34 : Park

487 79 74
                                    

Aku masuk ke dalam rumah, ibuku belum pulang. Artinya masih di rumah Ellen, semoga saja semua berjalan dengan lancar.

Aku lapar karena aku belum makan siang, aku melihat ke dalam kulkas ternyata ada udang. Aku akan membuat aglio e olio ditambah sedikit udang untuk makan siangku. Mungkin ibuku akan datang sebentar lagi, sebaiknya aku membuat agak banyak.

Saat aku sedang memasak, benar saja ibuku datang. Ibuku mengenakan setelan rok selutut dan blazer warna abu-abu, dan juga stiletto warna hitam. Ramburnya yang panjang di kuncir rapi ke belakang. Aku belum pernah melihat ibuku serapi itu.

"Wow, apakah benar Anda adalah my mom?" kataku dengan nada mengejek.

"Jangan mengejek," tutur ibuku. Dia melepas stiletto-nya dan meletakkan tasnya di atas meja makan.

"Bagaimana? Apakah kau mendapatkan pekerjaan itu?" tanyaku penasaran. Tanganku masih sibuk mengaduk-aduk spageti yang sudah kuberi bumbu di atas wajan.

"Tentu saja. Catherine Adams telah kembali," ujar ibuku.

"Aku senang mendengarnya," ucapku.

Masakanku sudah selesai, aku meletakkan di dua piring berbeda. Satu untuk ibuku dan satu untuk diriku sendiri. Aku meletakkan kedua piring di atas meja makan.

"Mom, kau belum makan siang kan?" tanyaku, sambil melepas celemekku yang berwarna merah muda.

Ibuku mengangguk. Lalu ibuku pergi ke wastafel dan mencuci tangannya. Kami berdua pun duduk di meja makan dan menyantap masakan buatanku.

"Mom, aku bergabung dengan kursus fotografi di downtown," kataku pada ibuku. Lalu aku menyuap spageti ke dalam mulutku.

"Kursus? Apa kau akan serius dengan fotografi?" tanya ibuku.

Aku mengangguk, mulutku penuh, tidak bisa menjawabnya.

"Ya lakukan saja, asalkan kau benar-benar serius melakukannya. Jangan berhenti di tengah jalan," ucap ibuku.

Aku menelan makananku. "Tenang mom, Ethan mengenalkan aku dengan fotografi tadi pagi, dan aku sangat tertarik dan bersemangat saat mengambil foto. Lagi pula pemilik kursus fotografi adalah teman kakak Ethan," ucapku untuk meyakinkan ibuku.

"Kau punya uangnya?" tanya ibuku, "aku baru akan bekerja untuk Mr. Dawson, bulan depan."

"Yes, mom. Aku ada uang tabungan yang aku sisihkan dari uang sakuku selama ini," ucapku.

"Okay. Aku tak masalah, intinya kau harus serius. Oh ya, Star, bulan depan aku akan ke Los Angeles bersama Mr. Dawson dan ketiga konsultan seni lainnya," ucap ibuku.

"Iya, tak apa. Aku bisa sendiri," pungkasku.

Artinya dua hari lagi ibuku akan berhenti bekerja di Bobby's dan mulai bekerja dengan Mr. Dawson.

Ponselku bergetar di atas meja, ternyata pesan dari Ethan. Ethan mengajakku pergi untuk hunting foto lagi besok ke McRae Park. Aku setuju saja.

***

Keesokan harinya, Ethan menjemputku lagi pagi hari. Dia sekarang memakai kemeja motif kotak-kotak berwarna merah. Dia selalu memunculkan pesonanya sendiri. Sepertinya aku sudah tersihir dengan pesona Ethan. Aku tidak tahu pasti, entah sejak kapan, aku selalu berdebar saat bertemu Ethan. Mungkin sejak menonton konser? Atau sejak aku kerja di toko ayahnya? Entahlah!

Hari ini ibuku masih ke Bobby's, dan besok adalah hari terakhirnya. Setelah berpamitan, aku dan Ethan pergi ke McRae Park. Setelah sampai, kali ini Ethan mengambil dua kamera dalam tasnya.

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang