Part ini berisi hal-hal yang bisa membuatmu potek😇🙏🏻
~~~Kamu tau? Persahabatan ini membuat semuanya semakin nyata
semakin nyata untuk tidak bisa bersama
~~~"Deven sama Anneth jad-"
"Oh, udah tau, dari sebelum ditembak malah," balas Charisa dengan santai, kemudian kembali menyuapkan sesuap nasi ke dalam mulutnya. Tetapi jawaban yang kurang jelas itu membuat alis Kenzo bertaut.
"Lah?"
Seakan mengerti dengan tatapan Kenzo, Charisa langsung melanjutkan, "Iya, gue hari ini sakit karena kemarin pulang hujan-hujanan setelah Deven ngajak ketemuan buat ngasih tau gue kalo dia mau nembak Anneth." Kenzo jelas mengerti dengan penjelasan Charisa, tapi wajahnya masih kurang meyakinkan. Dalam hatinya ia merasa iba pada Charisa, sahabatnya sudah mempunyai pasangan, sedangkan ia belum. Pemegang prinsip jomblo forever.
"Lo gak sakit hati, gitu?"
"Fo what?" ucap Charisa sok-sok-an menirukan aksen british.
***
"Gue mau pulang dulu, udah disuruh ngelukis aja nih sama si babeh," pamit Kenzo beranjak berdiri setelah mengantarkan Charisa untuk berbaring lagi di kamarnya. Kondisinya sudah mulai membaik sejak kedatangan Kenzo, suhu badannya juga mulai stabil.
Charisa terkekeh pelan kemudian mengangguk yakin. Tubuhnya kini sempurna ditutupi oleh selimut-yang bahkan harus dipaksa dulu oleh Kenzo. Kenzo menyunggingkan senyumnya, lalu mengacak pelan rambut Charisa. Ia keluar dari ruangan minimalis tersebut dan hanya meninggalkan aroma keringat dari badannya yang masih tersisa.
Suara motor yang dinyalakan itu mulai terdengar, disusul dengan desingan yang menandakan bahwa motor itu sudah meninggalkan pekarangan rumah Charisa.
Senyuman Charisa memudar seketika, tubuhnya beranjak duduk membenahkan posisinya. Tangannya tergerak meraih ponsel yang berada di atas nakas, Charisa membuka sebuah room chat yang sudah lama tidak diisi oleh percakapan hangat. Nama yang tertera di bagian atas room chat adalah nama seseorang yang ia tunggu kedatangannya sedari tadi.
Kepalanya menengok ke arah jendela kamar yang langsung menembus ke luar, memperlihatkan jalanan di area komplek tersebut. Sudah lama Charisa menunggu kabar dari Deven, ia bahkan berharap jika orang yang tadi membawakannya pecel lele serta menemaninya bercerita di kamar adalah pria itu. Tetapi hasilnya tetap nihil, sekeras apapun Charisa menunggu, Deven tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya di sekitar sini.
Gadis dengan rambut sebahu itu menghembuskan napasnya panjang, matanya terpejam berusaha menahan rasa pusing yang tiba-tiba merambat lagi di kepalanya. Mengingat kabar yang ia dapat dari Kenzo jika Deven sudah resmi menjadi kekasih Anneth, membuat beban pikiran Charisa semakin bertambah. Biasanya jika hanya kehujanan di jalan sampai beberapa jam pun, tubuhnya tidak akan sampai panas dan demam seperti ini. Tetapi nyatanya keadaan malah berbanding terbalik.
Ini bukan Charisa yang dirinya kenal.
Pintu terbuka menampakkan seseorang, lebih teptnya beberapa orang yang berada di belakang perempuan berambut panjang. Perempuan itu mengangkat dua kantung keresek tinggi-tinggi sambil memakai kacamata hitam. Ia berpose di ambang pintu, seakan-akan dirinya akan tampil di acara fashion show.
"Yo my friend you wanna come out here?"
"In jalan i melolong! Calling kang gemblong! With dugong-dugong! Yang ugly tak tertolong! What? SEPERTI KALONG! What? SEPERTI KALONG!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend or Love?
Teen FictionKetika ego tak bisa dikendalikan Persahabatan yang telah dijalin lama, harus menjadi korban. Belum lagi, saat salah satu darinya mengenal cinta. "Serapuh itukah bersahabat dengan lawan jenis?" Tentu tidak. Namun kedua remaja ini tak bisa mengendali...