27 : Competition

514 80 71
                                    

This is the day! Kompetisi olahraga antar sekolah. Karena aku sudah tidak berlatih selama dua minggu, aku tidak diizinkan Joanna untuk mengikuti kegiatan cheerleaders ini. Sebenarnya aku sedih, tapi bagaimana lagi, karena Joanna sudah mengatur formasi dan gerakan bersama anggota yang lain. Tidak mungkin aku tiba-tiba bergabung bersama mereka sehari sebelum pertandingan.

Hari Sabtu ini, aku hanya menjadi penonton saja. Kakiku sudah sembuh, sehingga aku dapat membawa mobilku sendiri ke sekolah. Meskipun Joanna tidak mengizinkan aku ikut kegiatan, tapi dia mengizinkan aku untuk berada di pinggir lapangan, untuk dapat melihat pertandingan dari dekat.

Aku dapat melihat kedua sahabatku dari tempatku duduk. Joanna bersorak dengan pompom-nya bersama anggota Union Queens yang lainnya di pinggir lapangan. Sedangkan Ellen sedang mengambil beberapa foto dengan kameranya untuk liputan majalah sekolah. Aku juga melihat Ethan tadi pagi saat sedang memberi kata sambutan sebagai tuan rumah, tapi setelah itu dia menghilang entah ke mana.

Pertandingan hari ini adalah pertandingan basketball. Para atlet sudah berada di lapangan, dan sedang bertanding babak kedua, quarter keempat, pertandingan sudah hampir berakhir. Aku dapat melihat Noah sedang bermain.

Setelah babak sebelumnya berjalan dengan hasil seri, sekarang tim UHS bermain lebih serius. Mereka mulai mengungguli skor lawan. Noah terlihat sangat serius saat bermain. Dia sudah mencetak beberapa skor sedari tadi. Noah juga terlihat berkali-kali lipat lebih keren saat sedang serius bermain basket. Aku akui pikiranku memang busuk! Seharusnya aku menendangnya jauh-jauh dari otakku.

Peluit tanda permainan berakhir telah berbunyi. Sorakan bahagia terdengar dari tribun penonton. Aku ikut berdiri dan bersorak untuk kemenangan kami. UHS memenangkan pertandingan ini. Ellen mengambil beberapa foto di tengah lapangan, untuk mengabadikan momen selebrasi para atlit.

Joanna menghampiriku, masih menggunakan seragam Union Queens dan membawa pompom-nya.

"Setelah ini, kau akan kemana, Star?" tanya Joanna dengan antusias.

"Entahlah, kau sendiri?" tanyaku kembali pada Joanna.

Joanna mendekatiku, dan berbisik di telingaku.

"Aku akan berkencan dengan Ivan," bisik Joanna.

Aku membelalakkan mataku. Ivan mengajak Joanna kencan? Sungguh! Ini berita mengejutkan!

"Kapan Ivan mengajakmu kencan?" selidikku.

"Kau ingat saat makan di restoran ayahku? Aku bertukar nomor dengannya, lalu dia menghubungiku dan mengajakku kencan hari ini," jelas Joanna dengan bersemangat. Matanya berbinar-binar, sepertinya dia sangat menyukai Ivan.

"Semoga kencanmu lancar dengan Ivan," kataku tulus.

Joanna menganggukkan kepalanya. "Thanks, Star. Aku pemisi ganti baju dulu," ucap Joanna.

Aku menganggukkan kepalaku. Joanna pun pergi bersama teman pemandu sorak yang lain.

Aku masih berdiri di pinggir lapangan, mengamati kesenangan para atlet atas kemenangan mereka. Lalu tanpa sengaja, mataku dan Noah saling bertatapan. Sepersekian detik setelahnya, Noah menarik Ellen yang sedang mengambil foto. Dia memeluk pinggang Ellen, dan mendekatkan ke tubuhnya. Dia mencium Ellen tepat di tengah lapangan, di depan mataku. Dia sengaja melakukan itu, aku tahu itu.

Mata Noah menatapku, meskipun bibirnya sibuk dengan ciumannya bersama Ellen. Aku membalikkan tubuhku, aku tidak sanggup menyaksikan itu. Dadaku sesak, mataku terasa panas yang menandakan air mataku akan tumpah sebentar lagi. Aku memejamkan mataku. Aku mengatur nafas, aku tidak boleh menangis karena Noah!

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang