Chapter 62 - Hot as Hell

1K 126 41
                                    

2nd update
Enjoy reading
xoxo, io
April 8, 2022 - 5.04PM
======


Red floor!

Darahnya masih saja mengalir.

Aku tidak lagi menatapnya, tetapi refleks beralih pada tangannya, membuatku menunduk. Tidak dengan pandangan jernih, air mataku kembali menetes.

Aku tidak tahan melihatnya. Perlahan kuraih tangan besarnya. Membungkus tangan kanannya yang masih mengeluarkan begitu banyak darah itu dengan sleepwear dari bahan satin tipis dengan tali kecil di bagian pundak yang hanya menutup separuh panjang pahaku itu.

Tentu saja darah itu belum berhenti walau aku menarik semua bagian dari sleepwear-ku yang begitu tipis itu. Aku bahkan tidak peduli jika white panty yang aku pakai sedikit terlihat.

"It's still bleeding," gumamku dengan mendongak sesaat menatapnya, lalu kembali menunduk fokus pada lukanya.

Dari gerakan pelannya dia ingin aku melepas tangannya, tetapi aku semakin kuat mengenggam juga membungkus lukanya itu.

"It's fine," ucapnya pelan.

Bukannya tenang, air mataku semakin tidak terkontrol, bahkan isak tangisku mulai terdengar walau pelan. Dan apa yang dia lakukan? Bukan menarik kasar tangannya juga meninggalkanku, tetapi menarik tubuhku hingga begitu dekat, lalu memelukku begitu erat dengan tangan kirinya.

"I don't wanna fight anymore."

Responsnya adalah mencium lembut kepalaku. Aku masih terus menunduk, belum ada kekuatan untuk menatap wajah tampannya kembali.

"Let's get doctor Luke."

"It's fine."

Lagi, dia kembali bergerak pelan, ingin aku melepaskan tangannya. Aku kembali bertahan, tetapi kali ini berbeda. Dia melepaskan pelukannya juga tangannya dariku hingga sleepwear yang sedari tadi aku pakai untuk membungkus lukanya itu terlepas begitu saja. Bukan lagi ivory warna sleepwear-ku, tetapi merah darah hampir di bagian depan juga belakang, ya di bagian bawah.

Hal yang mengejutkanku itu membuatku kembali menatap wajahnya di saat yang sama, oh, juga mengusap kasar pipi basahku dengan punggung tanganku.

Satu helaan napas terlihat darinya. Hal yang membuat jantungku berdetak tidak beraturan seketika. Sudah pasti hal yang buruk akan dia ucapkan. Maksudku, buruk bagiku. Sudah pasti jawaban yang akan diberikan untukku atas permintaan di luar pemikiranku sendiri sebelumnya yang aku ucapkan dengan teriakan. Ya, 'fuck me' itu!

"It will not happen."

See!

Begitu keras juga kuat aku mengigit bibir bawahku. Refleks aku melakukannya.

"No. It will not happen."

Seperti ingin memperjelas dia kembali mengulangi kalimatnya. Dan saat aku menyadari tidak ada lagi kalimat lanjutan darinya, aku kembali bersuara pelan.

"Why?"

"You ask me why?"

"Ya, why?"

Sekali lagi helaan napas darinya itu terlihat. Sepertinya aku kembali menghidupkan api kemarahan darinya di dalam sana. To be honest, bukan itu yang aku inginkan, aku tidak ingin itu terjadi. Aku ingin berbicara dengan baik padanya. Seperti yang biasa kami lakukan. Tetapi topik pembicaraan yang begitu sensitive seperti sekarang yang jelas aku sudah memasuki garis batas merah darinya itu jelas tidak akan ada kata damai!

The Band!t In Suit - #hackerseries 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang