“Tidakkah kauingin menjauhkan revolver itu dari kepala adikmu sendiri?”
Lucas Neron terkesiap mendengar ucapannya, lupa jika saat itu ia tengah menyamar. Namun, ia tak memedulikan hal itu lagi sebab prioritas utamanya saat ini adalah keselamatan Celosia.
Pertanyaannya terlontar dengan tegas menyiratkan nasihat, berusaha untuk menggoyahkan Alterio, menasihati lelaki itu sebagai seorang ayah kepada putranya. Ya. Alterio adalah kakak tiri Celosia yang terlahir dari istri pertama Lucas Neron.
Hubungan darah itu terpisah sejak Alterio masih berusia dua minggu setelah dilahirkan. Ibu Alterio wafat, tubuhnya tak bisa bertahan karena perdarahan post partum yang tak bisa dicegah hingga kematian menjemputnya. Membuat Alterio kecil tak bisa merasakan kasih sayang seorang ibu dengan benar.
Adik sang ibu lantas meminta izin untuk merawat Alterio bersama keluarganya, membawa pergi bayi kecil itu dan meninggalkan Lucas yang masih berbenam luka.
Keadaan memang tak memungkinkan untuk Lucas merawat seorang bayi mengingat pekerjaan yang mengharuskannya untuk selalu ada di depan layar hitam. Dengan berat hati, dilepaskannya Alterio untuk pergi bersama iparnya ke negara tetangga. Meski berjauhan, sebagai ayah yang bertanggung jawab, Lucas tetaplah mencukupi segala kebutuhan bayinya dan terus mengawasi hingga anak lelakinya itu dewasa, tanpa mengetahui dengan benar bagaimana kehidupan Alterio yang ternyata tersesat ke jalan yang tak seharusnya, bergulat dengan dunia kejahatan.
Alterio yang tidak tahu bahwa sang ayah adalah tangan kanan Kaysen pun tak berpikir panjang untuk tak berhenti mengganggu perusahaan teknologi tersebut. Membalas sakit hatinya lantaran terus menerus disepelekan kemampuannya oleh Kaysen.
Kaysen yang semula begitu antusias untuk menembak pun mengangkat sebelas alis mendengar ucapan tak terduga yang keluar dari mulut Lucas Neron, begitu pula Calisto yang saat ini sedang bediri tepat di depan lelaki itu dan menodongkan revolver yang sama ke kepala Alterio dari kejauhan.
“Siapa kau, Orangtua? Datang dan meracau.” Alterio menatap tajam Lucas dan semakin menusukkan todongan pisolnya di pelipis Celosia membuat perempuan itu memejamkan mata ketakutan. Pandangan matanya lalu tertuju ke Kaysen lagi, tertawa puas dalam hati karena kemarahan yang pasti saat ini tengah menguasai lelaki itu.
“Aku hanya ingin mengambil apa yang seharusnya ada padaku. Kau tahu bukan, malam itu aku yang menemukan gadis ini terlebih dahulu? Dan kau selalu saja seenaknya menyatakan bahwa apa-apa yang sedang kauincar adalah milikmu. Kau memang hebat Kay, tetapi ada kalanya kehebatanmu itu mencelakai dirimu,” umpatnya dengan geram.
“Sedikit saja kaugores permukaan kulit Celosia, maka kau mati.” Kaysen diam-diam menekan tombol darurat pada alat komunikasinya, berharap tim keamanannya segera datang.
Alterio menyeringai. “Semua komunikasi telah dilumpuhkan di tempat ini, Kaysen Finley, Yang Terhormat. Percuma saja kaupanggil anak buahmu kemari, tidak akan ada yang datang,” kekehnya. “Jika kau ingin perempuan ini selamat, maka biarkan aku pergi membawanya-”
“Tidak!” Dengan keras Kaysen berseru menolak permintaan Alterio seperti yang sudah diduganya.
Baru saja akan melontarkan ancaman, seluruh ruangan mendadak gelap gulita seolah cahaya siang hari yang begitu panas itu terserap dan tak menyisakan setitik saja cahaya. Rupanya, Alterio tahu tentang seluk beluk ruangan di tiap lantai yang bisa menjadi kedap cahaya untuk mempermudah jika ada penyusup yang masuk. Cara ini digunakan untuk mempermudah mereka dalam penangkapan. Tentu saja dalam keadaan siap, Kaysen akan mengenakan lensa khusus miliknya yang dapat melihat dengan jelas dalam keadaan gelap, tetapi sekarang, seperti yang dikatakan Alterio tadi, desain ruangan canggih buatannya yang sedemikian adanya kini memerangkapnya. Tak ada persiapan apa pun termasuk alat komunikasinya yang tak bisa mengirim atau menerima panggilan. Dan kini Alterio dengan cerdik memanfaatkannya untuk melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEART (The Perfect Feeling) [COMPLETE]
Romance"Kaysen, kau sedang apa?" Dari balik layar tipis itu, Kaysen tampak mengalihkan pandangan kepada Celosia yang datang membawa tanya, memasuki ruangan dan melangkah perlahan mendekatinya. Lelaki itu tersenyum hangat lalu bertopang dagu dengan kedua ta...