Bab 35 - yang Datang dan yang Pergi

17 4 3
                                    

“Terima kasih, Celosia.” Lucas berucap dengan rasa bahagia yang sama dengan anak perempuannya itu.

“Terima kasih untuk apa, Ayah?” Dengan terbata-bata gadis itu berkata sembari mendongak, menatap Lucas dengan kening berkerut.

“Karena kau mau menerima ayah lagi setelah begitu banyak kesalahan yang kulakukan. Kau tahu? Jika pun kau meminta kebebasan untuk hidup seperti sebelum pertemuan ini, aku akan menerimanya. Keadaanmu yang baik-baik saja ini sudah cukup untuk ayah.”

“Tidak!” Alterio melangkah semakin dalam ke tengah ruangan, mencuri perhatian semua orang yang ada di ruangan itu.

“Apa maksudmu dengan tidak, Alterio?” Lucas bertanya dengan nada suara tegas mengancam.

“Celosia adalah adikku, dan aku ingin dia kembali ke tangan kita, berada di bawah perlindungan kita. Mengapa ayah begitu tidak peduli? Kesalahan masa lalu bukanlah alasan untuk melepas Celosia begitu saja.” Alterio berkata sembari melemparkan tatapan sinis ke arah Kaysen.

“Selama ini aku selalu memberikan perlindunganku secara penuh kepada Celosia dan dirimulah yang selalu mematahkannya, membuat adikmu itu terancam lagi dan lagi. Sekarang, dengan kemampuanmu, kau hendak melindunginya dengan caramu sendiri? Candaan macam apa yang sedang coba kau bicarakan ini?” Kaysen menggeram. Ekspresinya tampak murka seolah bersiap untuk memukulkan kepalan tangannya kepada lelaki pengganggu dalam hidupnya itu.

“Kau lupa, ya, Kaysen Finley yang terhormat, kau bahkan belum mengucapkan terima kasih kepadaku karena telah menyelamatkan nyawamu dari tembakan Nichlas yang mematikan. Jika saja aku ingin kau mati, tentu aku lebih memilih mengumpankan dirimu dan membawa pergi Celosia. Aku menyelamatkan kalian berdua di detik terakhir, apakah kau sungguh tak tahu diri dengan melupakan hal itu?” sanggahnya dengan ejekan yang sama.

“Jika aku jadi kau, maka selain menembak Nichlas, aku akan menembak diriku sendiri karena diriku adalah penyebab semua kesengsaraan diri Celosia. Kau adalah penjahat bertopeng pahlawan kesiangan.” Kaysen dengan keras kepalanya tak mau kalah beradu argumen.

Ia sungguh berharap Lucas Neron sajalah yang datang ke ruangannya. Memberi waktu bagi Celosia untuk menikmati waktu pertemuannya dengan sang ayah.

Mengapa Alterio juga datang? Benar-benar perusak suasana.

Kaysen mengumpat dalam hati. Baru tadi ia merasakan kedamaian yang begitu membuat hatinya nyaman, dan sedetik kemudian, rusak berantakan. Padahal ia berencana untuk melamar kekasih hatinya itu setelah Lucas dan Celosia selesai berbicara. Dan sekarang apa? Ia bahkan telah kehilangan momen terbaik itu dan tentu saja ia harus menunda rencananya serta mencari waktu terbaik lainnya yang membuatnya semakin hilang kesabaran.

Celosia yang kebingungan dengan interaksi dua lelaki itu hanya menoleh ke sana kemari dengan tak tahu harus mengatakan apa untuk melerai perdebatan mereka.

“Kau ... benar-benar tak tahu terima kasih!” Alterio membalas penghinaan Kaysen itu dengan geraman yang sama.

“Ini ruanganku, kau ingat? Aku sama sekali tak mengundangmu kemari-“

“Cukup!” Celosia akhirnya berteriak cukup keras hingga suaranya terdengar menggema di ruangan  itu. Perempuan itu menelan ludah. Menatap berganti-ganti pada Kaysen dan juga Alterio yang berada di dua sudut berbeda dari tempatnya berdiri.

“Aku akan memutuskan segalanya sesuai dengan keinginanku sendiri tanpa kalian harus berdebat,” ucapnya kemudian. Celosia lantas menoleh ke arah Kaysen dengan berat.

“Kaysen ... izinkan aku pergi untuk sementara waktu bersama ayah. Aku ingin merasakan bagaimana pulang yang sesungguhnya bersama keluargaku. Dan nanti ... nanti ... aku akan kembali ke apartemen milikmu yang sebelumnya kutempati. Bukankah itu cukup adil?” ujarnya mencoba bijaksana, menoleh ke arah Alterio yang tengah menatap ke arahnya.

THE HEART (The Perfect Feeling) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang