YY-214107914

554 86 80
                                    

Siaran keempat puluh tayang pada : 9 Oktober 2021

Song Recommended : After The Rain – Adhitia Sofyan

Song Recommended : After The Rain – Adhitia Sofyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-elnoveint-

Enam bulan berlalu.

Sepuluh menit lagi jam menunjukkan pukul dua belas siang, namun Bian, sekretaris Brawijaya masih melakukan presentasi di depan sana. Kemungkinan besar Farel harus menahan rasa laparnya lebih lama lagi.

"Kalian semua siapkan persyaratan untuk mengikuti tender Dewandaru sebaik mungkin. Jangan ada kesalahan sekecil pun yang dapat membuat kita kalah tender. Kalau sampai ada yang salah, kalian pasti sudah tau apa hukumannya."

Semua karyawan tersentak kecil, menundukkan kepala menyembunyikan ketakutan sambil membuka map, berpura-pura mengecek laporan yang dibuat.

"Pak Farel."

Farel mendongak, Bian barusan memanggilnya. "Sebelum rapat saya tutup, sebagai perwakilan dari Pak Brawijaya, apa Pak Farel ada hal yang ingin di sampaikan?"

Farel tersenyum. Akhirnya, sebentar lagi dia bisa makan. "Tidak ada. Semua sudah Anda presentasikan dengan baik. Pak Brawijaya juga tidak mengabari saya apapun." Di dalam rapat kali ini, Farel datang untuk menggantikan Brawijaya. Lelaki tua itu sedang melakukan rapat juga dengan rekan kerja dari luar negri.

Bian mengangguk samar. Dia menutup rapat bersamaan ketukan pintu terdengar. Farel dan semua orang yang ada di sana menoleh. Di ambang pintu, Mera berdiri dengan senyum tipis di wajah.

"Maaf menganggu."

Farel segera beranjak, menghampiri tunangannya setelah berpamitan pada sekretaris dan para karyawan. Farel melempar senyum lebar. "Hai!" sapanya hangat lalu memeluk Mera di depan semua orang yang ada di dalam ruangan.

Mera berdecak, memukul Farel pelan. Dia agak kesal Farel tidak bisa menghilangkan kebiasaan memeluk dirinya saat bertemu. Mera tersenyum tidak enak pada sekretaris Brawijaya dan karyawan yang pastinya sedang menahan senyum geli.

"Kamu, ya!" Mera menggerutu pelan.

Farel terkekeh. Menarik lembut tangan Mera keluar ruang rapat dan berjalan menuju ruangannya sendiri. Farel tidak bisa menyembunyikan raut bahagia di wajah. "Kamu tau, ya, kalo aku kangen sama kamu? Makanya kamu dateng ke sini."

Mereka berbelok ke kanan, baru Mera membalas, "Iya-in aja deh biar seneng."

Farel menoleh, cemberut. "Ish gitu."

"Aku tadi masak sop ayam. Aku bawain ke sini karena aku tau, kamu pasti belum makan siang."

"Sop ayam?" Mata Farel berbinar.

Mera mengangguk. "Iya, sama perkedel kentang."

Mendengar itu, langkah kaki Farel lebih cepat. Mera tau saja makanan kesukaan Farel. "Ayo kita makan!"

Elnoveint✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang