15. Lauren

123 23 15
                                    

Aku kira ini akan sulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku kira ini akan sulit. Namun nyatanya, mereka terlalu naif
~~~

"Aman, kok, santai aja!" balas Charisa enteng sambil menyatukan jari telunjuk dan jempolnya membuat simbol OK.

Mereka berdua duduk di pinggir lapangan sambil terus mengawasi keadaan sekitar. Charisa menatap ke arah Kenzo sambil memberikan kode dengan lirikan mata. Kenzo yang paham dengan itu pun langsung mengikuti Charisa yang kini berjalan menuju Anneth dan Deven yang sepertinya sedang beristirahat bersama.

"Congratulation, Guys!!" Seruan dari dua suara yang berbeda tersebut sontak membuat Deven dan Anneth menoleh ke sumber suara. Rupanya ada Charisa dan Kenzo yang datang dengan wajah sumringahnya.

"Kalian keren banget deh! Gue doain semoga bisa bawa pulang medali emas!" celetuk Charisa sambil menekuk kakinya untuk ikut duduk di dekat mereka. Begitu juga dengan Kenzo.

"Wihh thanks yaa!! Kita bakal berjuang buat mengharumkan sekolah ini! Ya gak?" sahut Anneth kemudian melirik pada Deven untuk mendapatkan tanggapan dari laki-laki itu.

"Hah? Ahh iya! Kalian bantu doain aja," amanat Deven yang beberapa menit lalu sempat nge-blank.

Charisa dan Kenzo hanya tersenyum pada gadis dan pria itu, mereka masih mencari waktu yang tepat untuk menjalankan misinya. Beberapa kalimat udah banyak dikeluarkan dari mulut keduanya demi membangun suasana yang tidak terlalu canggung.

Hingga akhirnya Charisa mencolek-colek pada Kenzo sebagi kode bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menjalankan misi OPENTOLAKIA.

Sadar bahwa ia merasakan sesuatu di pahanya, Kenzo pun hanya mengangguk-angguk tanpa menoleh ke arah Charisa.

"Eh eh, Neth, lo boleh ajarin gue gerakan dasar gak? Soalnya gue masih bingung, masih rada kaku juga. Ya boleh ya? Kan lo lebih jago dari Deven," pinta Kenzo seraya menggunakan kesempatannya untuk menyindir Deven.

"Ohh ... boleh, kok. Gerakan yang lo masih bingung?" tanya Anneth secara spontan. Kini Kenzo terlihat berpikir sambil mengetuk-ngetuk dagunya.

"Gerakan itu, Neth, gerakan Age Uke," ucap Kenzo santai. Anneth pun mulai berdiri seraya mencontohkan gerakan yang dimaksud oleh Kenzo tersebut.

"Yang kayak gini?" balasnya sambil memperagakan gerakan Age Uke tersebut. Namun saat melihat tangan kiri Anneth yang kini terangkat lebih tinggi, Kenzo jadi semakin sulit melihat telapak tangannya.

"Eh bukan, bukan! M-maksud gue ... gerakan ... gerakan Osae Uke, nah iya gerakan itu!" ulangnya, padahal sebenarnya ia pun sudah lupa bagaimana gerakan tersebut. Kenzo hanya asal ceplos saja.

"Gini?" tanya Anneth dengan tubuh yang memperagakan gerakan dasar Osae Uke tersebut.

Namun lagi-lagi Kenzo dibuat dongkol, karena bukan itu gerakan yang inginkan. Tangan kiri Anneth justru malah menghadap ke bawah yang jika ingin melihat apa yang ada di telapak tangannya tersebut, ia harus menunduk. Kenzo kini hanya bisa terdiam sambil menggaruk-garuk kepalanya dan menggigit jari-jarinya.

Friend or Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang