Ada Makhluk Lain Selain Mereka

743 105 9
                                    

Saat sedang memakan nasi goreng itu, tiba-tiba ada suatu gerakan di luar kamar yang menyita perhatian Alam. Ternyata bukan cuma Alam yang sadar, Iofi juga menyadari hal itu.

"Iofi, apa kau-"

"Aku tahu, ada seseorang di sana."

Sebuah gerakan di dekat pohon bambu yang Alam tidak jadi potong saat itu membuatnya penasaran dan ingin segera memeriksa hal itu.

Meskipun hari sudah malam dan tubuh Alam sudah lelah, tapi itu tidak menyurutkan rasa penasaran Alam saat ini. Bisa saja itu adalah orang jahat yang ingin membobol kos-kosan ini.

Tapi Alam sadar kalau hal itu tidak mungkin terjadi. Karena yang mengintip tadi melihat kami melalui jendela dan saat ini kami berada di lantai dua, jadi tidak mungkin kalau dia adalah orang biasa.

Jadi setelah Alam menyelesaikan urusannya dengan nasi goreng yang ada di hadapannya, ia pun segera bergegas berdiri dan melihat ke arah jendela.

"Risu bantu aku cuci piring, ya," ucap Moona.

"Okey~"

Risu dan Moona pun berjalan ke dapur sambil membawa piring-piring kotor bekas makan mereka tadi. Sementara Iofi mendekati Alam yang sedang melihat ke arah jendela, ia juga sebenarnya tahu alasan Alam melihat ke arah jendela.

"Masih ada orangnya di sana?" tanya Iofi.

"Kurasa dia sudah menghilang, apa kau bisa merasakan hal yang aneh dengan orang yang mengintip kita tadi?"

"Ya, aku yakin kalau dia bukan manusia sepertimu. Tapi keberadaannya lebih lemah dari kami bertiga, jadi seharusnya itu bukan manusia biasa," jelas Iofi.

"Jadi begitu."

Meski dibilang lebih lemah dari mereka bertiga, tetapi Alam tetap saja takut karena mau bagaimana pun ia hanyalah seorang manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah. Jadi ia tetap saja tidak yakin.

Meskipun ia awalnya tidak percaya hantu, tapi setelah melihat keberadaan Moona, Risu, dan Iofi membuat Alam jadi yakin dan waspada terhadap apa yang dilihat Iofi tadi.

Tapi tiba-tiba Iofi menanyakan suatu pertanyaan yang tidak ingin didengar oleh Alam.

"Mau melihat dia?"

"Eh?"

"Eh?"

Kami berdua sama-sama mengucapkan 'eh?' karena aku bingung dengan pertanyaan yang diberikan Iofi, sementara Iofi bingung dengan responku.

"Ki-kita mau melihat dia?"

"Iya, apa ada yang salah? Jangan bilang ... kau takut?"

"Ti-tidak ...."

Alam memalingkan wajahnya saat mengatakan hal itu. Membuat Iofi memasang ekspresi datar tidak percaya. Ia kemudian menghela nafas dan berjalan mendahului Alam.

"Ya sudah, aku sendiri saja."

"Tu-tunggu sebentar!"

Alam pun mau tidak mau mrngikuti Iofi yang sudah jalan keluar duluan. Sementara Moona dan Risu yang sedang berada di dapur mengintip ke arah ruang makan saat Alam dan Iofi sudah berjalan keluar, ia saling memandang satu sama lain karena bingung apa yang telah terjadi.

Sementara Alam dan Iofi yang sudah berada di luar berhenti di depan pohon bambu yang dulunya tidak jadi dipotong oleh Alam.

"Dia ada di sini," ucap Iofi.

"Serius?"

Entah kenapa Alam merasa sial dan beruntung di saat yang bersamaan. Beruntungnya karena ia tidak jadi memotong pohon bambu ini, tapi sialnya ia mengetahui kalau 'penunggu' di sini lah yang membuat kos-kosannya tidak laku.

Kos-Kosan HoloIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang