Siapkan mental kalian buat baca part ini!
Jangan baca pas lagi puasa ges, ntar batal
Dari dua mulmednya udah tau kali isi part ini gimana?~~~
"Tapi dia masih cinta sama Naura, Cha," lanjut Natalie."APA?"
Charisa tidak sengaja memekik keras setelah mendengar ungkapan dari Natalie, ia buru-buru menutup mulutnya. Tetapi percuma saja karena sudah terlanjur diperhatikan oleh siswa dan siswi lainnya.
"Apa!? Wah brengsek tu cowok! Gue harus bicara sama dia," ujar Charisa sekali lagi dengan suara yang lebih dipelankan. Namun saat ia hendak melangkah, Natalie tiba-tiba mencekal tangan Charisa dan membuat langkahnya terhenti.
Natalie menggeleng pelan dengan wajah datarnya, ia tidak mau jika nanti Charisa malah membuat keributan dan berujung dengan wajah Rafael yang lebam karena sudah dipukul sampai babak belur oleh Charisa. Jangan menantangnya, atau kau akan berakhir di ruang UGD. Tenaga gadis itu memang tidak bisa diragukan lagi.
"Apaan sih!? Lepasin! Gue mau samperin dia, biar tau rasa tu cowok," timpal Charisa menepis tangan Natalie dan melangkah lebar-lebar.
Namun nyatanya langkah Charisa masih kalah cepat. Natalie berhasil menyamai langkahnya dan menghentikan aksi gadis itu untuk ke dua kalinya.
"Jangan, Cha! Udah deh, lagian ini juga urusan gue," timpal Natalie dengan tegas menegur Charisa.
Gadis dengan rambut yang digerai itu menghentikan langkahnya lagi dan membalikkan tubuhnya ke arah Natalie. Ia memegang kedua bahu Natalie dan menatapnya lekat.
"Nat ... urusan lo, urusan gue juga," tuturnya dengan telunjuk yang menunjuk ke arah Natalie kemudian menunjuk dirinya sendiri. Natalie hanya bisa terdiam sambil menunggu kelanjutan dari kalimat tersebut.
"Ya kecuali kalo urusan lo itu perihal ngasih makan ke kandang harimau, gue gak akan ikut campur mon maap masih sayang nyawa," sambung Charisa mengangkat kedua telapak tangannya setinggi dada.
"Nah jadi ... biarkan gue, Charisa ngasih pelajaran ke anak itu," pungkasnya.
Charisa hendak meninggalkan Natalie, namun lagi-lagi untuk ke tiga kalinya Natalie menghadangnya lagi. Natalie kini tiba-tiba mencengkram kerah baju Charisa dengan sebelah tangannya.
"Dan dengan yang lo lakukan sekarang, lo udah ngancem nilai lo sendiri, bodoh! Lo mau diskors hah!? Tahun lalu gue, Deven dan Kenzo ngebiarin lo ngebela adek kelas yang di-bully sama si Siska, dan apa yang terjadi?" Natalie sengaja menggantungkan perkataannya, ia melepaskan cengkeramannya pada kerah baju Charisa. sebelah tangannya beralih menunjuk ke arah pundak Charisa dengan sedikit mendorongnya.
"Lo udah buat anak orang nyaris lumpuh! Untung aja orang tua adek kelas itu ngebela lo, Cha. Kalo nggak? Udah di drop out lu anjir!" lanjut Natalie.
Charisa masih ingat dengan jelas saat ia melihat Siska dan kawan-kawannya sedang merundung salah satu adik kelasnya di toilet perempuan. Charisa juga masih ingat saat ia menghabisi semua perundung itu dengan ilmu bela dirinya, emosinya sudah tersulut duluan. Dia sengaja merencanakan penyerangan ini dari awal untuk memberi pelajaran pada Siska.
Namun apa yang terjadi? Kaki Siska nyaris tidak bisa digerakkan, karena Charisa sempat menggoreskan cutter para bagian kakinya dan menginjak-injaknya sampai Siska kesakitan.
"Niat lo emang bener mau bantu orang, tapi caranya salah! Dulu gue masih maklum karena si Niva juga udah mental breakdown terlalu sering di-bully sama Siska. Tapi ini? Perihal cinta tak terbalas doang, Cha! Lo jangan sampe buat anak orang mati!" Entah apa yang merasuki pikiran Charisa saat itu sehingga ia bertindak seperti seorang psikopat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend or Love?
Novela JuvenilKetika ego tak bisa dikendalikan Persahabatan yang telah dijalin lama, harus menjadi korban. Belum lagi, saat salah satu darinya mengenal cinta. "Serapuh itukah bersahabat dengan lawan jenis?" Tentu tidak. Namun kedua remaja ini tak bisa mengendali...