Saatnya Menjadi Idol

825 115 20
                                    

"Hololive? Aku tidak pernah dengar nama itu?"

Alam baru pertama kali mendengar nama perusahaan seperti itu. Ia takut kalau ini adalah perusahaan abal-abal yang biasanya menipu costumer nya, apalagi dengan persyaratan yang tidak begitu ribet, membuatnya lebih mencurigakan lagi.

Meskipun begitu Alam harus mencari pekerjaan secepatnya agar gadis-gadis itu bisa mendapat pekerjaan dan mereka juga bisa membayar sewa kos-kosan.

Lalu tiba-tiba Alam mengingat wajah gadis-gadis itu. Moona, Risu, dan Iofi. Mereka terlalu polos jika harus dibiarkan sendirian, jadi mau tidak mau Alam harus menjadi pendamping bagi mereka.

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Alam sudah siap setelah meyakinkan dirinya sendiri. Jika itu adalah perusahaan abal-abal, maka dialah yang akan melindungi mereka.

"Maju sini kau, Hololive!" ucap Alam.

Alam kemudian melihat lebih dalam website Hololive tadi sebelum mendaftarkan mereka. Ternyata bayangannya soal Hololive adalah perusahaan abal-abal langsung dipatahkan dalam sekejap ketika melihat talent-talent yang ada di dalamnya.

Ia melihat beberapa video dari talent-talent yang ada disana dan menontonnya sebentar untuk mencari referensi.

"Good morning, motherf*ckers."

"Konpeko, konpeko, konpeko! Usada Pekora peko, domo domo!"

"Faq is love!"

"Yubi yubi! Yubi ga choudai."

"'Can you be my waifu?' Mmm ... friends! Friends!"

Setelah melihat beberapa video talent yang ada di Hololive, Alam tanpa sadar mengucapkan sesuatu yang ada di dalam pikirannya.

"Ka-kayaknya ... ini tempat yang cocok bagi mereka, deh."

Ia pun akhirnya semakin tidak ragu untuk mendaftarkan mereka di Hololive ini. Setelah mengisi beberapa persyaratan yang tertera disana, Alam pun menekan tombol 'kirim'.

Setelah beberapa saat mengirim persyaratannya, Alam pun tiba-tiba mendapat panggilan telepon dari seseorang. Nomor yang tidak dikenal menelepon dirinya dan Alam pun mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo, apakah benar ini Bapak Alam yang mendaftarkan tiga orang di Hololive?"

"Benar, itu saya."

Dan yang menelepon adalah orang dari pihak Hololive itu sendiri. Alam merasa aneh ketika dirinya dipanggil 'Bapak', seakan dirinya ingin membayar cicilan motor. Tapi ia menghiraukan hal itu.

"Baiklah, Pak. Dari persyaratan yang sudah anda isi apakah ada yang sesuatu yang salah ketik atau typo?"

"Tidak ada, semuanya sudah benar."

"Baiklah kalau begitu, untuk kerja sama lebih lanjut, apa anda memiliki foto dari tiga talent yang anda daftarkan?"

"Ah, tentu. Tunggu sebentar."

Alam kemudian mencari foto yang bisa ia berikan kepada pihak Hololive. Tapi foto yang ia punya adalah kebanyakan foto pingsan mereka semua.

Mulai dari Moona yang pingsan karena jatuh dari langit dan Iofi yang pingsan karena kepalanya dipukul oleh Alam dengan panci. Hanya foto Risu saja yang terlihat normal karena diambil secara selfie.

"Tunggu, sejak kapan Risu selfie dengan kameraku?" gumam Alam.

Tapi Alam tidak mempermasalahkannya lebih lanjut lagi dan kemudian mengirim foto tadi ke pihak Hololive.

"Baiklah, mereka adalah talent-talent yang didaftarkan oleh anda, kalau begitu kami akan datang ke alamat yang anda kirimkan ke kami seminggu dari sekarang."

Kos-Kosan HoloIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang