5. Kecil

231 51 74
                                    

Terkadang sesuatu yang kecil lebih bermakna daripada sebongkah emas yang berharga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang sesuatu yang kecil lebih bermakna daripada sebongkah emas yang berharga

***

Charisa turun dari motor Deven, ia melepas helm-nya namun tak kunjung masuk ke dalam rumahnya. "Ngapa diem aja? Masuk sana," titah Deven dengan sedikit terkekeh dan mengetuk dahi Charisa.

"Iye iye, makasih ya. Eh Ven tau gak, si ..."

"Udah-udah, sana masuk dulu. Nanti chat atau telepon aja di rumah," potong Deven membalikan badan Charisa dan sedikit mendorongnya. "Dasar! Yaudah bye titisan kepiting!" balas Charisa melambaikan tangannya seraya masuk ke dalam rumah.

Deven melajukan motornya menuju rumahnya, hanya berbeda beberapa meter dari rumah Charisa.

***

"Iya kan, gue bilang juga apa," ujar Charisa sambil berjalan menuju kantin. "Tapi sebenernya dia masih ada rasa gak sih?" Deven dan Charisa kini sedang ber-ghibah ria tentang teman-temannya.

"Ngomongnya sih enggak, tapi ya liat aja kelakuannya aneh banget gak sih," timpal Charisa sambil memeriksa notifikasi di handphonenya, Deven hanya mengangguk sambil terus berjalan menuju kantin.

"Lo mau pesen apa?"

"Spaghetti tulang aja deh," balas Charisa, Deven pun memesan makanan untuk keduanya. Suasana kantin pagi ini memang tidak terlalu ramai seperti biasanya, sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan tempat duduk.

Charisa melihat timeline di sekolahnya, rupanya minggu depan akan ada acara besar-besaran di sekolahnya. Dan tentunya band milik Natalie akan ikut serta dalam acara itu.

Duk

"Makanan datang, nyonya"

Charisa langsung mengambil mangkuk berisi spaghetti miliknya dan segera melahapnya. "Katanya Minggu depan bakal ada acara ya di sekolah?"

"Biasalah endorse-an," balas Deven singkat. "Endorse-an apa?" Charisa masih penasaran, karena ia malas menyelidikinya di lapak Instagram sekolahnya

Deven menyuruh Charisa mendekat, ia membisikan sesuatu, "Pembalut."

"Hah!?" Charisa terkejut, maksudnya bagaimana? Ia tak mengerti. "Ih kan hari wanita sedunia," pungkas Deven. Charisa hanya manggut-manggut mengerti.

"Hey dude!" Seseorang datang entah dari arah mana dan langsung duduk di sebelah Charisa.

"Gue ada good news buat kalian!" seru Kenzo dengan antusias, Deven hanya mengangkat satu alisnya penasaran dengan berita dari Kenzo.

"Kalian berdua kepilih buat mewakili sekolah di pertandingan Karate tingkat Kota!" Charisa dan Deven membelalakan matanya kemudian saling menatap. Mereka berdua merentangkan tangannya dengan ekspresi senang dan excited kemudian berpelukan dan saling memberi apresiasi satu sama lain.

Friend or Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang