sepertinya mereka mau ikut juga, terutama Iofi," ucap Moona khawatir.
"Aku sengaja tidak mengajak mereka."
"Memangnya kenapa?"
"Karena bisa-bisa uangku habis duluan dan tidak balik modal. Kita sudah sampai, btw."
"Woahh ...."
Mereka kini sudah sampai di depan pintu gerbang kampus Alam. Suasananya sedang sangat ramai karena sedang ada acara bazaar yang memperbolehkan mahasiswanya membuka stand dan berjualan di sana.
Tapi untuk membuka stand juga memiliki syarat, yaitu membayar sewa tempat. Dengan uang bayaran kos-kosan Moona dan Risu— Iofi belum bayar kos, akhirnya dia bisa menyewa tempat untuk stand di sini.
Alam dan Moona berjalan sekalian melihat-lihat apa saja yang ada di sana. Banyak juga mahasiswa-mahasiswi lain yang menawarkan dagangannya sepanjang jalan kepada Moona yang membuatnya kebingungan, tapi Alam dengan cekatan melindungi aset berharga miliknya itu.
Alam sudah belajar dari pengalamannya yang lalu. Kini Moona memakai sweater hoodie yang menutupi tubuh dan rambut ungu indahnya, ia tidak ingin Moona terlalu menarik perhatian seperti sebelumnya karena akan membuat heboh.
Setelah berjalan cukup dalam, akhirnya mereka sampai di tempat Alam menyewa stand miliknya. "Ini tempatnya." Alam memegang peta lokasi stand di tangannya.
Dan setelah melihatnya, Moona sempat mengucapkan sesuatu. "Tempatnya cukup kecil, ya?" Selain kecil, tenda stand itu juga kurang strategis dan jauh dari keramaian pengunjung karena mereka berada di ujung jalan yang jauh.
"Iya, hanya ini yang bisa aku sewa dengan uangku yang sekarang." Alam juga menyesali sesuatu dan menggenggam dengan dendam. "Kalau saja Iofi enggak nunggak bayar berbulan-bulan, aku pasti sudah dapat tempat paling depan!"
"A-aku yakin dia akan bayar, kok."
"Dia? Bayar? Setiap kali aku tagih, dia selalu bilang 'aku akan membayarnya bulan depan sekalian' atau 'uangku sudah habis'. Dan sampai sekarang dia masih belum membayarnya, dia itu sebenarnya kerja apa enggak, sih?"
"Ma-maafkan dia, ya? Aku tahu perasaanmu, kok." Moona hanya meminta Alam untuk sabar tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa tentang Iofi.
Dan karena Moona, Alam hanya bisa menghela nafas pasrah sekarang. "Ya sudahlah, lagipula tempat ini sudah cukup kalau hanya untuk daganganku yang ini."
"Memangnya kamu buat apa?"
Alam kemudian mengeluarkan sesuatu dari kotak plastik yang ia bawa sedari tadi. "Aku membuat ini." Dan ternyata di dalamnya adalah sebuah olahan makanan berwarna coklat, tapi ada lapisan tepung panir diatasnya membuatnya menjadi lebih garing.
Moona kemudian mengambil satu yang memiliki bentuk bulan sabit. "Bentuk ini ...."
"Kufufu ... benar sekali. Aku terinspirasi dari kalian dalam membuat bentuk kue ini. Ada enam bentuk bulan sabit, kacang kastanye, UFO, pedang, keris, dan bulu burung."
Alam mempresentasikan makanannya dengan gaya yang profesional, seolah dia adalah seorang sales marketing tingkat tiga. "Silahkan coba satu."
Moona kemudian mengambil satu bulan sabit itu. "Selamat makan." Lalu memakannya.
Setelah beberapa saat mengunyahnya, Moona bisa merasakan perasaan lembut di dalam tapi renyah di luar. Dan terlebih lagi, Moona bisa merasakan rasa yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID
FanfictionFanfic yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari para member holoID dari gen 1 dan gen 2 (dan gen 3)