Chapter 66 - The Eternal Flame

1K 127 25
                                    

Enjoy reading
April 12, 2022 - 5.54PM
xoxo, io
======

Keep walking.

Hanya itu yang ada di benakku.

I think I'll be alright!

I think I'll be fine!

Like I always be!

Again, keep walking.

Masalahnya adalah aku tidak dapat melakukannya lagi. Bukannya aku terjatuh dengan tubuhku yang memang belum stabil dan demamku masih juga tinggi, tetapi kurasakan seseorang meraih tubuhku, oh, tidak hanya itu, dalam hitungan detik tubuhku terangkat, seseorang mulai membopongku, bridal style!

Him!

Ya, him!

Laki-laki yang baru saja aku tinggalkan di tempat tidurnya. Dia menatapku tanpa kata, oh, I don't know, aku tidak dapat membaca ekspresinya sekarang. Satu yang pasti aku masih terdiam menatapnya saat dia mulai melangkah.

Kupikir dia akan menatap lurus, tidak, masih menatapku yang membuatku kembali bersuara. Aku tidak tahan dengan semua ini, sungguh! Begitu sakit di dalam sana!

"I'm sorry," ucapku begitu pelan, "I'm really, really sorry that I've crossed your borderline."

Seperti tidak bosan, aku mengucapkannya, berharap ada sedikit maaf darinya, berharap kami baik-baik saja seperti perdebatan di antara kami tidak pernah terjadi.

Aku berusaha keras menahannya, sungguh. Air mataku itu yang aku maksud. Bahkan tidak ada tenaga bagiku untuk mengusapnya saat dia masih menatapku seperti sekarang.

Begitu perlahan, dia mulai membaringkan tubuhku di tempat tidurnya. Posisi yang sama seperti sebelumnya. I don't know what to do! I don't know what to say! So, I remain silent.

Oh, jujur saja, melihat apa yang dia lakukan padaku sekarang membuat air mataku semakin membasahi pipiku. Tahu apa yang dia lakukan? Begitu hati-hati dia memasang kembali klep infus yang sebelumnya aku lepas dari tanganku. Dan saat rasa sakit itu kurasakan, walau aku tidak bersuara apa pun, yang mengejutkanku adalah suara pelan darinya itu.

"I'm sorry."

Aku yakin itu adalah refleks darinya, selayaknya takut aku tersakiti akan apa yang dia lakukan, walau tidak ada kesengajaan. Mungkin perubahan ekspresiku terlihat olehnya walau hanya sesaat. Dan aku? Masih terdiam menatapnya. Oh, pandanganku tidak beralih darinya yang sekarang tidak lagi duduk, tetapi membaringkan tubuh besarnya di sampingku, lalu...

Oh, God!

He hugs me!

So tight, tighter than before!

Bahkan membenamkan wajahku di dadanya saat posisi kami sudah miring berhadapan. Okay, chest to chest!

"I'm sorry," sudah kukatakan aku tidak bosan mengucapkannya, "I'm really, really sorry that I've crossed your borderline."

Memang tidak ada jawaban darinya, tetapi dari respons yang dia berikan, memelukku semakin erat, aku tahu ada perubahan darinya. In a good way, I hope!

"I'm really, really sorry that I've crossed your borderline."

Bukan dengan suara pelan, tetapi disertai dengan isak tangisku. Aku tidak dapat menahannya.

The Band!t In Suit - #hackerseries 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang