Chapter 14 - Past Never End

2.1K 214 19
                                    

Enjoy reading
xoxo, io
March 27, 2021 - 11.20PM
======

Runaway!

Dia tidak sepenuhnya salah. Oh, okay, he's right!

"Why?"

Kini, aku yang membiarkannya berbicara sendiri. Entah apa yang akan dia lakukan, dia mulai mendudukkan dirinya, tepat di sampingku. Tatapanku masih sama, begitu tajam padanya. Jelas sedari tadi dia tidak peduli akan tatapanku itu, bahkan sekarang tangannya terlihat bergerak. Oh, no. Sungguh aku membenci apa yang dia sedang lakukan. Mengelus pipiku, juga berkata, "I found you, that's the important thing."

Tidak lama dia mengelus pipiku. Detik berikutnya dia kembali berdiri tegap, menatapku sesaat, lalu membalikkan tubuhnya juga melangkah. Aku tahu pintu keluar yang dia tuju.

"You're the cruelest man I ever met."

Satu kalimat dariku berhasil menghentikan langkahnya. Bukannya aku ingin dia tidak meninggalkanku, but, jauh di dalam sana, aku menginginkan jawaban darinya. Sesuatu yang membelengguku walau aku berusaha menguburnya, but I always fail!

"Dan aku menyesal telah bertemu denganmu."

Dia masih berdiri membelakangiku, beberapa langkah jauhnya dari posisi tempat tidur di mana aku terikat di sana.

"Don't make me hate you for the rest of my life."

"Just let me go."

"Or..."

"Or what?" potongnya cepat walau dia masih belum membalikkan tubuhnya.

"I'll kill you, right here, right now."

Tawa kecilnya yang terdengar.

"Really?"

"I swear I'll kill you."

"Dengan apa?"

Aku yang tertawa kecil sekarang. Detik berikutnya, dia berbalik, berjalan santai ke arahku, lalu duduk di pinggiran tempat tidur. Tatapan yang tidak kumengerti yang terlihat darinya.

Emosiku kembali naik, saat tangannya kembali mengelus pipiku.

"Don't touch me."

"Hmm."

"Don't you dare touch me."

Dia masih saja mengelus pipiku, seperti tidak ada gangguan walau aku kembali menatapnya tajam.

"Siapa yang boleh menyentuhmu?"

"Dia?"

Entah siapa Dia yang dimaksud! I don't care anyway!

"Who is he?"

"Apa dia jauh lebih baik dariku, baby girl?"

"He's damn good racer. Bisa lepas dari kejaranku. Or, I could say, he's lucky."

"But, where's he?"

"Dia tidak bisa menjagamu. See, you're here now."

Aku masih terdiam. Jika memang laki-laki yang memintaku membuat antidote untuknya itu yang dimaksud, aku tidak tahu harus memberikan respons apa. I don't know him. Bahkan aku tidak tahu hal simple itu, namanya yang aku maksud. Forget it!

"Nobody can't take you away from me."

Aku membencinya, sungguh! Bahkan dia terus saja mengelus pipiku. Dan rontaanku begitu hebat saat dia mulai mendekatkan wajahnya, juga berbisik, "You're still mine, and always be mine."

The Band!t In Suit - #hackerseries 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang