6 : Fireworks

833 144 27
                                    

Aku sedang berada di Bobby's, aku menunggu ibuku selesai bekerja. Ternyata Bobby's saat sore hari lebih ramai dari pada saat malam hari. Aku masih menyesuaikan kehidupan di kota ini, kota kecil ini begitu di atas pukul 9 malam, tampak begitu mati. Hampir semua orang sudah berada dalam rumahnya masing-masing, berkumpul dengan keluarga. Sedangkan New York lebih hidup saat malam. Klub malam, restoran dan bar baru hidup saat malam hari.

Bobby's memiliki tiga orang yang bekerja sore ini. Bobby, pria paruh baya bertubuh gemuk itu sedang berada di meja kasir, melayani beberapa pelanggan yang ingin membayar. Ibuku sedang melayani seorang pelanggan wanita. Dan seorang lagi pegawai paruh waktu, bernama Eric sedang membawa nampan untuk mengantar pesanan. Eric masih muda. Sekitar usia 20 tahunan. Tubuhnya kurus, berkaca mata, dia sangat cekatan dalam melayani para tamu. Kata ibuku, Eric adalah orang asli Wilmington, dan sedang kuliah di Rhode Island. Selama summer break, Eric membantu bekerja di sini karena Bobby's di musim liburan bisa sangat ramai.

Hari ini Bobby's akan tutup lebih awal. Seluruh penduduk kota ini akan berkumpul di downtown dan merayakan America's birthday, yeah sekarang July, 4th. Menurut ibuku, warga kota ini memiliki rasa nasionalisme yang kuat, sehingga semua orang hari ini akan menonton Blues & Jazz Concert di downtown sepanjang hari untuk merayakan hari kemerdekaan Amerika. Dan juga saat malam nanti akan ada fireworks show.

"Okay guys. Last order," ucap Bobby dengan lantang, yang menandakan dia tidak akan menerima pesanan lagi.

Semua pelanggan Bobby pun segera menghabiskan makanannya.

"Catherine, kau boleh pulang sekarang, ini spesial. Anakmu tidak pernah merayakan 4 Juli di sini. Ajak anakmu ke downtown. Aku bisa menanganinya sekarang bersama Eric," ujar Bobby kepada ibuku.

"Thanks Bobby," ujar ibuku, lalu ibuku ke belakang untuk berganti pakaian. Tak lama kemudian ibuku keluar dan menghampiriku.

"Ayo kita berangkat," kata ibuku kepadaku.

Aku pun beranjak dari kursiku dan mengikuti ibuku ke mobil. Aku yang akan menyetir mobil kami ke downtown. Kemarin aku bertanya pada Noah, ternyata dia juga akan ke sana bersama ibu dan adiknya. Sedangkan ayahnya tidak ikut karena harus bekerja, demi hidup keluarganya.

Ternyata begitu aku tiba di downtown, kondisi di sana sudah sangat ramai, wajar saja karena sebenarnya konser telah dimulai sejak siang tadi. Sekarang jalanan sudah banyak yang ditutup dan menjadi tempat parkir mendadak. Banyak mobil yang parkir di tengah jalan begitu saja. Aku pun juga memarkir mobilku di tengah jalan di tempat yang masih kosong. Dari sana aku dan ibuku turun dan berjalan kaki menuju tempat konser.

Tempat konser yang aku bayangkan sangat jauh berbeda dengan yang aku lihat sekarang. Saat di New York, mereka akan berdiri menonton konser sambil berjingkrak-jingkrak. Tapi tidak di kota ini, mereka membawa tikar, dan duduk di atas tikar mereka.

"Mom, kita tidak bawa tikar," kataku pada ibuku.

"Yeah, sorry Star. Aku lupa jika beginilah kondisi menonton konser di sini."

Aku mencari Noah berharap kami bisa bergabung bersama di tikarnya. Tapi aku sulit menemukan dia, dengan begitu banyaknya orang di sini. Aku pun mengeluarkan ponselku dan menghubunginya.

"Hai, Star. Di mana kau?" tanya Noah di ujung telepon.

"Hai, Noah. Bisakah aku bergabung bersamamu? Aku dan ibuku tidak membawa tikar."

"Tentu. Kau sudah sampai?"

"Ya, aku ada di pintu masuk."

"Aku akan menjemputmu."

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang