2. Gadis

377 71 77
                                        

Hari ini di hari Minggu yang cerah, Charisa dan Nashwa sedang berada di rumah Deven. Mereka sedang berlatih jurus karate, dengan Nashwa sebagai pembimbingnya. Jangan salah, Nashwa lebih menguasai jurus-jurus dalam karate dibanding Deven dan Charisa. Bahkan ia sudah mendapat sabuk coklat Strip 2. Alasan Charisa mengikuti ekskul karate adalah karena ingin sama seperti kakaknya, juga agar bisa melindungi diri.

Kalo kata Charisa, "Keren aja gitu cewek berhijab, cantik, imut-imut, jago karate. Kayak langka aja gitu, apalagi sangar banget kalo udah jadi pembimbing."

Tak bisa dipungkiri, Nashwa memang sangat galak saat menjadi pembimbing. Matanya menunjukan sorot tajam, tangannya dilipat di depan dada, wajahnya yang judes juga menambah aura sangar dari Nashwa.

"Si curut mana sih!? Udah jam segini kok belum dateng!?" sentak Nashwa tiba-tiba.

Glek

Charisa dan Deven menelan ludahnya kasar. "Mampus, Cha," bisik Deven pelan, sangat pelan.

"Kasian si curut," balas Charisa cekikikan. Bahkan mereka yang berbincang dengan suara pelan dan jarak yang dekat pun dapat di dengar dengan pendengaran tajam Nashwa.

"Gak usah bercanda!" tegas Nashwa, sangat tegas sampai keduanya tersentak dan menghentikan perbincangannya.

"Haii, maaf gue baru dateng. Ada beberapa kendala tadi." Suara bariton itu terdengar dari arah pintu ruangan.

Kedatangan laki-laki itu langsung disambut oleh tatapan tajam milik Nashwa. Wanita berhijab nan anggun itu berubah menjadi seperti beruang yang siap menerkam mangsa di depannya.

Nashwa mendekat ke arah pria muda itu, ia melipat tangan di depan dadanya.

Tap

Tap

Tap

Keadaan ruangan yang sunyi membuat suara langkah kaki Nashwa terdengar begitu jelas, ia melangkah dengan santai namun cepat.

Tep

Nashwa berhenti di depan pria itu, ia masih menatapnya tajam. Sedetik kemudian Nashwa mengubah raut mukanya menjadi wajah yang diimut-imutkan. Nashwa memegang pinggangnya dengan kedua tangan.

Ia menyipitkan matanya lalu berkata, "Kenapa baru datang babe? Apa kamu kemarin ketiduran sampe gak liat waktu jadwal latihan hari ini? Hm?"

Nashwa berbicara sembari tersenyum-senyum, namun terlihat seperti senyuman iblis yang menyeramkan di mata Kenzo.

"Ta-tadi aku itu, Kak ... anu ..."

"Anu kenapa, beb? Sekarang, kamu duduk disana, dengarkan Kakak menjelaskan." Raut wajah Nashwa kembali menyeramkan saat di kata 'sekarang' dan ia menunjuk sebuah kursi yang diduduki oleh Charisa dan Deven.

"Ba-baik, Kak." Kenzo cepat-cepat pergi dari hadapan Nashwa, agar ia tak lebih lama menatap wajah sinis Nashwa. Ia langsung duduk di tempat duduk yang Nashwa tunjukkan tadi.

"Cari masalah kok sama Kak Nashwa, bosen hidup lo?" celetuk Deven dengan berbisik pada Kenzo. Spontan Deven mendapat pelototan dari Kenzo.

"Kakak tegaskan sekali lagi untuk kalian, tolong banget ... kalo kalian serius mau latihan, kalian harus datang tepat waktu. Karena itu bisa buang-buang waktu dan buat temen kalian yang lain menunggu. Yah Kenzo yah? Benar, 'kan apa yang aku bilang?" jelas Nashwa.

"I-iya, Kak benar," jawab Kenzo singkat sambil menundukan kepala.

"Terus kenapa tadi kamu terlambat? Apakah dijalanan macet? Atau kamu disuruh bersihin kandang ayam dulu sama si Babeh?" ucap Nashwa menanyakan fakta.

Friend or Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang