Tidak, Deven. Kebahagiaan itu semuanya palsu, topengnya banyak. Yang sesungguhnya masih terlarut dalam angan-angan.
~~~"Demi apapun itu tadi beneran Danilla!?" seru Natalie.
Seisi back stage dipenuhi jeritan panik sebab tidak menyangka penyanyi independen dengan sejuta prestasi itu berada tepat di sebelah Charisa tadi. Wanita itu merangkul Charisa lantas mengajaknya bernyanyi bersama. Bagaikan mimpi, atau mungkin ini semua hanya mimpi belaka? Maksudnya, siapa yang bisa-bisanya membawa Danilla kemari hanya untuknya? Charisa tidak tahu, tetapi jelas ia sangat terkejut.
Tiga orang itu kini sudah keluar dari tenda di back stage, melihat secara langsung bagaimana kedua perempuan itu saling berpelukan di atas panggung tatkala selesai menyanyikan lagu Terpaut Oleh Waktu.
"Bang Fir! Emang Danilla juga diundang di acara ini?" seru Natalie bertanya lebih lanjut, meminta keterangan.
Pria itu menoleh ke arah Natalie lantas menggeleng sambil berkata, "Ngundang band Jingga aja udah mahal, gimana ngundang Danilla," timpal lelaki bernama Fir itu dengan datar.
Netra Natalie menangkap sesosok gadis yang mulai turun dari atas panggung dengan kedua mata yang berbinar sebab terlalu senang diajak berduet bersama sang idola. Penonton juga bersorak-sorai ketika mendengar perpaduan suara mereka berdua yang begitu klop dan cocok.
"Ini kerjaan kalian, ya?" tuduh Charisa pada Natalie, Rafael, dan William.
"Lah, bukan, Cha! Kita aja kaget tiba-tiba ada Danilla di situ, kok bisa, ya? Ibaratnya itu kayak acara talkshow di TV tiba-tiba didatengin presiden," balas William yang juga diangguki oleh Natalie dan Rafael.
Kening Charisa spontan berkerut menimbulkan lipatan di sana, jika bukan mereka, jadi siapa yang mengundang Danilla ke sini? Ia teringat saat tim pengatur acara di sana tampak memaksa Charisa untuk tampil secara solo menyanyikan lagu random. "Pasti elo, ya, Bang Fir?" tuduh Charisa lagi menunjuk ke arah Fir.
"Aduh, Charisa, yang punya acara aja gak mampu ngundang Danilla apalagi gue!" ungkap Fir, kesal selalu berhubungan dengan personil band satu ini. Padahal seharusnya ia bergabung dengan teman-temannya yang lain, tetapi mengapa setiap dirinya berpindah tempat memantau acara ke tempat yang lain, empat manusia ini selalu ada di sana.
"Terus siapa?" Charisa masih bersikukuh ingin mengetahui siapa dalang di balik semua ini.
Tepat saat itu juga netranya menangkap seorang pria yang sedang bersandar di kaki panggung sambil bermain ponsel dan sesekali tersenyum menyimak obrolan mereka. Senyumannya itu seolah menyiratkan, 'gak tau aja mereka'.
Charisa berjalan ke arahnya, menyapu jalannya dengan menyingkirkan tubuh Fir dari sana. Charisa berseru, "Kerjaan lo, ya?" Charisa menatap Kenzo dengan senyuman jahilnya. Laki-laki itu akhirnya mengalihkan pandangan dari ponsel lantas tersenyum ke arah Charisa, melipat kedua tangan di depan dada.
Kenzo mendekatkan wajahnya ke arah Charisa, tersenyum jahil. "Kalo iya memang kenapa, Charisa Yudia?" ujarnya. Charisa dapat merasakan deru napas Kenzo yang menyapu wajahnya. Ia mundur selangkah menjauhi pria itu.
"Kok, bisa, sih?"
"Kemaren itu kebetulan gue dapet kabar kalo besok Danilla bakal ada konser di Bandung. Nah tapi kabarnya dia udah ada di sini dari H-3 konsernya," ujar Kenzo menjelaskan, sekaligus mengungkapkan jika dirinya memanglah orang yang sengaja mengundang seorang Danilla Riyadi ke sini tanpa sepengetahuan band Jingga.
"Kok, bisa, Zo?" Pertanyaan yang sama kini terdengar dari mulut William.
"Ya, karena gue manajer lah! Gue yang meng-handle jadwal manggung kalian. Lagian Danilla juga kebetulan lagi free hari ini, gue udah nabung dari jauh-jauh hari biar sewaktu-waktu kalian ada jadwal manggung dan gak bentrok sama jadwal off air on air-nya Danilla, gue bisa ngundang dia. Dan, ya, syukur-syukur sekarang udah kesampean. Gimana? Seneng, 'kan lo, Cha?" Kenzo melipat kedua tangan di depan dada lantas menatap ke arah Charisa dengan mata berbinar. Berpikir jika gadis itu sangat amat terkejut dan terharu karena Kenzo sudah bersusah payah mengundang Danilla ke acara ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/231561245-288-k671461.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend or Love?
Genç KurguKetika ego tak bisa dikendalikan Persahabatan yang telah dijalin lama, harus menjadi korban. Belum lagi, saat salah satu darinya mengenal cinta. "Serapuh itukah bersahabat dengan lawan jenis?" Tentu tidak. Namun kedua remaja ini tak bisa mengendali...