3. Karate

313 61 97
                                    

Pagi yang cerah dan Charisa baru sampai di Sekolah dengan membawa motornya. Tadi ia sempat mengantar Nashwa ke kampusnya terlebih dulu karena motor Nashwa mendadak mogok. Beruntung saat sampai di sekolah gerbang belum ditutup dan belum terlalu ramai.

Charisa berjalan ke arah kelasnya, ia tak menyangka jika tujuh bulan lagi ia akan berpisah dengan sekolah ini juga teman-temannya, karena Charisa kini sudah kelas 12. Charisa melewati koridor yang merupakan tempat nangkring para siswa sebelum masuk ke kelas.

"Heyyo Ucha!" Seseorang yang datang dari belakang itu langsung merangkul Charisa sambil memakan sebatang coklat.

"Astaga, Nat, ngagetin tau gak," keluh Charisa pada Natalie-teman sekelasnya. "Hehe maaf deh maaf." Charisa memutar bola matanya sambil terus berjalan bersama Natalie.

"Deven mana?" tanya Charisa menoleh ke arah Natalie. "Yaelah ni cewek temennya dateng malah nanya si Deven. Lu tanya apa kek tentang gue gitu kayak 'Nat gimana nilai kimia lo?', 'Nat udah makan belum?' atau 'Nat lo udah dapet jodoh atau belum' gitu kek jangan Deven Mulu," gerutu Natalie sambil melepaskan rangkulannya dan memasang wajah cemberut.

"Lagian gue juga cuman tanya dia di mana," balas Charisa namun Natalie hanya bergeming dan tak merespon. "Iye iye, nilai fisika lo berapa, Nat? Si Fael udah nembak lo belum? Terus si Naura gimana kabarnya setelah lo tikung?" sambung Charisa dengan pertanyaan yang bertubi-tubi. Sontak raut wajah Natalie langsung berubah.

"Mana ada gue nikung Naura, sok tau lu!" sanggah Natalie sambil mengunyah coklatnya.

"Dih katanya disuruh nanya tentang lu, gimana sih," tukas Charisa jengkel. "Nilai Fisika gue ya gak usah ditanya lah," jawab Natalie mulai menjawab satu per satu pertanyaan Charisa.

"Terus si Fael gimana?"

"Tauk lah dia, gak ada kepastian. Lagian nih Cha, gue itu gak ada niat nikung si Naura sama sekali," balas Natalie membela diri. "Kan lu suka sama dia, Nat."

Natalie malas membicarakan hal ini, ia berusaha mencari topik lain agar tak usah membahas lagi tentang Rafael.

"Nah Cha, tuh anak yang lo tanya-tanyain udah dateng. Sekarang lo bebas mau peluk dia, mau traktir dia, mau nikam dia, mau nonjok dia lu bebas. Gue mau pergi dulu, BYE!" ucap Natalie menunjuk seorang siswa yang sedang berjalan dari jauh dan Natalie langsung berlalu dari hadapan Charisa.

"Itu si Kenzo, kambing!" cibir Charisa pada Natalie yang mulai menjauh. Ah sudahlah! pikir Charisa lalu kembali berjalan.

"WOY!"

"Ayam mengeong!" latah Charisa. Kali keduanya Charisa dikejutkan pagi ini, dan kedua kalinya ia ditertawakan saat keceplosan latah.

"Devennn ish!" geram Charisa kesal pada orang-orang yang mengagetkan pagi ini. Namun Charisa dan Deven pun akhirnya berjalan bersamaan menuju kelasnya. Kelas Charisa memang cukup jauh dari gerbang sekolah, ia harus melewati koridor lalu menaiki tangga dan berjalan lagi sekitar 3 meter untuk sampai.

"Katanya hari ini ada anak baru ya di karate?" Charisa menoleh ke arah Deven lalu menaikan kedua alisnya untuk mengiyakannya. "Cewek atau cowok ya kira-kira." Charisa mengetuk-ngetuk dagunya.

"Kalo cewek buat gue," celetuk Deven. "Kalo cowok?" tanya Charisa mengangkat satu alisnya. "Buat ... Natalie!" Spontan Charisa memukul lengan Deven dan memutar bola matanya malas.

"Kok si Nat sih? Kenapa gak gue? Gue kan jomblo gak ada yang ngasih harapan, si Natalie mah kalo bisa besok juga udah ada," bela Charisa tidak terima.

"Ya itu nasib lah, lagian nih gue gak sudi kalo anak baru nanti cakep, macho, cool harus pacaran sama modelan kayak lo yang halunya tingkat gila." Mendengar itu Charisa menjewer telinga Deven dengan kasar lalu melepaskannya. "Aww aww ... sakit woii!"

Friend or Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang