1. Pasar Malam

734 86 134
                                        

Di lapangan sekolah semua siswa yang mengikuti ekstrakurikuler karate sedang menyaksikan adu jurus antara dua anak remaja. Sedari tadi belum ada yang kalah, karena dua remaja itu sama kuatnya. Dan bisa dibilang seri.

Brukk

Akhirnya si gadis itu mampu melumpuhkan lawannya. Wasit mengakhiri pertandingan antara remaja laki-laki dan perempuan itu. Merekapun kembali ke tempat semula, yaitu di pinggir lapangan.

"Gila, Cha, lo makan apa dah kemarin? Tangan lo kayaknya ada peraknya deh," cibir Deven. Charisa yang sedang meneguk air minumnya pun hanya memutar bola matanya malas.

"Lo aja tuh yang lemes, kaki lo kenapa? Kok kenyal gitu? Abis makan nutrijel?" balas Charisa. Deven meninju kepalanya pelan.

"Enak aja lo, dikira kaki gue ager apa," tukas Deven. Sedangkan Charisa mengusap kepalanya yang sakit ditinju Deven.

"Sadis ih lo, masa gitu aja langsung mukul," rengek Charisa. Deven hanya menyeringai sambil menggedikkan bahunya.

"Bodo," balasnya.

"Kampang lo," umpat Charisa.

Deven hanya terkekeh melihat perilaku sahabatnya ini, yang tak pernah berubah dari dulu.

"Eh, Cha, katanya bakal ada anak baru ya di eskul karate?" ucap Deven bertanya serius.

"Siapa?" ujar Charisa. "Mana gue tau, kan gue-"

"Yang nanya!" tukas Charisa, memotong ucapan Deven. Sedangkan Deven hanya menatap Charisa sinis.

"Berisik lu lele!" ejek Deven.

"Bacot lu kepiting!" balas Charisa tidak mau kalah.

"Sssttt ... Berisik tau gak, Sensei lagi ngomong tuh," tegur salah satu teman mereka, yaitu Kenzo.

"Nyenyenyenye," cibir Charisa dan Deven bersamaan.

"Deven! Charisa! Kalian tidak mendengarkan Sensei!? Kalau tidak serius, lebih baik kalian pulang saja! Gak usah ikut-ikutan karate lagi!" tegasnya. Deven dan Charisa pun diam dan mendengarkan Senseinya.

"Baiklah, kalian paham apa yang tadi Sensei katakan?" tanya Sensei pada semua siswa.

"Paham," jawab semuanya, kecuali Deven dan Charisa.

"Nanti, kita akan kedatangan murid baru di ekskul ini. Sambut dia dengan baik, dan buat dia nyaman berada di sini," ucap Sensei menginformasikan.

"Sekarang kalian semua istirahat 20 menit. Karena ini sudah sore, jadi setelah istirahat, kalian boleh pulang."

~~~

"Ven, lu bawa motor gak?" tanya Charisa saat mereka sedang berjalan menuju ke luar.

"Bawa, kenapa?" jawab Deven.

Charisa sudah menyiapkan wajah memelasnya. Kemudian berkata, "Gue nebeng ya? Ya boleh ya? Ayolahh, Ven." Charisa menatap Deven dengan puppy eyes nya, dan mengatup kedua tangannya didepan wajah.

Deven yang melihatnya merasa geli. Sahabatnya ini selalu bertingkah demikian jika menginginkan sesuatu. "Ya ... Yaudah ayok, gak usah gitu juga kali. Jijik gue lihatnya," ucap Deven bergidik ngeri.

Charisa hanya nyengir tidak berdosa, dan berjalan lebih dulu di depan Deven. Sedangkan Deven, hanya terkekeh melihat sahabatnya ini.

"Dasar lele," batin Deven.

***

"Oi Deven, nanti malem ke pasar malam yuk," ajak Charisa saat mereka sedang dijalan.

Friend or Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang