N-92372020

1.1K 108 6
                                    

Siaran ketiga tayang pada 9 April 2021

Song recommended :
Let's All Pretend To be Happy - Adhitia Sofyan

Song recommended : Let's All Pretend To be Happy - Adhitia Sofyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-elnoveint-

Orang itu menuruni anak tangga setelah meletakkan asal buku-buku di sisi rak yang kosong kemudian berdiri tepat di depan Diandra.

"Kode."

"Hah?" Diandra mengernyit bingung. Kode...apa? Ohh iya! Apa yang dimaksud orang itu adalah, "Nasi goreng Bu Aya, cilok Si Alan, cendol dawet Bang Satya."

Tiba-tiba saja, raut wajah dingin dan datar orang itu berubah sangat cerah. Mulutnya menganga lebar seolah ingin berteriak tapi tertahan.

Tiba-tiba, lagi, orang itu mengangkat kepalan tangan ke udara. Persis seperti seseorang yang merasa sangat senang telah memenangkan sebuah perlombaan.

"Yes! Akhirnya lo dateng, And!"

Diandra terkejut. And. Nama panggilan itu tidak pernah Diandra dengar lagi selama tiga tahun ini. Nama panggilan itu juga hanya dikenal oleh beberapa orang yang mengenal sisi lain Diandra. Kejam dan mengerikan.

Itu berarti, orang di depannya ini sangat mengenal baik siapa Diandra. Atau...bisa jadi mengenal baik keluarganya, terutama Papa. Sampai-sampai dia mengetahui nama pemberian Papa.

"Gue Budi. Temen Devandra, Devano, sama Om lo, Dimas." Tanpa lebih dulu ditanya, orang itu sudah memberi tau siapa dirinya pada Diandra.

Diandra tersenyum kecil dan mengangguk.

"Ck, lo kayak Devandra. Persis. Bener-bener kayak Si Bos, tapi versi cewek," Budi tertawa karena perkataannya sendiri. "Panggil gue Budi aja. Nggak usah pake embel-embel Om atau Uncle dan sodara-sodaranya."

"Entar nggak sopan," kata Diandra.

"Udah nggak papa. Kita kan seumuran!"

Diandra memperhatikan Budi dengan satu alis terangkat. Rambut lelaki itu sudah ada yang putih. Di bagian sudut matanya terlihat keriput walau samar.

Dan yang paling penting, Budi kan teman Papa, jadi dia pasti berumur empat puluh tahun. Kenapa dia menyebut seumuran dengan Diandra? Ck, Budi sama kayak Papa dan Dimas. Sama-sama nggak mau disebut tua.

"Oke?"

"Hah?" Diandra mengerjap. Di detik berikutnya dia mengerti apa yang Budi tanyakan. "Oke, saya panggilnya Pak Budi aja, kalo Anda nggak mau dipanggil Om."

Budi berdecak. "Ah elah, gue bukan kepala sekolah SMA Alfian yang botak itu dan...lo kenapa kaku amat, sih? Pake lo-gue aja nggak papa. Gue mah orangnya santuyyy. Panggil gue Budi, nggak ada bantahan."

Elnoveint✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang