"Aku lelah mom," kataku pada ibuku. Kini aku duduk di teras depan rumahku dan membuka sekaleng soda.
"Yeah, aku juga." Ibuku ikut denganku duduk di teras. Dia mengelap keringat di wajahnya menggunakan punggung tangannya. Lalu meminum sekaleng soda yang sudah aku bukakan untuknya.
Ini hari ketiga kami membersihkan rumah ini. Hari pertama kami membersihkan debu-debu dan mengelap seluruh perabotan, agar kami bisa tidur di sana malam itu. Hari kedua kami memotong rumput, dan membersihkan area luar. Sekarang hari ketiga kami membersihkan kerak kamar mandi dan kerak dapur. Sekarang rumah ini telah bersih dan dapat digunakan.
"Aku menyesal kita pindah saat musim panas. Membuat kita semakin kelelahan," ujar ibuku.
"Lebih baik kita pindah di musim panas, dari pada musim dingin," kataku dengan santai.
"Aku harus mencari pekerjaan di sini," ucap ibuku.
"Apa yang bisa ibu kerjakan?"
"Entahlah, mungkin aku akan bertanya pada Bobby besok."
"Wait! Ibu tidak berpikir untuk menjadi waitress kan?"
Ibu mengangkat bahu. "Lagipula apa lagi yang bisa aku kerjakan? Sudah lama sekali sejak terakhir aku bekerja. Terakhir aku bekerja sebelum aku melahirkanmu."
"But, mom. Kau akan diremehkan saat bekerja di sana."
"Tidak akan ada yang meremehkan Catherine Adams."
"Okay, fine. Tapi jangan ambil shift malam. Hanya akan ada lelaki hidung belang yang menggodamu."
Ibuku tertawa.
"Mom! Aku serius."
"Okay, aku akan mencoba nanti."
Tiba-tiba ada bola baseball yang menggelinding di depanku dari arah kiri. Aku menoleh ke kiri dan mencari sumber bola itu berasal.
"Sorry. Aku tidak sengaja melemparnya ke rumahmu."
Nafasku tercekat. Laki-laki itu! Noah. Apakah dia tetangga di sebelah rumah? Tidak! Dua hari kemarin aku tidak melihatnya di sana.
"Hai. Kau anak Austin Elliot?" tanya ibuku pada Noah.
Noah berlari menghampiri kami dan mengambil bola itu.
"Yes, ma'am," jawab Noah pada ibuku.
Ibuku mengulurkan tangan pada Noah. "Catherine."
"Noah," katanya sambil menyambut tangan ibuku dan mengenalkan dirinya.
"Dan ini anakku Star Allen," ucap ibuku sambil menyuruhku untuk berdiri.
"Kami sudah pernah berkenalan sebelumnya," kata Noah.
"Oh, begitukah? Ternyata Star lebih cepat berkenalan dengan tetangga."
"Apakah kalian pembeli rumah kakek nenek Adams?" tanya Noah.
"Oh, bukan. Aku anaknya," ujar ibuku.
"Sorry, aku tidak sengaja melempar bola ini. Aku sedang bermain dengan saudaraku, Jake."
"Tak masalah," jawab ibuku sambil tersenyum.
Noah menatap mataku dan tersenyum. Dia membuka mulutnya dan berkata "twice" tanpa suara. Aku tidak menyangka dia adalah tetanggaku. Kalau begini bagaimana bisa aku menghindarinya?
"Aku harus kembali, adikku telah menungguku," ujar Noah lalu dia pergi ke halaman rumah sebelah. Ada seorang anak kecil di sana, seperti masih elementary school. Itu pasti adiknya, Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )
Teen FictionAkibat perceraian kedua orang tuanya, Star Allen harus pindah bersama ibunya dari New York ke Wilmington, kota kecil di North Carolina. Star harus bertahan hidup dengan kesederhanaan, belum lagi dia harus menghadapi fakta bahwa hatinya jatuh pada pr...