Bab 20 - Memaafkan

18 4 0
                                    

Calisto mengembuskan napasnya yang mengeluarkan uap. Langit pagi yang terang dengan suhu dingin khas musim peralihan membuat tubuhnya sedikit menggigil, meskipun ia telah mengenakan mantel tebal untuk membungkus tubuh. Lelaki itu tengah berdiri di balkon rumahnya⸺yang lebih mirip istana itu⸺dengan pandangan menerawang.

Sudah berhari-hari lalu sejak pertengkaran sengitnya dengan Kaysen. Namun, rasa tidak nyaman masih menggerogoti jiwanya. Adiknya itu tidak melakukan apa-apa selain memukulnya waktu itu, dalam artian, tidak mem-block akses jaringan dan tetap menerima laporan pekerjaannya, meski sama sekali tak mengajaknya bicara. Namun, justru keadaan inilah yang membuat hatinya bergolak tidak nyaman. Kaysen mungkin masih kesal dengannya, tetapi tidak dengan profesionalismenya dalam bekerja. Itu artinya, sang adik masih mengizinkannya untuk turut mengurus perusahaan tersebut, walau entah akan seperti apa hubungan keduanya nanti.

Seperti hari ini, lelaki itu baru saja menyelesaikan segala urusan yang berkaitan dengan Win Thousand, setelah semalaman lembur dan tidak tidur.

Suara pintu berderit ringan membuat Calisto menoleh ke belakang. Drea, sang istri sepertinya baru saja terbangun dari tidur, dengan wajah dan rambutnya yang belum tertata, serta pakaian tidur yang masih ia kenakan. Dan itu tidak mengurangi setitik saja kecantikan di wajah perempuan itu. Drea tetaplah yang paling memesona meski baru bangun tidur.

“Pagi, Sayang,” sapa perempuan itu sambil melangkah semakin dekat.

“Pagi, Istriku.” Calisto tersenyum lembut, merangkul pundak Drea dan mengelus perut istrinya. “Apa kabar anak ayah?”

Drea terkekeh. “Baik-baik saja, Ayah,” ujarnya menjawab dengan gaya suara anak kecil yang membuat Calisto mencium pelipis wanita itu. “Teruslah seperti itu,” imbuhnya di sela bibir yang masih menempel di sana.

Sejenak hanya nampak uap yang keluar dari hidung keduanya.

“Kau sedang apa?” Drea mendongak. Dan seketika itu juga, melihat sklera mata suaminya yang memerah serta kantung mata hitam yang menggantung di sana, Drea berseru. “Astaga! Kau belum tidur? Dari ... semalam?” tanyanya dengan nada tak percaya.

Calisto menyeringai. “Aku akan tidur setelah ini, dan kau akan menemaniku,” ucapnya sambil berbisik di sisi telinga, sengaja menggoda. Tetapi, di luar dugaan, Drea malahan mendorong dada suaminya itu hingga memberi jarak yang cukup bagi mereka untuk saling menatap.

“Kau masih menghabiskan waktu untuk turut mengurusi perusahaan adikmu itu?” Wajah Drea yang tadinya tampak kusut berubah tajam seketika, membuat Calisto mengangkat alis, menatap kedua mata istrinya berganti-ganti, mencari maksud terdalam dari ucapannya tersebut.

Lelaki itu memegang kedua bahu perempuan di depannya. “Aku melakukan ini untuk ayah. Kau tahu bukan? Ayahku harus berpulang dengan segala sesuatunya yang sedang berantakan. Dan aku bersama Kaysen sedang berusaha untuk mewujudkan cita-cita tertingginya waktu itu, menjadi perusahaan teknologi terkemuka di mata dunia.”

Mata Drea tak berubah mendengar penjelasan dari Calisto. Ia tetap menantang tatapan lelaki itu dengan tajam. “Harus berapa kali kubilang padamu?” tanyanya lirih dengan mimik wajah penuh harap.

“Kau lebih bisa berkembang daripada ini, Calisto. Kau punya segalanya. Kemampuanmu akan jauh lebih berkembang saat kau keluar dari segala ketidaknyamanan ini. Adikmu sudah tak peduli lagi denganmu, mengapa kau masih mati-matian membelanya? Tidak cukupkah aku sebagai alasan? Bahwa aku ingin melihatmu bahagia? Melihat keluarga kecil kita bahagia ....”

Calisto tertegun.

Dada perempuan itu kembang kempis menahan amarah. Harus berapa lama lagi ia bersabar? Ia sudah berhasil sejauh ini. Membuat Calisto bertekuk lutut karena mencintainya. Sekarang, harus bagaimana lagi ia membujuk suaminya itu agar mau seutuhnya meninggalkan Kaysen dan membangun kekuatannya sendiri? Kapan lah ia bisa menyaksikan dua bersaudara itu saling menjatuhkan dan hancur? Karena hal itu akan memudahkan bagi sekutunya untuk kembali mengambil alih perhatian dan kuasa sebagai perusahaan teknologi yang dipercaya di muka bumi ini. Mengambil kembali apa yang telah Win Thousand kuasai.

THE HEART (The Perfect Feeling) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang