Chapter 55 - Into Your Arm

941 116 13
                                    

One more update.
Enjoy reading.
xoxo, io
March 28, 2022 - 12.09am

Soundtrack: Into your arm by Witt Lowry ft. Ava Max

======

Family?

Yang aku tahu kata itu berarti cinta, tidak saling menyakiti apalagi melukai. Kasih sayang ada di sana.

Support each other.

Encourage each other.

Apalagi? Satu yang pasti saat semua orang di luar sana berperan sebagai antagonis, family adalah kata lain dari home di mana kita bisa kembali kapan pun dan sambutan hangat selalu ada di sana.

And his family?

Saat pertama bertemu dengan mereka, aku tidak dapat berkata banyak. Maksudku hanya sedikit yang aku bicarakan dengan mereka. Tidak banyak kesempatan, oh mungkin his little girl, Ponytail adalah pengecualian.

Berbicara tentang his brother, aku tidak yakin laki-laki yang dipanggil guardian daddy oleh gadis kecilnya itu yang melakukannya. The shooter, I mean. Dan apa masalahnya jika dua bersaudara itu berselisih? Persaingan untuk memperebutkan kekuasaan akan bisnis keluarga? Siapa layak jadi penerus sang ayah?

Orion tidak seperti itu. I don't know. Tapi aku yakin dia tidak memperebutkan hal seperti. Dan satu yang pasti his brother loves him. Aku masih ingat akan kisah kecil darinya. Tahu maksudku?

Perlahan aku melepaskan tanganku dari wajahku. Menoleh ke arahnya yang memang sedang menatapku hingga mata abu-abunya yang selalu berhasil menarikku begitu dalam itu yang terlihat.

"Your family?"

Suaraku begitu pelan tapi aku yakin dia mendengarku dengan baik. Dia tidak memberiku jawaban, tetapi dari uluran tangan kanannya dan lengan kirinya yang masih pada posisi sama sebelum aku mendudukkan diriku dan terisak itu aku tahu maksudnya. 'Come to me, Pandora'. More or less seperti itu.

Begitu otomatis. Tidak ada penolakan dariku hingga perlahan aku membaringkan tubuhku juga menyandarkan kepalaku kembali di lengan kirinya. Posisiku miring menghadapanya. Oh, dia melakukan hal sama denganku hingga dada kami beradu.

Aku ingin bersuara, namun aku mengurungkannya saat jari-jarinya mulai mengelus lembut pipiku. Kata yang tepat adalah mengusap pipi basahku.

"Your family?"

Mumbling. Hanya bibirku yang bergerak. Aku yakin dia mengalami hal itu. Feel so low. Dan mengungkapkan kenyataan sebenarnya padaku adalah hal yang begitu berat baginya. I understand. Jika memang itu adalah hal mudah, dia tidak akan begitu keras menahan emosinya akan pertanyaan tanpa henti dariku. Dan aku menyesal, sungguh!

Pertama baginya, juga bagiku, menangis juga terisak di depannya. Sebelumnya saat kami di pantai, dia pernah mengatakan kalimat manis itu. 'Please don't cry.' Walau dia tidak melihat secara langsung saat aku menangis. Hanya dari mata merahku yang sudah pasti dia yakin tidak hanya karena aku berenang di pantai tetapi juga karena aku menangis.

Girl for him!

Ya, itu yang membuatku menangis sebelumnya. Kalimat yang jelas yang ayahnya katakan padaku. And now, I'm crying again for the same reason.

The Band!t In Suit - #hackerseries 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang