44 : Recording

510 69 91
                                    

Kondisiku masih setengah sadar. Aku tidak mimpi kan? Kuusap mataku kasar. Tidak! Aku tidak bermimpi. Ethan berdiri di depan kamarku.

"Tidur bersamaku?" tanyaku mengulangi pertanyaan Ethan.

"Aku bisa tidur di bawah." Ethan melirik ke lantai kamarku.

"Memangnya kenapa dengan kamar tamu?"

"Red menghabiskan banyak tempat, dan Mike mendengkur dengan keras. Aku tidak bisa tidur, padahal nanti aku harus rekaman," jelas Ethan. Wajahnya memelas, membuatku kasihan padanya.

Aku menoleh ke kasurku. Kasurku sebenarnya ukuran queen, bisa untuk dua orang. Aku mengigit bibir bawahku. Apa yang akan terjadi jika aku sekamar dengan Ethan?

"Apa kau keberatan?" tanya Ethan memecah lamunanku.

Aku menoleh kembali ke wajah Ethan. Wajahnya tampak lelah.

"Sebenarnya aku bisa tidur di sofa ruang tamu, tapi di sana begitu banyak barang. Aku terlalu lelah untuk memindahkan barang malam ini," ucap Ethan lagi.

Aku melihat ke arah ruang tamu yang dapat terlihat dari balik tubuh Ethan. Ada beberapa tas entah milik siapa yang diletakkan di sofa ruang tamu.

"Okay, masuklah." Aku mengizinkan Ethan tidur di kamarku malam ini. Memang kasihan sekali dia.

Ethan pun masuk ke dalam kamarku, kemudian aku menutup pintu kamar. Dia duduk di kursi meja belajarku, dan aku duduk di pinggir kasur. Suasana ini, sangat canggung. Aku tahu, aku adalah pacarnya, tapi kami tidak pernah berdua bersama dalam satu kamar tertutup seperti ini.

"Apa kau punya selimut? Aku bisa tidur di bawah dengan alas selimut," ucap Ethan.

"Apa kau masalah jika tidur seranjang denganku?" tanyaku dengan jelas. Aku menelan ludah, menunggu jawaban Ethan.

"Apa kau keberatan?" Bukannya menjawab, Ethan bertanya kembali padaku.

Aku menggelengkan kepala. "Tidurlah di sini, kasurku cukup luas untuk kita berdua," kataku sambil menepuk kasur, sebagai tanda agar Ethan pindah ke sini.

Ethan pun berjalan mendekatiku. Kemudian, kami berdua berbaring di atas kasur yang sama dan di bawah selimut yang sama. Ethan berbaring di sebelah kiriku.

"Apa kau merasa canggung?" tanya Ethan.

"Sedikit," jawabku jujur.

Tangan Ethan bergerak memeluk tubuhku dan dia membenamkan kepalaku ke dalam dadanya yang bidang.

"Aku tidak akan melakukan apapun padamu, Star. Tidurlah." Ethan setengah berbisik di telingaku.

"Apa karena aku tidak menarik?" tanyaku penasaran.

"Bukan, bukan begitu. Kau menarik, hanya saja aku tidak akan melakukan apapun tanpa kau menyetujuinya. Sekarang tidurlah, kau pasti lelah," jawab Ethan, lalu dia mengecup puncak kepalaku.

Ya, kami sama-sama lelah. Aku pun tertidur dalam pelukan Ethan malam itu.

***

Alarm ponselku berbunyi di atas nakas, aku bergerak hati-hati agar Ethan tidak terbangun. Aku mengamati wajah Ethan, Ethan sudah tidak menggumamkan nama Daisy lagi dalam tidurnya. Aku harap Ethan bisa bahagia dan bisa terlepas dari masa lalunya.

Tok! Tok!

Terdengar suara pintu kamarku diketuk, aku turun dari kasur perlahan dan membuka pintu. Joanna berdiri di depan pintu kamarku. Dia melirik sekilas ke arah kasurku, dan spontan mulutnya menganga karena melihat Ethan tidur di atas kasurku.

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang