AA-2141079149124

572 78 104
                                    

Siaran keempat puluh dua tayang pada : 23 Oktober 2021

Song Recommended : Mari Bercerita – Payung Teduh

Song Recommended : Mari Bercerita – Payung Teduh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-elnoveint-

Farel menjepit ponsel diantara pundak dan telinga kiri sementara kedua tangannya menarik korden setinggi pintu kaca. Selesai menutup dan sedikit merapikannya, Farel mengambil ponsel yang masih terhubung dengan Mera.

"Kalo ngantuk, tidur aja. Besok dilanjutin lagi, Mera." Farel berkata seperti itu karena sudah berulang kali mendengar Mera menguap.

"Enggak, dikit lagi selesai."

Farel berbaring, membalik tubuhnya menghadap lampu di atas nakas samping tempat tidur, lalu mendengus geli. "Dasar anak ambis."

Farel tau, Mera paling tidak suka disebut ambis. "Nggak! Aku enggak ambis!" Farel tertawa geli. Kali ini gantian dia yang menguap dan Mera mendengarnya. "Kamu tidur sana."

"Mau nemenin kamu sampe selesai nugas."

"Ya udah."

Tidak ada yang berbicara lagi setelahnya. Hening menyelimuti. Suara yang timbul dari kegiatan Mera mengetik di laptop membuat Farel tambah mengantuk. Tapi, demi menemani Mera mengerjakan tugas, Farel menahan kantuknya.

Farel teringat, Mera menyalakan radio, tapi sejak tadi dia tidak mendengar suara penyiar radio memulai siaran. Baru akan bertanya pada Mera, suara Sang penyiar terdengar.

"110,2 FM Elnoveint Radio find the meaning of the messages. Hai, penonton radio! Gue harap, lo masih inget sama gue. Ini gue Dian, penyiar radio Elnoveint. Udah lama banget nggak, sih, Elnoveint nggak siaran? Sekitar enam bulan."

Elnoveint.

Farel masih belum menyadari hal itu.

"Banyak dari kalian yang nanyain kita lewat pesan Instagram. Elnoveint kemana? Kenapa nggak pernah siaran? Gue kangen denger siaran Elnoveint. Dan masih banyak lagi. Jawabannya karena enam bulan yang lalu, tim Elnoveint kecelakaan."

Farel mengerjap. "Enam bulan lalu? Kecelakaan?"

"Mobil yang kita tumpangi masuk ke jurang dan kebakar habis. Bener-bener habis sampe jadi abu. Loh, terus gimana kalian bisa selamat? Mungkin itu yang sekarang kalian bingungkan, kan?" Dia mendengus geli. "Gue nggak bakal kasih tau karena ini rahasia Elnoveint."

Farel membelalak. Dia sudah menyadarinya.

"Elnoveint!"

"Gue mau sampein sesuatu sama seorang yang baik banget sama gue dan tim Elnoveint." Sang penyiar radio menjeda kalimatnya, "Hai Farel, ini gue Dian. Diandra."

Farel tersentak. "D-diandra?"

"Ibarat sebuah novel, kita semua belum mencapai akhir halaman seperti apa yang lo pikir selama ini. Lo baru sampai akhir dari sebuah bab, bukan sebuah cerita. Hanya karena alur ceritanya nggak sesuai harapan lo, lo memutuskan untuk berhenti dan menganggap titik dimana lo berhenti adalah akhir cerita. Padahal masih ada beberapa bab lagi untuk mencapai kata selesai."

Elnoveint✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang