Di luar angkasa yang gelap dan bertabur bintang. Orang bilang kalau bintang itu adalah benda bercahaya yang diam tidak bergerak, jika itu bergerak maka mereka disebut sebagai asteroid. Itu pun mereka bergerak karena terbawa oleh gravitasi planet.
Tapi ada satu benda yang bergerak dengan cepat dan bercahaya. Benda itu bukanlah bintang dan bukan juga asteroid. Ia tidak tertarik gravitasi seperti asteroid dan bergerak dengan keinginannya sendiri.
Benda itu terbuat dari metal, berbentuk bulat sempurna. Dan di tengah-tengah bulatan tersebut terdapat sebuah kaca berbentuk setengah lingkaran yang membuat sesuatu di dalamnya dapat melihat keluar.
Di dalamnya terdapat sesuatu yang sedang duduk disana, menekan ratusan tombol-tombol yang ada di depannya dengan sangat cepat.
Ia melihat kearah layar hologram yang muncul ketika ia menekan salah satu tombol tadi dan hologram itu menampilkan gambaran planet bumi yang sedang berotasi.
Ia memeriksanya lebih detail lagi dan menyadari kalau itu adalah planet yang memiliki kemampuan untuk menunjang suatu kehidupan, tidak seperti planet-planet lain di sekitarnya.
"Di sana ... aku bisa hidup."
Setelah membulatkan tekadnya, ia pun menggerakkan benda metal tadi-atau pesawat miliknya, menuju ke planet bumi.
Tapi rencananya untuk masuk ke dalam planet bumi tidak terlalu berjalan mulus. Atmosfer bumi yang cukup tebal dan berlapis-lapis membuat pesawatnya harus bergesekan dan menimbulkan percikan api yang membakar bagian depan pesawatnya.
Ia berusaha mengendalikan pesawatnya sekuat tenaga, tapi gravitasi bumi yang kuat membuatnya menjadi sedikit kesulitan.
"Ayo ...! Mendarat dengan selamat!"
Akhirnya ia berhasil masuk ke dalam planet bumi meskipun dengan bersusah payah. Alarm pesawatnya berbunyi karena terjadi kerusakan di beberapa bagian pesawatnya, tapi itu tidak menghalanginya untuk dapat mendarat dengan selamat.
Ia mendarat di sebuah tanah kosong atau lapangan dan bekas pendaratannya menimbulkan bekas yang cukup parah. Suara yang dihasilkannya pun sangat keras sehingga berpotensi untuk menarik perhatian.
Ia keluar dari dalam pesawatnya. Seluruh tubuhnya sangat gelap seakan tidak ada cahaya yang meneranginya dan yang bercahaya hanyalah matanya saja dengan pupil berwarna hijau yang menatap waspada ke sekelilingnya.
"Tidak ada yang aneh disini. Kelembabannya baik, udaranya juga tidak beracun."
Dari balik tubuh gelapnya, sekilas bisa terlihat kalau ia mengeluarkan sebuah senyuman. Tapi senyuman itu langsung menghilang ketika ia mendengar suara sesuatu mendekat.
Tubuh dan matanya langsung waspada dan dengan refleks yang cepat ia langsung bersembunyi di balik sebuah pohon yang cukup besar.
Saat ia sudah bersembunyi dan menunggu siapa yang akan datang, tiba-tiba dua orang datang sambil membawa senter dan memeriksa suara ribut apa tadi.
"Pak Dadang, yakin nih kita nyamperin suaranya? Suaranya kenceng banget loh tadi."
"Tenang aja, Pak Oleh. Kalau ada apa-apa kita langsung lari aja."
"Ngomong mah gampang, Pak."
Dua laki-laki berumur yang sepertinya sedang mendapat giliran ronda mendengar suara kencang dari lapangan dan mereka berdua langsung menghampirinya.
Kondisi lapangan yang gelap dan tanpa penerangan membuat mereka berdua harus membawa senter sebagai penerangannya. Saat mereka berdua sudah sampai lapangan, mereka mengarahkan senternya ke kanan dan kiri untuk memeriksa apakah ada yang aneh disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID
FanfictionFanfic yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari para member holoID dari gen 1 dan gen 2 (dan gen 3)